Seringkali manusia mengabaikan keberadaan kucing. Terkadang mereka hanya dianggap sebagai hewan peliharaan dan teman bermain saja. Namun pada kenyataannya lebih dari itu, kucing diberkahi dengan beberapa keunikan pada tingkah lakunya. Mereka adalah makhluk hidup yang begitu mengagumkan.
Kucing telah hidup berdampingan dengan manusia sejak jaman dahulu. Mereka merupakan salah satu penghuni rumah kita yang paling bersahabat, periang, dan lucu. Ia akan melingkarkan tubuhnya di sudut tempat tidur dengan ‘senandung’ lirihnya yang akan menemani kita sepanjang malam. Mereka terkenal sebagai hewan yang cukup setia dan terkadang terlihat manja, bukan binatang yang agresif namun menyukai banyak bentuk permainan. Selain itu, kucing adalah hewan yang sangat menjaga kebersihannya.
Kucing terlahir dengan kedua mata yang tertutup dan belum memiliki indera pendengaran, namun seiring dengan berjalannya waktu kemampuan pendengarannya ini akan terus berkembang. Indera penglihatan mereka berkembang setiap harinya dan anak-anak kucing membutuhkan setidaknya lima bulan untuk memaksimalkan kemampuan melihatnya seperti kemampuan seekor kucing dewasa. Untuk meningkatkan kemampuannya tersebut anak-anak kucing ini diberkahi penciuman yang luar biasa.
Hal ini dapat dilihat saat anak-anak kucing disusui oleh sang induk. Seekor induk kucing akan mengarahkan satu puting susu untuk tiap anaknya. Ketika anak-anak kucing nampak berebut ketika ingin menyusu, jika diperhatikan secara seksama, kita dapat melihat bahwa masing-masing anak kucing yang baru lahir ini akan mencari puting susu ‘miliknya’. Mereka akan mampu menemukan puting tersebut dengan mengandalkan kemampuan indera penciumannya yang luar biasa.
Walaupun kucing adalah binatang yang cukup bersahabat, terkadang mereka juga menunjukkan sikap permusuhan. ‘Kenakalan’ ini mengisyaratkan bahwa insting predatornya masih terjaga. Perkembangan kemampuan berburunya terasah melalui permainan, dan didukung pula oleh sebuah fakta bahwa anak-anak kucing tidak memiliki rasa takut hingga usia mereka mencapai enam minggu. Selama periode singkat ini, mereka diharapkan telah mendapatkan pengalaman yang cukup untuk bertahan hidup. Ketika mencapai usia satu tahun, seekor kucing akan memiliki ciri-ciri seekor kucing dewasa.
Salah satu ciri kucing yang cukup jelas terlihat adalah kelenturan tubuhnya. Kucing memiliki 40 tulang lebih banyak dibandingkan manusia, sehingga memungkinkannya bergerak lentur. Sebagian besar tulang-tulang ini terletak di tulang belakang serta ekor. Kucing memiliki ketangkasan karena adanya fleksibilitas yang tinggi pada tulang pinggangnya. Bantalan-bantalan yang terletak di antara ruas-ruas tulang punggung kucing lebih rapat bila dibandingkan dengan yang terdapat pada tulang punggung manusia. Keistimewaan inilah yang membuat kucing dimampukan bergerak secara unik dan memiliki tubuh yang lentur.
Ini juga berarti bahwa ketika seekor kucing sedang berhadapan dengan mangsanya, ia akan mampu memperkirakan jaraknya hanya dalam sekejap mata, dan dapat melompat sejauh 1.5 meter tanpa harus mengerahkan kecepatan apapun. Jika dibandingkan berarti seharusnya manusia dapat melompat sejauh 8.5 meter tanpa lari awal terlebih dahulu. Aspek lain sehubungan dengan kelenturan ini adalah bahwa kucing mampu melewati sebuah lobang asalkan kepalanya bisa melewatinya karena mereka tidak memiliki tulang selangka (klavikula). Selain itu, mereka juga memiliki tungkai-tungkai kaki yang kuat serta cakar-cakar yang berfungsi untuk mengurangi tekanan ketika melakukan pendaratan. Cakarnya yang dapat ditarik ke dalam berfungsi sebagai pengait ketika cakar itu keluar penuh sehingga kucing mampu memanjat serta meraih di bidang vertikal.
Hewan dengan sembilan nyawa!
