Jepang dan dinamika masyarakatnya selalu menarik untuk dibahas. Ini pula yang membuat saya pada suatu hari di pertengahan bulan Agustus 2017 mengikuti sebuah seminar dan diskusi panel bertema “Agama dan Masyarakat (Jepang) Masa Kini” yang diadakan oleh Liberal Art Institute, Tokyo Institute of Technology. Diskusi tersebut menghadirkan narasumber para profesor di kampus tersebut: Profesor Ueda (pakar budaya dan peradaban), Profesor Akira Ikegami (profesor tamu yang merupakan jurnalis ternama di Jepang), Profesor Yumiyama (pakar agama), dan Profesor Nakajima (ahli ideologi politik). Diskusi panel tersebut dipandu oleh Profesor Watanabe, seorang editor dari Universitas Taisho.
Banyak sekali peserta yang hadir di seminar itu meski hujan mengguyur deras di luar gedung, dan sepertinya sayup-sayup dari obrolan para staf yang saya dengar bahwa kondisi ini di luar perkiraan panitia. Sebenarnya tak biasanya sebuah event di Jepang berjalan tidak sesuai rencana. Hal ini mungkin dikarenakan narasumber Ikegami Sensei adalah figur yang sudah dikenal publik Jepang sebagai seorang jurnalis sekaligus pemikir. Akibatnya, selain hall utama, disediakan pula beberapa hall lain untuk menampung para peserta yang sebagian besar adalah orang tua berumur, dengan menampilkan video acara secara langsung. Antrean panjang peserta akhirnya dapat diakomodasi, dan acara baru dimulai setelah hal itu ditangani.
Filosofi Hidup
Pemaparan awal disampaikan oleh Profesor Nakajima yang menceritakan tentang situasi dan kondisi Jepang sekitar tahun 1995, saat terjadi beberapa peristiwa besar seperti bencana alam di daerah Kansai, peristiwa Teror Gas Sarin di jalur kereta api bawah tanah Tokyo, serta permintaan maaf Perdana Menteri Murayama atas penjajahan Jepang ke negara-negara Asia pada Perang Dunia ke-2. Profesor Nakajima memaparkan suasana masyarakat Jepang saat itu hingga menceritakan beberapa buku yang populer pada masa itu. Beliau mengatakan bahwa untuk dapat mengetahui kondisi sebuah masyarakat di suatu masa, maka kita bisa meneliti bacaan apa yang tengah populer di masa itu.
Profesor Nakajima menceritakan tentang buku Masachi Oozawa yang berisikan penjelasan zaman ideal, zaman fiksi, atau zaman yang tidak mungkin ada. Di tahun-tahun tersebut,….
Discussion about this post