Menulis dengan kekuatan jiwa adalah sebuah modal untuk menjadi seorang penulis andal, bahkan bisa menjadi karya best seller. Allah Subhânahu wa ta’âla menyampaikan: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu (umat manusia), serta sangat menginginkan kebaikan untuk kamu semua, lagi amat tinggi belas kasihannya serta penyayang terhadap orang-orang mukmin”.1 Ayat ini menyatakan bahwa Rasul sangat merasakan apa yang dirasakan umatnya, tiap kali umatnya mendapat penderitaan, sesungguhnya Rasul merasakan lebih berat lagi derita dan kepedihan tersebut. Kasih sayang Rasul bahkan melebihi orangtua kita, menginginkan bahkan sangat-sangat ingin kebaikan dan sangat besar rasa kasihnya pada kita. Ayat ini bisa menjadi inspirasi sangat dahsyat bagi siapa saja yang ingin menulis tentang baginda Rasul. Maka motivasi terbesar dalam menulis adalah ibadah.
Modal yang Harus Dimiliki Seorang Penulis
Saat kita mulai menulis, modal pertama yang sangat dibutuhkan adalah keberadaan niat yang kuat. Tanpa niat yang benar dan kesungguhan yang terjaga, keinginan untuk bisa menulis dengan baik, dan menjadi penulis yang andal tidak akan mungkin terwujud. Sering kali orang bertanya apakah bakat dibutuhkan saat menulis. Sekiranya bakat dipahami sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang sejak lahir, maka kita melihat bahwa ada banyak penulis terkenal yang pada awalnya justru mendapat penolakan dan dianggap tidak bisa menulis. Jika kita melihat bagaimana mereka berproses, sekiranya pada awal kegagalan mereka tidak memiliki niat besar dan kemampuan mengelola niat atau kesungguhan yang kuat, maka mereka tidak akan dikenal seperti sekarang. Sebagai contoh penulis sekaligus budayawan terkenal Emha Ainun Nadjib yang pada masa awal beliau menulis puisi, berbagai puisinya ditolak puluhan kali oleh berbagai media. Akan tetapi beliau terus menulis, dan menulis, dan menulis terus, hingga satu puisinya diterima, setelah itu berbagai kritikus mengulas, membahas dan menyatakan bahwa Emha memiliki kekhasan sebagai penulis dan sastrawan, hingga kini beliau menjadi seorang budayawan terkenal yang diperhitungkan keberadaannya. Banyak contoh penulis lain yang juga mengalami hal serupa, maka bakat bukan serta merta kemampuan lebih yang dibawa sejak lahir, tetapi lebih dari itu, bakat adalah kerja keras, niat kuat dan istikamah yang dijaga secara konsisten. Bakat tidak berarti kemampuan lebih dalam suatu bidang yang telah ada sebelum dia belajar dan mencoba. Dalam hal menulis, bakat adalah minat kuat yang tidak mudah hilang pada seseorang.
Modal berikutnya yang kita butuhkan adalah…..
Discussion about this post