Ketika terjatuh, kucing meregangkan kaki-kaki mereka ke samping untuk menghasilkan efek parasut. Dengan melakukan hal ini, mereka mampu mengendalikan kecepatan agar tercipta sebuah pendaratan yang mulus dan menapakkan kaki-kaki mereka dengan gerakan-gerakan refleks yang luar biasa. Sebuah cairan di telinga dalamnya akan bereaksi ketika mereka berada dalam keadaan yang tidak seimbang dan mereka mengembangkan sebuah gerakan refleks yang dapat membantunya mendarat dengan cakarnya. Hanya ada satu masalah: mereka tidak sempat mengendurkan otot-otot mereka secara maksimal ketika terjatuh dari tempat-tempat yang tidak terlalu tinggi, dan tidak memungkinkan terjadinya efek parasut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa resiko adanya luka memar pada kucing adalah lebih rendah apabila mereka terjatuh dari lantai tiga puluh dua (100 m) dibandingkan jika mereka terjatuh dari lantai tujuh.
Merasakan akan datangnya gempa
Kucing memiliki beberapa indera yang jauh yang lebih peka dibandingkan manusia. Indera penglihatan dan pendengaran, yang sangat dibutuhkan ketika berburu dan bertahan hidup merupakan dua indera dasar yang lebih menonjol dibandingkan dengan indera lainnya. Setiap bunyi yang mereka dengar terasa begitu kuat. Contohnya, kucing mendengar suara detik jam empat kali lebih kuat dibandingkan bagi manusia. Kucing dianugerahi keahlian untuk mengenali suara-suara dengan frekuensi tinggi dimana manusia bahkan anjing sekalipun tidak mampu mendengarnya. Keahlian ini membuat mereka mampu membedakan suara manusia. Selain itu, terdapat lebih dari 20 otot pada telinga kucing sehingga masing-masing telinga mampu untuk melakukan gerakan serta pengendalian secara mandiri. Dengan begitu, kucing mampu mencari asal sumber suara secara cepat dan tepat, dan mampu mendeteksi lokasi mangsanya walau hanya dengan sedikit gerakan saja dalam hitungan satu-per-enam-belas detik.
Binatang yang lucu ini memiliki keahlian merasakan getaran-getaran yang paling lemah sekalipun. Dengan keahlian ini, kucing dianggap memiliki kemampuan lebih untuk dapat merasakan adanya bencana gempa bumi beberapa hari sebelumnya, sama halnya seperti beberapa binatang yang lain, walaupun belum diketahui bagaimana hal itu dapat terjadi. Mungkin saja hal ini terjadi karena binatang-binatang tersebut dapat merasakan adanya getaran yang paling kecil sekalipun dengan adanya sistem pengukuran yang dimilikinya. Kendati begitu banyak usaha dilakukan oleh para ilmuwan, mereka masih saja berjuang untuk dapat memprediksikan ketepatan waktu datangnya gempa bumi walau telah menggunakan bantuan peralatan teknologi yang cukup canggih. Bagaimanapun, tidak sedikit hewan yang menunjukkan perilaku-perilaku tak wajar selama berjam-jam bahkan berhari-hari sebelum datangnya gempa. Hal ini masih menjadi teka-teki tentang bagaimana binatang dapat menunjukkan reaksi seperti itu. Oleh karena itu, data yang didapat dengan mempelajari secara rinci perilaku beberapa binatang tersebut akan mendatangkan banyak manfaat dalam memprediksikan waktu ‘kedatangan’ gempa secara akurat.
Mata kucing
Kedua mata kucing juga diciptakan untuk membuat mereka fokus terhadap mangsanya. Pandangan yang tajam sama pentingnya dengan indera pendengaran bagi seekor pemburu malam. Selama masa perburuan, target sasaran adalah fokusnya, sedangkan yang lainnya menjadi samar. Bila dibandingkan dengan mata manusia, mata kucing memiliki banyak sel ekstra agar lebih sensitif terhadap cahaya, termasuk sebuah lapisan kristal di belakang retina yang mampu menyerap semua sinar yang diterimanya, kecuali yang tidak terpakai. Sama halnya seperti binatang malam lainnya, kucing memiliki sebuah lapisan yang dinamakan “tapetum lucidum”1 pada mata mereka. Lapisan ini memantulkan cahaya seperti sebuah cermin, dan hal inilah yang menyebabkan mata kucing terlihat bercahaya dalam kegelapan. Efek pantulan ini bahkan membuat kucing mampu memanfaatkan cahaya sekecil apapun. Iris pada mata kucing dapat diatur lebarnya tergantung pada kekuatan cahaya yang diterimanya, persis seperti lensa diafragma pada sebuah kamera; hal ini membuat kucing mampu melihat dengan jelas daerah di sekitarnya walau dalam kegelapan. Keunikan lain yang dimiliki oleh tapetum lucidum ini adalah ketika sebuah cahaya mengenai salah satu sudut mata seekor kucing, maka akan menyebabkan matanya bersinar, walau pencahayaannya redup.
