Berbincang-bincang dengan ilmuwan seperti Bapak Khoirul Anwar seringkali membuat kita lupa bahwa putra asli Indonesia ini telah memberikan kiprah dan prestasi dunia, dikarenakan kesantunan dan kerendahan hati saat beliau bertutur tentang perjalanan akademis dan karir di bidang telekomunikasi hingga berhasil menjadi assisten Profesor di usia 31 tahun. Setelah menamatkan gelar kesarjanaan di tanah air, beliau berkesempatan melanjutkan jenjang master dan doktoral di Nara Institute of Science and Technology. Sosok yang memiliki spesialisasi di bidang Network Information Theory, Correction Coding, Turbo/Iterative Processing, MIMO systems, Nonlinear Distortion, dan Spreading Code Design ini melanjutkan karier akademisnya sebagai Assistant Professor di JAIST, Jepang. Atas inovasi dan berbagai penelitian yang dilakukannya, beliau meraih berbagai penghargaan seperti Bakrie Award, SustaiN 2011 Best Paper di Advanced Technology, International Conference on SustaiN, Kyoto University, Award for Innovation di Congress of Indonesian Diaspora (CID), Los Angeles, USA dan Best Paper untuk Kategori Young Scientist pada IEEE VTC yang di Taiwan. Kini, penemu teknologi 4G berbasis OFDM dan pemilik paten teknologi Broadband yang menjadi standar internasional ITU tersebut bermukim di Jepang bersama Istri tercinta Ibu Sri Yayu Indriyani dan tiga orang putranya. Berikut sekelumit kisah hidup dan pemikiran beliau seperti yang dituturkan sendiri olehnya:
- Apakah bisa anda menceritakan sedikit kisah masa kecil, bagaimana dulu anda bersekolah, dan lingkungan tempat anda dulu dibesarkan?
Saya lahir dan besar di sebuah desa di Kediri, Jawa Timur. Setiap hari membantu orang tua bekerja di rumah dan di sawah. Setiap pagi setelah bangun, sholat subuh, kemudian menyapu halaman, membersihkan kandang sapi, mandi, makan baru berangkat sekolah. Kadang-kadang saya mengantarkan dua ekor sapi ke sawah untuk digunakan membajak sawah. Sepulang sekolah, saya menuju masjid dan membunyikan bedug untuk sholat dhuhur, baru pulang makan siang. Setelah itu istirahat sebentar sambil menyiapkan buku sekolah untuk esok hari dan mengerjakan PR. Setelah itu saya ke sawah lagi bersama orang tua.
Pulang dari sawah di waktu ashar, lalu saya mandi dan membunyikan bedug ashar kemudian adzan. Bedug dan adzan ini dijadikan orang-orang di sawah sebagai tanda waktunya pulang dari sawah. Saya pernah menabuh bedug ashar terlalu cepat dan kemudian dimarahi oleh orang kaya, pemilik tanah, karena menyebabkan para pekerja di sawah pulang cepat.
Di sekolah, saya senang membaca, dan menggambar. Saya pernah juara baca puisi dan juara menggambar dan sampai masuk level ke kecamatan. Buku bacaan saya pinjam dari perpustakaan sekolah. Ada buku yang saya masih ingat sampai sekarang karena waktu itu saya takut apa yang digambar benar-benar akan terjadi yaitu, tentang menanam tomat. Sang ilustrator menggambarkan tomat tumbuh di kepala, padahal maksudnya hanyalah sebuah ide yang muncul di kepala tentang anak kecil yang menanam tomat.
Saya juga mencari rumput di sawah untuk beberapa ekor sapi di rumah. Kadang-kadang saat mencari rumput, saya ingat dan merenungkan buku-buku yang saya baca. Saya pernah ingat di sore hari mencari rumput di sela-sela tanaman kedelai, dan mencoba memahami formula Albert Einstein tentang energi E=mc^2. Saya berpikir, apakah dulu Einstein juga mencari rumput seperti saya?
- Menurut anda apa faktor terbesar dalam kesuksesan anda saat ini dan apa yang melatar belakangi penemuan anda di bidang teknologi?
Saya merasa ada beberapa faktor besar. Yang pertama doa ibu saya, apalagi ketika bapak telah meninggal dunia karena sakit liver (saat saya baru masuk SMP). Ibu bekerja sendirian menyekolahkan saya, membiayai, mencarikan bantuan mengantar ke kota terutama saat saya ingin sekolah di SMA favorit, SMA Negeri 2 Kediri di kota madya Kediri.
Faktor berikutnya adalah kesulitan hidup, sepeninggal bapak, saya melihat jika saya tidak berbuat sesuatu yang luar biasa, saya akan tetap berada di desa dan menjalani rutinitas harian yang sama. Saya telah banyak membaca buku, sehingga wawasan menjadi luas untuk menjadikan mandiri dan berani mengambil keputusan besar. Saya memilih SMA Negeri 2 Kediri, sebuah SMA favorit, meskipun di desa saya jarang sekali orang sekolah sampai SMA. Saya kemudian memilih ITB, meskipun di desa hanya satu atau dua orang saja yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
- Jika anda bisa menggambarkan pekerjaan yang anda geluti sekarang, terminologi apa yang akan anda pakai untuk mendeskripsikannya?
