• Privacy & Policy
  • Kontak
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Redaksi dan Manajemen
    • Dewan Penasihat
  • Mata Air di Dunia
    • Arabic
    • Deutsch
    • English
    • Spanish
    • Turkish
  • FAQ
  • Kirim Artikel
  • Karir
Thursday, July 17, 2025
  • Login
Majalah Mata Air
Advertisement
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • Amany Lubis. Prof. Dr.
    • Astri Katrini Alafta. S.S. M.Ed.
    • Gumilar Rusliwa Somantri. Prof. Dr.
    • Ilza Mayuni. Prof Dr.
    • Irfan Yilmaz. Prof. Dr.
    • Khoirul Anwar. Dr. Eng.
    • Muhammad Luthfi Zuhdi
    • Nabilah Lubis. Prof. Dr.
    • Qoriah A. Siregar. Dr.
    • Semiarto Aji Purwanto. Prof. Dr.
    • Riri Fitri Sari. Prof. Dr. Ir.
    • Tegar Rezavie Ramadhan. S.K.M. M.Pd.
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2026New!!!
    • Pendaftaran Semua Membacanya 2026
    • Galeri Semua Membacanya
      • Galeri SM24
      • Galeri SM23
No Result
View All Result
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • Amany Lubis. Prof. Dr.
    • Astri Katrini Alafta. S.S. M.Ed.
    • Gumilar Rusliwa Somantri. Prof. Dr.
    • Ilza Mayuni. Prof Dr.
    • Irfan Yilmaz. Prof. Dr.
    • Khoirul Anwar. Dr. Eng.
    • Muhammad Luthfi Zuhdi
    • Nabilah Lubis. Prof. Dr.
    • Qoriah A. Siregar. Dr.
    • Semiarto Aji Purwanto. Prof. Dr.
    • Riri Fitri Sari. Prof. Dr. Ir.
    • Tegar Rezavie Ramadhan. S.K.M. M.Pd.
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2026New!!!
    • Pendaftaran Semua Membacanya 2026
    • Galeri Semua Membacanya
      • Galeri SM24
      • Galeri SM23
No Result
View All Result
Majalah Mata Air
No Result
View All Result
Home Budaya

Mendidik Generasi

Bagus Hartanto

by Bagus Hartanto
8 months ago
in Budaya, Pendidikan
Reading Time: 7 mins read
Share on WhatsappShare on FacebookScan and read on your phone

Masyarakat muslim secara historis telah memberikan kontribusi besar dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. Kontribusinya terhadap peradaban umat manusia berada di puncak, khususnya di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Periode ini dianggap sebagai masa paling brilian dalam pengembangan literatur, sains, dan seni, terutama  pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809) dan putranya, Khalifah al-Ma’mun (813-833). Pada saat itu Baghdad menjadi pusat intelektual dan budaya dunia. Khalifah Harus Al-Rasyid mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat studi ilmiah. Di sini, banyak karya-karya penting dari berbagai bahasa dunia seperti Yunani dan Persia yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Pada periode ini, kita menyaksikan lahirnya ilmuwan dan pemikir besar seperti Imam Abu Hanifah, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Di samping ilmu agama, mereka juga menguasai berbagai disiplin ilmu seperti filsafat, kedokteran, dan matematika. Pencapaian tersebut mencerminkan bahwa tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum dalam tradisi Islam pada masa itu. Selain ilmuwan muslim, perkembangan sains pada masa Kekhalifahan Abbasiyah juga didukung oleh sarjana-sarjana non-muslim, baik dari kalangan Yahudi, Kristiani, maupun Persia. Mereka semua bekerja bersama-sama dalam harmoni demi kemajuan intelektual, sains, teknologi, arsitektur, dan kontribusi lainnya yang membentuk sesuatu yang disebut sebagai Islamic Golden Age.1

 

PR Dunia Islam

RelatedArticles

Orangtua Depresi, Anak Tak Percaya Diri

Merawat Generasi Muda Kita

Seiring berjalannya waktu, peran kaum muslimin terhadap peradaban umat manusia semakin terkikis. Dari populasi kaum muslimin yang mencapai 1,5 milyar (25% populasi dunia), hingga tahun 2023 baru ada 15 orang muslim2 saja yang berhasil meraih Nobel  (hanya 1,4% dari seluruh peraih penghargaan Nobel). Padahal Al-Qur’an dalam surat Ali Imran ayat 110 menyebut bahwa kaum muslimin adalah khaira ummah (umat terbaik), dengan syarat jika mereka selalu berdiri di garda terdepan dalam kebaikan, menolak kemungkaran, dan menyerukan kebenaran. Dalam hadis, Rasulullah ﷺ juga menyatakan bahwa kaum muslimin harus bermanfaat bagi sesama manusia. Beliau ﷺ menyatakan bahwa manusia yang terbaik adalah yang memberikan kontribusi dan kemanfaatan bagi sekelilingnya3. Ruang lingkup kontribusi positif ini termasuk dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, yaitu demi menjaga kemaslahatan umat manusia.