Ada batasan pada kekuatan penglihatan kucing di malam hari dan mereka mengatasi hal ini dengan mengandalkan kumisnya. Sehelai kumis kucing mampu membantunya mendeteksi perubahan angin yang amat kecil sekalipun. Cara kerja rambut-rambut pada wajah kucing ini mirip seperti cara kerja sistem radar, yang membantu mereka mengidentifikasi garis bentuk obyek-obyek yang nyaris tidak dapat mereka lihat.
Indera perasa
Satu kekurangan indera pada kucing apabila dibandingkan dengan manusia adalah pada indera pengecap mereka. Lidah kucing memiliki papillae (kuncup-kuncup pengecap) 25% lebih sedikit apabila dibandingkan dengan yang terdapat pada lidah manusia; kucing tidak dapat menikmati makanan manis. Kenikmatan yang didapatkan oleh hewan ini ketika menyantap makanan berhubungan dengan indera lain yang dianugerahkan pada mereka yaitu indera penciuman dan pengecap. Kucing memiliki sebuah organ yang tidak dimiliki manusia dan terletak di depan langit-langit mulut mereka. Bagian ini dinamakan organ Jacobson2. Sinyal-sinyal kimiawi masuk ke mulut dan berakhir pada sebuah kapsul kecil setelah melewati rongga di antara dua langit-langit mulut yang terletak di belakang gigi depan. Sinyal-sinyal kimia tersebut tersimpan di sini. Ini berarti kucing dapat mengecap rasa dari sinyal-sinyal kimia itu. Walaupun indera penciuman kucing tidak dapat disetarakan dengan anjing, namun kemampuan ini empat belas kali lebih kuat dari pada indera penciuman yang dimiliki manusia. Kemampuan ini digunakan kucing ketika melakukan interaksi sosial. Hal ini memungkinkan kucing dapat mengenali manusia melalui aroma tubuh mereka. Ketika hidung manusia hanya memiliki 5 juta sel penciuman, maka kucing memiliki sekitar 200 juta sel pada hidung kecil mereka itu. Porsi yang signifikan pada otak kucing membuat mereka siap untuk merasakan, menilai, dan merespon secara tepat sinyal-sinyal kimia yang diterimanya.
Hewan yang suka kerapian
Kucing mendedikasikan sebagian besar waktunya bagi kebersihan. Hewan yang satu ini benar-benar menikmati sesi kebersihan mereka. Dibutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk meluruskan bulu mereka yang kusut. Terlebih lagi, bulu-bulu tersebut haruslah cerah dan bersih agar tubuh mereka terlindung dari gangguan faktor eksternal, seperti udara dingin dan hujan. Kucing menjilat kaki-kaki mereka agar dapat digunakan layaknya sarung tangan untuk membersihkan wajahnya. Lidah mereka panjang, dan terdapat beberapa tonjolan kecil yang terletak di lidah bagian belakang. Bagian yang penuh dengan kuncup-kuncup ini, beraksi seperti sebuah sikat yang dapat digunakan untuk membersihkan bulu-bulunya secara lebih maksimal. Lidah kucing akan memicu kelenjar minyak yang berada pada akar tiap bulu tersebut. Cairan yang disekresi inilah yang membuat bulu kucing tahan terhadap air.
Meskipun memiliki bulu, kucing tidak pernah menderita kelelahan karena panas. Rambut-rambut tersebut tidak hanya mencegah kucing merasakan panas yang berlebihan, namun juga menjaga mereka agar selalu tetap hangat dengan menginsulasi3 dirinya dari lingkungan sekitar. Kucing memiliki ketahanan yang kuat terhadap rasa sakit. Hal ini dimungkinkan karena kucing memiliki endorphin, yaitu sebuah hormon pengurang rasa sakit, yang tinggi pada tubuhnya.
Si putri tidur
Kucing menghabiskan 2/3 hidupnya untuk tidur. Oleh karena itu, kucing seringkali digunakan sebagai hewan percobaan dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan aktivitas tidur. Dapat dikatakan pula bahwa kita telah ‘berhutang’ banyak informasi mengenai seluk-beluk mekanisme tidur serta efek-efeknya dari hewan ini.
Memiliki navigasi alami
Kucing diciptakan memiliki komponen lengkap untuk bernavigasi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kucing mampu menempuh jarak bermil-mil jauhnya untuk pulang kembali ke rumahnya. Hal ini diperkirakan dapat terjadi karena hewan ini mengandalkan posisi matahari serta gaya tarik bumi. Masih menjadi misteri apakah keahlian ini berasal dari sebuah mekanisme sensoris tertentu ataukah kucing memang telah ‘dilengkapi’ dengan beberapa indera yang jauh lebih tajam daripada yang kita pikir. Apapun jawabannya, secara singkat dapat kita simpulkan bahwa kucing adalah binatang yang benar-benar diberkahi hal-hal yang akan membuat mereka mudah beradaptasi dengan lingkungannya.
Discussion about this post