Tikus Buta Mampu Melihat Lagi
Kemampuan anda untuk membaca kata-kata yang ada pada artikel ini bergantung pada retina, saraf pusat mata kita. Cahaya datang melalui lensa dan iris, lalu jatuh pada retina yang terletak tepat di belakang bola mata, yang di dalamnya terdapat pendeteksi cahaya batang dan kerucut. Proses inilah yang memungkinkan kita dapat melihat huruf-huruf ini. Jika terjadi sebuah kesalahan pada retina, seseorang dapat kehilangan sebagian atau seluruh penglihatannya yang hingga saat ini, belum ada pengobatan ampuh yang mampu menyembuhkan kebutaan. Para peneliti telah mencoba untuk mencangkok sel-sel fotoreseptor baru ke dalam retina pada beberapa abad terakhir ini, tetapi hanya sedikit sekali yang berhasil, dan sel yang dicangkokkan biasanya tidak bertahan lama dalam mengembalikan penglihatan. Pada penelitian baru-baru ini, para ahli telah mampu mengembalikan penglihatan secara sempurna pada seekor tikus buta dengan mencangkokkan fotoreseptor yang diambil dari stem cells (sel punca) manusia. Mereka menunjukkan bahwa tikus buta tersebut mampu meresepsi cahaya 9 bulan setelah proses pencangkokkan. Kunci keberhasilan mereka adalah menghalangi secara simultan respon imun yang dapat menyebabkan sel cangkok tersebut ditolak oleh tubuh. Para peneliti menyatakan bahwa tikus yang kekurangan reseptor Immunodeficent IL2 gamma (L2rl), sebuah sel imun spesifik yang menolak pencangkokkan sel asing, sel cangkoknya akan mampu bertahan lebih lama. Penemuan ini memberikan banyak harapan bahwa sel punca yang dilakukan pada tikus buta ini akan dapat juga dilakukan pada manusia. Pada saat ini kita dapat dengan mudah mengidentifikasi molekul-molekul kecil atau protein rekombinan untuk mengurangi aktivitas reseptor interleukin 2 gamma dalam tubuh, agar kemungkinan tubuh menerima pencangkokkan sel punca akan semakin meningkatkan.
Bulan Mungkin Terbentuk dari Kumpulan Bulan-Bulan Kecil
Pembentukan bulan adalah peristiwa yang unik, tetapi hal ini ternyata masih rumit untuk dipahami. Bagaimanapun terjadinya, bulan pada galaksi kita seperti juga bulan-bulan lain di sistem tata surya memberikan efek penyeimbang bagi planet kita. Para ilmuwan memiliki tanda tanya besar mengapa Bumi hanya memiliki satu bulan, ketika planet-planet lain memiliki lebih dari satu. Sebagai contoh, Saturnus dan Jupiter masing-masing memiliki 62 dan 67 bulan. Penelitian terkini mengatakan bahwa kemungkinan Bumi sebenarnya memiliki beberapa bulan-bulan yang lebih kecil hingga waktu tertentu, tetapi kemudian bulan-bulan kecil ini dibenturkan menjadi satu sehingga membentuk bulan seperti yang kita miliki sekarang. Bumi diciptakan sekitar 4.5 milyar tahun yang lalu dan menurut para ilmuwan, Bulan mulai dibentuk beberapa waktu setelahnya. Penjelasan yang lebih mendalam tentang asal-usul Bulan, yang dikenal sebagai giant-impact model, mengatakan bahwa bulan terbentuk ketika sebuah protoplanet besar Theia, menabrak Bumi 4.4 miliar tahun yang lalu, merobek keluar puing sebesar Bulan. Tetapi penelitian terbaru telah menjalankan 1000 simulasi canggih dengan berpegang pada giant-impact kuno ini dan ternyata ditemukan bahwa bukannya mengalami satu kali tabrakan besar, Bumi sepertinya mengalami beberapa tabrakan-tabrakan kecil. Setiap dampak tabrakan kecil ini mungkin saja merobek puing yang nantinya bersatu menjadi bulan-bulan kecil. Bulan yang sekarang kita miliki kemungkinan terbentuk oleh kombinasi dari 20 bulan-bulan kecil selama jangka waktu sekitar 100 juta tahun. Namun saat percobaan-percobaan baru menawarkan beberapa ide menarik ini, ada hal yang tidak dapat dijelaskan yaitu bagaimana Bumi mendapatkan sumbu miringnya, yang juga dijelaskan oleh giant-impact model. Para ahli mengatakan dengan lebih banyaknya contoh hal-hal yang berkaitan dengan bulan dengan Program Eksplorasi Lunar Cina akan membantu kita untuk membedakan kedua model ini di masa mendatang.
Bakteri yang Meracuni Makanan Dapat Mematikan Tumor Kanker
Siapa yang tidak benci keracunan makanan? Salmonella bertanggung jawab atas lebih dari satu juta kasus keracunan makanan setiap tahunnya. Tetapi sebuah tim peneliti menemukan bahwa Salmonella mungkin saja merupakan sekutu terbaik kita dalam memerangi salah satu jenis kanker otak yang sangat agresif bernama Glioblastoma. Glioblastoma adalah salah satu tumor yang sangat ganas. Pasien-pasien yang didiagnosa mengidap tumor ini hanya memiliki perkiraan hidup selama 15 bulan. Kanker ini tidak dapat diobati secara konvensional dan terapi berbasis radiasi karena adanya hambatan pendarahan-otak. Operasi juga bukanlah pilihan yang tepat, karena jika ada satu sel kanker saja yang tertinggal, ia bisa berkembang biak menjadi sel-sel tumor baru. Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan secara genetis merekayasa bakteri Salmonella typhimurium sehingga ia tidak menyerang jalan gastrointestinal manusia, tetapi menyerang tumor glioblastoma. Secara spesifik, mereka membuat bakteri ini berdifisiensi dalam purin metabolit. Karena tumor-tumor tersebut terperangkap dalam purin, bakteri genetis yang direkayasa menjadi tertarik pada tumor-tumor tersebut seperti seekor lebah terhadap madu. Ilmuwan juga menyatukan dua gen dalam Salmonella untuk membentuk senyawa Azurian dan p53, yang keduanya dapat menyebabkan penghancuran diri sendiri, terutama pada lingkungan rendah oksigen seperti pada bagian dalam tumor, dimana bakteri secara terus menerus berkembang biak. Dengan metode ini, kedua sel tumor dan bakteri akan pelan pelan mati. Tantangan terbesar dalam mengobati glioblastoma adalah sel tumornya yang dapat menyebar secara luas, membuatnya susah untuk diangkat dengan jalan operasi. Jadi, cara untuk membuat bakteria terus bergerak aktif dan mencari tumor-tumor ini, serta kemudian mengeluarkan protein anti-tumor mereka hanya pada hipoksia, daerah purin yang banyak tumor akan memiliki potensi pengobatan yang besar. Percobaan pada tikus, pengobatan ini biasanya menggandakan angka bertahan hidup dan masa hidup bagi tikus-tikus yang terkena glioblastoma. Meskipun keberhasilan dalam percobaan terhadap tikus tidak menjamin keberhasilannya terhadap manusia, hasilnya tetap mengesankan dan menjanjikan.
Discussion about this post