Sayangnya, dunia Islam kini kekurangan tenaga terampil. Kekurangan ini tidak hanya tercermin dari sedikitnya ilmuwan Islam yang berkontribusi di lembaga besar seperti NASA4, tetapi juga kita  kekurangan sumber daya manusia, baik secara kuantitas maupun kualitas, yang mampu mengkaji hukum-hukum Islam supaya dapat memenuhi kebutuhan umat manusia di masa kini.5

Tantangan ini membutuhkan upaya lebih untuk mendidik dan menghasilkan sarjana dan ilmuwan yang dinantikan kontribusinya demi kemajuan peradaban global. Sayangnya, pada praktiknya terdapat banyak sekali hambatan. Dalam makalahnya, Eric Chaney menuliskan bahwa kemunduran ini disebabkan kurangnya dukungan kepada penelitian di bidang sains secara drastis. Dukungan hanya diberikan kepada pengembangan lembaga-lembaga pendidikan seperti madrasah yang tidak seimbang. Selain itu, kepentingan politik para pemangku kebijakan juga turut melemahkan dukungan terhadap pengembangan dunia sains dan seni di kalangan masyarakat muslim.6

Kondisi dan dukungan yang tak menentu ini lantas membuat sebagian orang fokus pada tujuan dan idealisme pribadinya. Hal ini bisa menjadi penghalang bagi kaum muslimin untuk menyadari bahwa sejatinya mereka memiliki tanggung jawab sosial yang lebih besar. Jika kaum muslimin hanya berfokus pada tujuan mereka sendiri-sendiri secara individu, mungkin mereka tetap dapat mencapai apa yang mereka cita-citakan secara pribadi. Hanya saja, masyarakat dunia akan mengalami keterbatasan dalam menikmati manfaat sosial dari pencapaian yang berhasil mereka raih.

Faktor kualitas pendidikan dan kondisi ekonomi juga berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan seseorang untuk pergi mengejar cita-citanya. Masyarakat perlu mempertimbangkan kebijakan dan gerakan bersama dalam rangka meningkatkan dukungan agar talenta-talenta istimewa yang lahir dari keluarga muslim dapat kembali dan memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui konsep kesadaran kolektif7. Tanpa adanya intervensi kebijakan, risiko kehilangan talenta berkualitas bisa menjadi situasi yang tidak terhindarkan.8

 

Tugas Kita

Demi menghadapi tantangan rumit tersebut, kita perlu menyusun langkah-langkah strategis guna melahirkan para ilmuwan yang memiliki kepribadian luhur sejati. Pertama-tama, kita perlu menyiapkan fondasinya. Dahulu kala, Kesultanan Seljuk Raya membangun Madrasah Nidzamiyah pada masa Wazir Nizam al-Mulk demi mendidik dan melahirkan insan-insan berkualitas. Seiring berjalannya waktu, Madrasah Nidzamiyah berhasil menunaikan tugasnya. Ada banyak sosok-sosok berkualitas yang berhasil dididik dan terlahir sebagai cendekiawan dunia. Salah satu contohnya adalah Ibnu ‘Aqil al-Hanbali.9 Beliau adalah penulis buku berjudul Kitab al-Funun, kitab paling fenomenal dalam sejarah Islam yang berisikan 400 cabang ilmu (termasuk sains dan teknologi) dan terdiri dari 800 jilid, yang setiap jilidnya berisikan 600-700 halaman. Mereka menjadi pionir di bidang ilmu pengetahuan, penelitian, serta membaca dengan tepat perintah takwiniyah dan tasyri’iyah10 selama beberapa abad. Sayangnya, kini kaum muslimin belum berhasil menegakkan kembali tulang punggungnya semenjak bangsa Mongol dan pasukan Salib menyerang. Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita sudah memiliki situasi yang kondusif bagi lahirnya insan-insan yang mampu membaca kebutuhan zaman dengan ilmu dan gagasan yang dicapai. Kita memiliki tugas yang sangat besar, baik untuk mencetak generasi ilmuwan yang menguasai bidangnya serta memiliki karya yang bermanfaat bagi peradaban manusia maupun untuk melahirkan generasi yang mampu membaca dengan tepat pesan-pesan alam semesta, yang membangun jembatan penghubung antara Sang Pencipta dengan segenap makhluk-Nya, yang mampu melakukan apa yang perlu dilakukan sesuai kondisi zaman mereka hidup.

