Mempersiapkan anak untuk menjalani kehidupan adalah sebuah seni. Banyak sekali hal yang harus diketahui dan dilakukan oleh orangtua. Salah satunya adalah mengajari anak untuk memiliki kepercayaan diri, yang merupakan sebuah potensi yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta.
Anak-anak yang menghargai bakat dan kemampuan mereka meyakini betapa pentingnya hal tersebut dan memiliki kepercayaan diri, dapat menjadi agen aktif dalam peningkatan kepribadian mereka karena keyakinan dan kepercayaan diri tersebut akan memotivasi mereka. Mereka tidak merasa malu untuk bertanya, mencoba hal baru, atau menjelajah. Mereka tidak menunggu kesempatan datang, dan sebagai gantinya mereka akan mengambil peluang dari kesempatan yang ada. Mereka bersikap penuh semangat saat menjelajahi kehidupannya dan ikut serta dalam setiap aspek kehidupan.
Jika ide dan keputusan anak tidak dihargai, jika mereka menderita kekerasan, dan tidak ditindak lanjuti, jika alasan-alasan mereka dianggap sebagai kebohongan, jika kepercayaan diri mereka selalu dianggap sebagai sikap ‘sok-tahu’, jika kesenangan mereka dilihat sebagai tanda dimanja, maka anak-anak tidak akan menghargai diri mereka sendiri dan akan kehilangan rasa percaya pada dirinya.
Hal penting yang harus diingat adalah anak-anak selalu ingin meluangkan sebagian waktu mereka pada hal yang mereka minati. Tetapi, jika orangtua selalu memutuskan apa yang harus dilakukan ataupun tidak, serta tak memberikan pilihan lain, maka anak akan menghilangkan minat mereka tersebut. Karena anak-anak belum berpengalaman, mereka dapat dengan mudah merasa bahwa mereka tidak mampu pada sesuatu. Hal yang akan sangat membantu menghilangkan perasaan ini adalah membuat mereka sadar bahwa ada orang-orang yang dapat memahami mereka dan memiliki empati pada mereka. Jika anak mendapat dukungan emosional dari orangtua, peluang anak untuk mengatasi kecemasan karena tidak mampu dan mencapai karakter yang sehat akan meningkat. Di sisi lain, jika orangtua tidak memperhatikan perasaan kompleks anak dan alasan dibaliknya, maka masalah-masalah baru bisa saja muncul. Hal-hal yang mungkin sepele bagi kita mungkin saja sangatlah berarti bagi anak; maka kita tidak boleh menyepelekan rasa takut atau kekhawatiran yang mereka rasakan.
Ketika anak-anak merasa tidak mampu mengatasi masalah baru yang dihadapinya, orangtua harus mampu meyakinkan pada mereka bahwa anak memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah tersebut dan mendapatkan dukungan dari orang tuanya. Ketika anak-anak membutuhkan orangtua, orangtua harus berada cukup dekat sehingga anakanak akan dengan mudah menemukan orangtua saat mereka membutuhkan. Bagaimanapun, ‘kedekatan’ ini tidak hanya sebatas pertemuan secara fisik. Dukungan emosi juga sangat dibutuhkan.
Cara terpenting bagi orangtua untuk memberikan dukungan emosional ini adalah dengan menunjukan rasa sayang terhadap anak-anak mereka. Memeluk, mencium, dan meletakkan lengan diatas bahu anak adalah hal yang jauh lebih indah daripada hanya mengatakan, “jangan takut, nak! Kita selalu disini untukmu!” Begitu pula, berpikir bahwa: “aku sudah menunjukan dukunganku melalui tindakan, jadi aku tidak perlu mengatakannya,” pun tidaklah benar. Berkata “Aku sayang padamu!” dengan lidah mungkin bukanlah hal yang sangat penting bagi orang dewasa, tetapi itu adalah ungkapan ajaib yang ingin didengar oleh setiap anak. Dengan cara ini, anak akan merasa kuat dan semua tugas berubah menjadi kesenangan bagi mereka. Untuk membuat anak mendapatkan kepercayaan dirinya, hal pertama yang harus diketahui orangtua adalah mengetahui anak dari segala aspek, mengenali bakat-bakat mereka, dan menciptakan lingkungan yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan mereka. Bahkan, sangatlah penting untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengungkapkan pikiran mereka sesering mungkin, untuk dapat memahami perasaan mereka dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: “menurut kamu bagaimana? Bagaimana perasaanmu?”. Penting pula untuk menatap wajah mereka saat mereka berbicara, untuk menyampaikan betapa besar rasa sayang Anda pada anak, untuk membuat mereka merasa bahwa Anda peduli pada mereka dan menghargai pilihan mereka, untuk memberikan mereka tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka, dan untuk menghargai sikap positif mereka dan keberhasilan yang telah mereka raih. Sebagai tambahan, adalah penting untuk meluangkan waktu khusus bagi anak, berbincang dengan mereka, membicarakan sifat negatif mereka dan bagaimana cara memperbaikinya, jangan lupakan juga terhadap hari-hari penting bagi mereka, untuk menciptakan lingkungan keluarga yang bahagia dan tenang, menguatkan tali kekeluargaan serta agar anak merasa bahwa mereka adalah bagian keluarga yang tidak dapat dipisahkan. Anak-anak yang aktif secara sosial memiliki lebih banyak rasa percaya diri, dan mereka dapat dengan mudah bergabung di lingkungan sosial sekitar mereka. Dalam hal ini, khususnya anak-anak yang kurang bersosialisasi, harus didukung untuk mengikuti aktivitas sosial, dan bila perlu, orangtua harus menemani anak, dan carilah kesempatan agar mereka diizinkan untuk berbicara dalam komunitas tersebut. Juga, orangtua tidak boleh mempermalukan anak di depan umum atau melebih-lebihkan kesalahan mereka. Agar anak memiliki karakter yang kuat, ketakutan dan kecemasan mereka harus dihargai; dengan demikian, orangtua harus menghindari dari kritikan yang tajam dan terlalu menghakimi, serta tidak membandingkan seorang anak dengan anak yang lain. Selanjutnya, anak-anak harus diwajibkan untuk melakukan hal yang sesuai dengan umur mereka, khususnya mengerjakan pekerjaan rumah mereka sendiri. Orangtua harus menghindari hukuman juga hadiah yang kurang sesuai dengan umur mereka.
Oleh karena itu, anak-anak tidak boleh diremehkan, dan keberadaan mereka harus dihargai. Bagaimanapun, orangtua tidak boleh berharap hal yang luar biasa, dan selalu mengingat bahwa setiap anak berbeda dan memiliki perkembangan karakter yang berbeda pula. Orangtua harus memperhatikan kehidupan sekolah, pendidikan karakter dan kehidupan spiritual mereka. Doa-doa penting yang selalu diucapkan dengan lidah juga harus selalu didukung dengan doa melalui tindakan, maka orangtua harus yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik.
Penulis : Zeki Aydi
Discussion about this post