Saya menganalogikan pekerjaan ini sebagai “sebuah teko”. Teko ini bermanfaat jika bisa mengeluarkan isinya, baik itu, air, teh atau kopi sebagai bentuk kontribusi. Nah agar teko ini terus mampu memberikan isinya bagi masyarakat, saya harus selalu mengisinya siang dan malam dengan belajar lagi, bekerja lagi dan berinovasi lagi. Jangan sampai teko ini kosong isinya.
- Mengapa Sains yang menjadi pilihan anda?
Sains menjadi pilihan saya karena apa yang disampaikan oleh sains ini objektif, semua orang bisa melakukannya dan mendapatkan hasil yang sama. Hikmah yang terkandung di dalamnya benar-benar murni, karena ilham datang langsung kepada para ilmuwan dari Allah Subhânahu wa ta’âla. Ilmu-ilmu sains memang tidak mutlak kebenarannya sebagaimana ilmu agama (yang hanya diturunkan kepada Nabi dan Rasul), tetapi ilmu sains membantu memberikan wasilah (tools, alat) kepada manusia sehingga manusia lebih mudah dalam menjalani hidup ini. Jadi sains adalah media yang tepat untuk beramal secara luas dan insya Allah besar pahalanya.
- Dari banyak tulisan-tulisan semi populer yang anda tulis kami selalu melihat ada unsur sains yang anda sandingkan dengan sangat pas pada pemahaman dan keyakinan agama kita. Ini adalah fenomena yang jarang ditemui pada para saintis lain, mengapa anda menganalisanya dengan cara demikian?
Pertama, karena sains jujur dan objektif, jadi akan dipercaya oleh banyak orang karena semua orang bisa mencobanya dan kemudian mendapatkan hal yang sama.
Kedua, ini termasuk petunjuk dari Allah Subhânahu wa ta’âla yang disampaikan kepada semua ilmuwan (termasuk yang non-Muslim), bahwa Allah memberikan petunjuk kepada manusia lewat banyak cara.
Ketiga, kita sebagai ilmuwan, diberikan kelebihan oleh Allah Subhânahu wa ta’âla untuk memahami hal tersembunyi dalam dunia sains, jadi sebagai salah satu ungkapan syukur kita kepada-Nya adalah dengan menyampaikan apa yang kita temukan, apa yang kita renungkan kepada masyarakat.
- Apa yang memotivasi anda dalam belajar dan terus melakukan penelitian?
Seperti dalam analogi teko tadi, yang menjadikan saya semangat untuk belajar dan meneliti adalah untuk mengisi teko sehingga bisa terus berkontribusi. Indikasi dari berkontribusi ini adalah bahwa suatu saat karya-karya saya ingin dikenang dan dihargai dalam buku-buku sejarah dan dibaca oleh anak cucu kita, sebagaimana saya membaca karya-karya ilmuwan terdahulu sekarang ini. Namun, seandainya tidak masuk dalam sejarah, tidak mengapa karena itu bukan tujuan utama dalam kehidupan ini. Jadi saya ingin suatu saat bisa berkontribusi seperti mereka dalam foto ini:
- Menurut pandangan dan pengalaman anda apa yang dapat memotivasi para ilmuwan dan pelajar Indonesia agar dapat produktif menulis dan melakukan penelitian yang bermanfaat?
- (1) Mereka harus memahami bahwa jika bukan orang Indonesia sendiri yang memajukanya, yakinlah tidak ada orang negara lain yang secara murni ikhlas memajukan Indonesia. Jadi kita bangsa Indonesia sendiri yang harus memajukannya.
- (2) Tidak perlu memulai dari yang kompleks dan besar, kita semua bisa memulai dari yang sederhana dan mudah. Konsep ini ada dalam kimia yang disebut sebagai energi aktivasi. Jadi dengan kita semua mengawali dari yang mudah, kita akan dengan mudah pula melampaui energi aktivasi yang setelahnya akan mengalir dengan sendirinya.
- (3) Terus belajar dan meneliti adalah ibadah. Jadi sepanjang kita meyakini ini ibadah, kita harus melakukannya dengan sebaik-baiknya. Kita persembahkan waktu dan achievement terbaik kepada Allah Subhânahu wa ta’âla.
- (4) Kita hidup tidak lama. Jadi, usahakan setiap detik dari waktu kita bermanfaat. Hari yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Jadi jika Anda di lab, di tempat kerja, di sekolah, usahakan waktu yang Anda habiskan selalu memberikan hasil.
- Dengan cara apakah kita dapat mencari hubungan antara manusia dan aspek pengalaman dari ilmu menuju pada ilmu pengetahuan yang dapat menjadi pintu pada semakin kuatnya keimanan seseorang?