Untuk bisa melahirkan insan-insan dengan karakter tersebut, kita memiliki tugas-tugas berikut ini:

Membangkitkan rasa keingintahuan dan senang meneliti dalam diri setiap anak

Menanamkan cita-cita agung nan luhur dalam sanubari setiap anak

Memberikan apresiasi pada setiap capaian yang diraih

Menyiapkan fondasi yang diperlukan bagi lahirnya insan yang berpengetahuan dan bercakrawala luas11

Membaca alam semesta dengan paradigma tepat tidak cukup hanya dengan bergantung pada kecintaan terhadap ilmu dan penelitian semata, tetapi juga harus didorong oleh tujuan yang agung. Penting bagi kita untuk merancang usaha yang mampu mengantarkan kita dan generasi berikutnya pada kecintaan terhadap ilmu, sekaligus mengelola ilmu tersebut sesuai dengan perintah syariah dan takwiniyah. Setelah usaha belajar ini tercapai, apresiasi terhadap pencapaian mereka menjadi hal yang krusial. Keberhasilan dalam mematangkan diri sangat bergantung pada lingkungan yang mendukung pencarian ilmu dan penguasaan keterampilan hidup, motivasi dan arahan yang jelas, serta apresiasi atas keberhasilan, baik dalam bentuk penghargaan diri maupun yang disediakan oleh sistem.

Hadiah terbesar dari proses belajar sebenarnya adalah penguasaan ilmu itu sendiri, karena ilmu akan mengantarkan pada makrifat, menyampaikan makrifat pada mahabah, dan menghantarkan mahabah pada rida Ilahi. Oleh karenanya, kita perlu menyiapkan lingkungan yang mendukung proses belajar, memberi target yang lebih tinggi dari pencapaian saat ini, serta menanamkan idealisme agung untuk terus belajar dan mengenal Sang Pencipta sekaligus memperkenalkan-Nya kepada sesama.

 

Siapkah Kita Merealisasikannya Menjadi Program dalam Tataran Praktis

Jalan mulia tidaklah terbentang mulus. Di hadapannya akan terhampar banyak rintangan dan hambatan. Ia bisa diwujudkan melalui kesadaran kolektif dan fokus pada tujuan yang telah disepakati. Dalam prosesnya, selain mendidik generasi, kita juga tidak boleh lupa untuk mendidik diri. Ia bisa dicapai dengan me-nol-kan diri, memupuk akar penghambaan kita, serta tidak membiarkan hal duniawi mengaburkan pandangan dari usaha tersebut.

Tugas kita adalah melaksanakan amanah ini dengan tulus. Sisanya adalah anugerah Ilahi. Mari kita tutup tafakur ini dengan merenungi puisi yang digubah oleh Alvarlı Muhammed Lutfi Efendi12 berikut ini:

Jika kau mencinta-Nya

Tidakkah Dia membalas cinta?

Jika kau memburu rida-Nya

Tidakkah Dia memberimu rida?

 

Jika kau berdiri di pintu-Nya

Merelakan nyawa untuk-Nya

Mengabdi sesuai perintah-Nya

Tidakkah Dia membalasnya?

 

Jika kau mengalir bagai air

Menangis bagai Nabi Ayyub

Memberangsakan sanubari

Tidakkah Dia memedulikanmu?

 

Referensi:

