Pada proses sejak fase masih berbentuk zigot (penyatuan antara sel sperma dan sel telur) hingga bayi siap dilahirkan terwujud begitu banyak proses yang berkaitan dengan pembentukkan organ secara cepat dan tanpa ada kesalahan.
Di antara organ-organ tersebut, proses pembentukkan wajah merupakan sebuah hal penting yang khusus. Wajah pada bayi mulai terbentuk di dalam kandungan sang Ibu sejak memasuki usia kehamilan 4 minggu. Pada akhir minggu ke-8 garis-garis wajah akan mulai jelas terbentuk dan keseimbangan yang tampak pada wajah seseorang atau yang dalam bahasa matematikanya disebut rasio emas (misal rasio luas wajah/bola-bola mata, luas dahi/ perbandingan panjang hidung, dll.) mulai dapat diukur dan diamati.
Di awal kehamilan tepatnya saat usia kehamilan memasuki minggu ke-empat, rancangan wajah (bentuk awal wajah yang belum sempurna), serta kondisi pertama pembentukkan mulut yang disebut stomodeum akan mulai tampak. Yang paling menarik perhatian adalah lima buah tonjolan cerukan yang ada pada rancangan wajah tersebut. Tonjolan dan cerukan tersebut yaitu: dahi-hidung (frontonazal), dua rahang atas (maksilla) dan dua rahang bawah (mandibula). Dari tonjolan dahi-hidung diciptakan dahi, batang dan puncak hidung; dari tonjolan-tonjolan rahang atas diciptakan rahang atas, bibir atas dan pipi atas. Sementara dari tonjolan-tonjolan rahang bawah dijadikanlah rahang bawah, bibir bawah dan pipi bagian bawah. Dari sambungan langit-langit mulut yang terbentuk dari tonjolan-tonjolan rahang atas diciptakanlah bagian mulut yang kasar maupun halus. Jika dikarenakan faktor genetik ataupun faktor lingkungan terjadi gangguan sehingga tonjolan-tonjolan rahang atas tersebut tidak bisa benar-benar membentuk jaringan maka kondisi bibir sumbing dan gusi sumbing dapat terjadi.
Pada akhir minggu ke-empat, bagian pinggir luar tonjolan-tonjolan hidung mulai tampak kehadirannya pada rancangan dahi yang pertama. Bentuk struktur ini lama-kelamaan akan mulai menjadi landai dan meruncing. Di bagian pinggir puncaknya akan terbentuk pola tonjolan hidung dalam dan luar. Dari tonjolan-tonjolan hidung luar diciptakanlah cuping hidung, sementara dari tonjolan-tonjolan dalamnya dijadikanlah tulang dan tulang rawan yang memisahkan dua lubang hidung. Puncak-puncak hidung tersebut kemudian membentuk menjadi lubang-lubang hidung. Bagian kosong yang ada di dalam tulang dahi, ethmoid dan tulang pipi (paranazal sinus) akan terbentuk sebagian saat menjelang proses persalinan dan sebagian lagi setelah proses kelahiran tersebut. Bagian tersebut merupakan perpanjangan dari ruang kosong pada tulang dalam hidung.
Telinga yang pada awalnya terdapat pada bagian leher serta mata yang terletak di bagian pelipis lambat laun akan menempati posisi yang sebenarnya setelah melewati akhir minggu ke lima, saat dagu bawah mulai diciptakan. Organ-organ penciuman-penglihatan-perasa dan pendengaran akan diciptakan di sekitar wajah dan sekitarnya.
Walaupun potongan dan bagian-bagian yang membentuk wajah manusia sama pada semua insan namun adalah sebuah kemukjizatan bahwa tidak ada satu manusia pun yang benar-benar persis sama dengan manusia lainnya. Berkaitan dengan hal ini, Ustad Badiuzzaman Said Nursi menyatakan suatu hal yang menarik perhatian: “Jika Kau punya mata, maka lihatlah pada wajah manusia, perhatikan bahwa; dari sejak zaman Nabi Adam hingga saat ini, mungkin juga hingga kelak di keabadian nanti, pada wajah yang teramat mungil ini,dengan pemahaman bahwa pada dasarnya semua indra adalah sama namun, jika dibandingkan dengan wajah-wajah lain pada umumnya, pada setiap wajah masing-masing satu sama lainnya terdapat penanda pembeda yang tetap. Oleh karenanya,
Pada fase penciptaannya, wajah manusia yang pada mulanya hanya sebuah potongan daging yang tak berbentuk dijadikan-Nya menjadi seraut wajah yang estetikanya begitu sempurna. Dari lentiknya bulu mata, hidung hingga bibir dengan sebuah maha karya yang sangat detail diciptakanlah seraut wajah bayi mungil. Semua keindahan yang ada pada wajah manusia saat fase penciptaannya, satu persatu merupakan sebuah perlambang dari Asma indah Sang Rabb. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Indah. Semua entitas, wajah-wajah dan jiwa yang indah, hanyalah sebuah perintah-Nya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustad Najib Fazil; “Betapa Maha Kuasa dan Maha Indah Seniman yang melukis raut wajah kita. Setiap garis dan lekuk yang ada di wajah kita masing-masing adalah barisan paragraf yang berasal dari goresan pena Tauhid. Jika tak ada alis dan bulu mata bagaimana mungkin mata kita kan terjaga? Jikalau telinga dan mata berganti tempat, betapa tak nyaman dan menakutkan bentuknya. Jika saja gigi geligi dan lidah tak ditempatkan di mulut kita maka bagaimana kita akan makan dan merasakan kelezatan, pernahkah kita memikirkan semua ini?”
Referensi:
1 Keith L. Moore and T.V.N. Persaud. The Developing Human- Clinically oriented Embryology. Edisi terjemahan dari Bahasa Inggris, cetakan ke-6, penerjemah: Yıldırım M., Okar İ., Dalçık H. İstanbul, 2002. Penerbit Nobel Tıp
2 Şeftalioğlu A. Genel ve Özel İnsan Embriyolojisi (Embriologi Umum dan Khusus Manusia), Cetakan ke-3, Penerbitan Umum Teknik dan kedokteran. Ankara
3 T.W. Sadler, Ph.D. Langman’s Medical Embryology. Lipincott Williams&Wilkins. Edisi terjemahan cetakan ke-9. Editor penerjemah: Başaklar C.A. Palme Yayınları. Ankara, 2005.
Discussion about this post