Pertama, kita harus yakin bahwa ilmu Allah Maha luas, jauh lebih luas daripada yang kita bayangkan. Kedua, setiap segala fenomena itu ada nilai hikmahnya, hanya saja selalu tersembunyi. Untuk bisa memahami hikmah tersembunyi ini kita harus memiliki wawasan yang luas dan juga kehalusan dan ketajaman pikiran. Untuk wawasan kita bisa tambah dengan membaca, untuk ketajaman pikiran kita bisa asah dengan ibadah harian dan dzikir. Setiap saat harus ingat kepada Allah Subhânahu wa ta’âla. Step terakhir adalah menguji hubungan yang kita dapatkan tersebut dengan situasi lain yang berbeda, namun memiliki hikmah yang sama.
- Menurut anda apakah menjadi berkualitas dalam pendidikan dan pengetahuan akan menjadikan manusia lebih bertanggung jawab pada tugas kehambaannya?
Menurut agama seharusnya demikian karena ilmu yang dimilikinya semakin luas sehingga bisa memandang dengan lebih baik lagi suatu hal atau permasalahan. Ini sesuai dengan firman Allah dalam Az-zumar terkait dengan “apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui”.
Ilmu adalah cahaya yang dengannya manusia mendapat petunjuk, yang denganya manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya. Dengan ilmu Allah melebihkan siapa yang dikehendakinya dari para makhluk-Nya. Allah berfirman, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Al Mujadalah: 11)” Sehingga seharusnya orang yang berkualitas mampu menjadikannnya lebih bertanggung jawab atas tugas kehambaanya. Dalam dunia coding theory, orang yang berilmu luas bisa dianalogikan dengan sebuah encoder yang memiliki memory tinggi. Encoder dengan memori besar ini mampu melakukan koreksi kesalahan lebih banyak, karena ia hafal lebih banyak tempat-tempat terjadinya kesalahan sehingga di situlah harus dilakukan koreksi.
Demikian pula pada manusia, manusia yang lebih berilmu memang seharusnya lebih baik dalam amal dan kerjanya serta ibadahnya kepada Allah Subhânahu wa ta’âla.
- Apa yang bisa anda sarankan untuk masyarakat agar bisa bangkit dari krisis?
Krisis adalah musibah, dan musibah bisa melanda siapa saja. Pertama kita harus meminta pertolongan kepada Allah Subhânahu wa ta’âla, karena jika Allah menghendaki sukses, tidak ada satupun yang mampu menggagalkan, begitu pula sebaliknya. Setelah itu, kita memperbaiki kesalahan jika selama ini krisis ini karena kita.
Yang kedua adalah dengan bekerja sama. Dalam coding theory, “musibah atau error terjadi karena burst atau fading” diselesaikan dengan cooperation, yaitu kerja sama antar encoder, sehingga sebuah encoder meskipun memory-nya sedikit, jika bekerja sama, mampu menghasilkan amalan kerja yang luar biasa. Dalam menghadapi krisis, sebaiknya masyarakat bekerja sama, tidak saling curiga, tapi justru saling membantu. Kerja sama ini tidak mudah memang, karena di dalamnya memerlukan trust dan juga dengan meminta bantuan kepada Allah Subhânahu wa ta’âla, dan tidak ada yang lebih baik daripada ini.
- Menurut anda apa yang bisa membuat bangsa Indonesia lebih maju?
Sifat jujur. Saya menemukan bahwa kejujuran ini adalah akar semua solusi permasalahan apapun, dari urusan pribadi sampai urusan negara. Misalnya di kampus kita akan ditanya, dalam business trip apakah dekat dengan rumah kita atau satu kota dengan tempat kita tinggal? Jika tinggal di rumah sendiri, tidak dibayar biaya akomodasi oleh universitas, tetapi jika tinggal di hotel, akan dibayar semalam 10,000 yen (sekitar 1 juta). Di sini kejujuran kita diuji, apakah benar tinggal di hotel, atau tinggal di rumah tetapi mengaku di hotel? Kemudian orang Jepang tidak berani berbohong karena jika sampai ketahuan (kena audit) maka ini dihitung sebagai sebuah kesalahan. Orang Jepang tidak ada yg mau melindungi orang-orang seperti ini. Jadi saya kira kejujuran ini harus diajarkan dari sejak anak kita lahir, termasuk jangan membohongi anak, karena nanti mereka juga tidak akan percaya kepada orang tuanya. Jika orang tua saja tidak dipercayai oleh seorang anak, kepada siapa lagi seorang anak percaya?
- Bagaimana anda memandang lahirnya majalah Mata Air di Indonesia?
Saya memandang majalah ini perlu banyak dibaca oleh masyarakat. Tidak hanya majalah ini bisa memacu dan mempertajam cara berpikir, karena kelembutan bahasanya, tetapi juga mampu menjadikan masyarakat bijaksana sehingga tidak “grusa grusu” dan panik dalam menghadapi masalah. Majalah ini mampu menjadikan masyarakat menjadi lebih berkualitas dari sisi ilmu dan kebijaksanaan insyaAllah.
Discussion about this post