  1. Rusydi, I., Saepudin, D., & Murodi, M. (2023). The Golden Age of Islamic Intellectuals and The Development of Science During The Abbasid Dynasty. Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education, 4(4), 599–609. https://doi.org/10.31538/tijie.v4i4.726
  2. Berikut ini daftar peraih penghargaan Nobel muslim berdasarkan tahun: (1) Anwar Sadat, Mesir (Perdamaian, 1978), (2) Mohammad Abdus Salam, Pakistan (Fisika, 1979), (3) Naguib Mahfouz, Mesir (Sastra, 1988), (4) Yasser Arafat (Perdamaian, 1994), (5) Ahmed Zewail, Mesir (Kimia, 1999), (6) Shirin Ebadi, Iran (Perdamaian, 2003), (7) Mohamed El Baradei, Mesir (Perdamaian, 2005), (8) Muhammad Yunus, Bangladesh (Perdamaian, 2006), (9) Orhan Pamuk, Turki (Sastra, 2006), (10) Tawakkel Karman, Yaman (Perdamaian, 2011), (11) Malala Yousafzai, Pakistan (Perdamaian, 2014), (12) Aziz Sancar, Turki (Kimia, 2015),(13) Abdulrazak Gumah, Tanzania (Sastra, 2021), (14) Narges Mohammadi, Iran (Perdamaian, 2023), (15) Moungi Bawendi, Tunisia (Kimia, 2023).
  3. al-Thabarani, Mu’jam al-Awsath.
  4. NASA disebut sebagai tolok ukur karena besarnya capaian yang mereka raih dalam bidang sains dan teknologi, di antaranya adalah misi pendaratan manusia pertama di bulan melalui Misi Apollo pada tahun 1969, pembangunan dan pengoperasian International Space Station (ISS) yang menjadi laboratorium luar angkasa terbesar dan tercanggih di dunia sejak 1998 hingga sekarang, dan yang terbaru adalah Misi James Webb Space Telescope (JWST) yang diproyeksikan menjadi teleskop luar angkasa paling canggih yang pernah dibuat untuk menggantikan teleskop Hubble dan diharapkan akan membantu umat manusia mengungkap misteri awal alam semesta, evolusi galaksi, bintang, planet, serta mencari tanda-tanda kehidupan di luar tata surya. Lembaga yang mendekati kapasitas NASA adalah ESA (European Space Agency). Meski begitu, jumlah staf (18,000 banding 2,400) dan anggaran (USD 23 miliar banding USD 1 miliar) keduanya sangatlah jauh. Baca di: https://orbitaltoday.com/2022/03/04/esa-vs-nasa-comparing-the-agencies-contribution-to-space-exploration/
  5. Fethullah Gulen. “Bilgi Toplumu”, fgulen.com, 13 Mei 2006, https://fgulen.com/tr/eserleri/prizma/bilgi-toplumu
  6. Chaney E. “Religion and The Rise and Fall of Islamic Science”. Working Paper; Mei 2016. Diakses 15 Agustus 2024, https://scholar.harvard.edu/files/chaney/files/paper.pdf.
  7. Kesadaran kolektif adalah sebuah konsep yang sering disampaikan oleh pemikir dunia, M. Fethullah Gülen. Ia adalah ide yang menekankan pentingnya kolaborasi dan kerjasama dalam mencapai tujuan yang lebih besar dalam konteks spiritual, sosial, dan intelektual. Gülen memandang kesadaran kolektif sebagai cara bagi individu-individu untuk bekerja bersama demi kebaikan bersama, melampaui kepentingan pribadi demi tujuan yang lebih tinggi.
  8. Inayati, T., Arai, T., & Sarjono, P. U. (2012). Simulation Analysis of Brain Drain Phenomena from Indonesia Using System Dynamics. International Journal of BRIC Business Research (IJBBR), 1(1), 1-14.
  9. Suprianto, A. 2009. Etika Guru dan Murid dalam Pandangan al-Ghazali(Bachelor’s thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
  10. Perintah takwiniyah adalah perintah Allah ﷻ yang terdapat pada alam semesta. Melalui perintah ini, manusia diminta untuk membaca dengan tepat tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta; menemukan, mempelajari, dan menjalankan hukum-hukum Allah ﷻ yang terdapat di hamparan luas buku alam semesta. Adapun perintah tasyri’iyah adalah perintah Allah ﷻ yang dituangkan dalam hukum syariah.
  11. Fethullah Gulen. “Hakikat Aşığı İlim Adamları Yetiştirme”, Diakses 15 Agustus 2024, https://herkul.org/kirik-testi/hakikat-asigi-ilim-adamlari-yetistirme/
  12. Muhammed Lutfi Efendi, yang juga dikenal dengan Alvarlı Efe, adalah seorang tokoh sufi terkenal dari Turki yang memiliki pengaruh signifikan dalam dunia spiritual dan sosial di wilayah Anatolia, terutama pada awal abad ke-20. Beliau memainkan peran penting dalam membimbing masyarakat setempat selama masa yang penuh gejolak, termasuk selama Perang Dunia I dan Perang Kemerdekaan Turki. Alvarlı Efe dikenal karena dukungannya terhadap perjuangan kemerdekaan Turki dan upaya memperkuat semangat nasionalisme di kalangan masyarakat.

 

 

Tags: gurumajalah mata airmata air magazinePendidikanVolume 11 Nomor 44
Previous Post

Ramuan Pencegah Kematian Dini

Next Post

Topeng Baru Ateisme

Bagus Hartanto

Bagus Hartanto

Related Posts

Orangtua Depresi, Anak Tak Percaya Diri
Psikologi

Orangtua Depresi, Anak Tak Percaya Diri

3 months ago
Merawat Generasi Muda Kita
Resonansi

Merawat Generasi Muda Kita

3 months ago
Load More

Discussion about this post

POPULAR POST

  • Taubah, Inabah, dan Aubah

    Taubah, Inabah, dan Aubah

    1284 shares
    Share 514 Tweet 321
  • Ibnu Sina, Seorang Ilmuwan Teladan

    1001 shares
    Share 401 Tweet 250
  • Hewan-hewan yang Menantang Suhu Dingin

    956 shares
    Share 383 Tweet 239
  • Shuffah, Pusat Bagi Para Jenius

    942 shares
    Share 377 Tweet 236
  • Syair Rindu Sang Musafir

    851 shares
    Share 341 Tweet 213

Majalah Mata Air menyuguhkan bahan bacaan untuk mengembangkan cakrawala pemikiran.

Ikuti Kami

Categories

Bulan Terbit

Tanya Jawab Edisi 46

Tanya Jawab Edisi 46

July 7, 2025
Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 46)

Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 46)

July 8, 2025
Poros Jantung dan Otak

Poros Jantung dan Otak

July 8, 2025
  • Tentang
  • Ketentuan
  • Kirim Tulisan

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

No Result
View All Result
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Berlangganan Majalah
  • Blog
  • Buku Digital
  • Cart
  • Checkout
  • Checkout
    • Purchase Confirmation
    • Purchase History
    • Transaction Failed
  • Dashboard
  • Dewan Penasihat
  • Event
  • FAQ
  • FAQ Tetas Mata Air
  • Final Exam Questions and Answers for The Luminous Life of Our Prophet Book
  • Form Berlangganan
  • Form Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Galeri SM23
  • Galeri SM24
  • Gallery
  • Hubungi Mata Air
  • Instructor Registration
  • Jenis Pendaftaran
  • Karir
  • Kirim Artikel
  • Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Kirim Tulisan
  • Kuis Majalah Mata Air
  • Landing Page SM 24
  • langganan
  • Langganan Individu
  • Langganan Kelompok
  • LCCL Mata Air 2023
  • Liputan
  • Lomba Menulis Artikel
  • Majalah Digital
  • Majalah Mata Air Edisi 1
  • Majalah Mata Air Edisi 2
  • Majalah Tergantung
  • Mata Air dalam Genggaman
  • Mata Air On Air
  • My account
  • Paket Majalah
  • Panduan Semua Membacanya 2026
  • Pembahasan Try Out Cahaya Abadi
  • Pembahasan Try Out Sirah Nabawiyah
  • Pembahasan Ujian Cahaya Abadi
  • Pemenang Lomba Semua Membacanya 2023
  • Pemenang SM21
  • Penulis
  • Penulis
  • Polling Cover Buku “Hening Sejenak”
  • Pre Order Buku Jalan Nabi 3
  • Pre Order Buku Jalan Nabi 3
  • Privacy Policy
  • Produk Kami
  • Produk Mata Air di Playbook
  • Profil
  • Proposal Landing Page
  • Quotes
  • Redaksi dan Manajemen
  • Relawan
  • Rubrik
  • Rubrik
  • Seminar 1
  • Seminar 2
  • Seminar 3
  • Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 1 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 2 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 3 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
  • Semua Membacanya
  • Semua Membacanya 2022
  • Semua Membacanya 2023
  • Semua Membacanya 2023
  • Semua Membacanya 2026
  • Shop
  • Soal dan Jawaban Ujian Final SM23 Jalan Nabi
  • Soal dan Kunci Jawaban Fikih Sirah
  • Soal dan Kunci Jawaban Cahaya Abadi 2
  • Soal dan Kunci Jawaban Khulasoh Nurul Yaqin
  • Soal dan Kunci Jawaban Mentari Kasih Sayang
  • Soal dan Kunci Jawaban Sirah Nabawi
  • Soal dan Pembahasan Kuis Seminar 1 SM23
  • Soal dan Pembahasan Try Out Jalan Nabi – SM23
  • Soal dan Pembahasan Try Out The Luminous Life of Our Prophet
  • Student Registration
  • Tentang
  • Terima Kasih
  • Try Out
  • Ujian Final
  • Workshop

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Tanya Admin
Hallo,
Ada yang bisa kami bantu?