• Privacy & Policy
  • Kontak
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Redaksi dan Manajemen
    • Dewan Penasihat
  • Mata Air di Dunia
    • Arabic
    • Deutsch
    • English
    • Spanish
    • Turkish
  • FAQ
  • Kirim Artikel
  • Karir
Friday, September 22, 2023
  • Login
Majalah Mata Air
Advertisement
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
Majalah Mata Air
No Result
View All Result
Home Sains Anatomi

Hai Budi, Ini Aku Telingamu

Prof. Dr. İrfan Yılmaz

by Irfan Yilmaz. Prof. Dr.
8 years ago
in Anatomi
Reading Time: 7 mins read
Share on WhatsappShare on FacebookScan and read on your phone

Aku sungguh tidak sabar menunggu giliran untuk menceritakan diriku padamu dan tentang Penciptaku. Tahukah kamu mengapa aku merasa tidak sabar? Hal ini karena aku sangat ingin memberi pengakuan kepada dunia bagaimana Tuhan yang Maha Kuasa telah menunjukkan kehebatan hasil ciptaan-Nya pada tubuhmu dan Dia telah memberikanmu kemampuan untuk mendengar hanya sebagian kecil dari bunyi-bunyian yang tercipta di alam semesta ini.

 

Kehidupan Tanpa Diriku Hanyalah Sebuah Keheningan

Setiap seniman pasti ingin agar hasil karyanya dapat dilihat dan dinikmati semua orang untuk dihargai dan dikagumi. Di seluruh alam semesta, mulai dari skala atom yang paling mikroskopik hingga skala galaksi yang makroskopik, Tuhan selalu menunjukkan seluruh detail karya ciptaan-Nya. Dan di antaranya, telah disisipkan kreasi-Nya yang paling luar biasa di dalam tubuh kita sendiri. Dengan akal dan pengetahuan, kita dapat dengan mudah melihat dan memahami kebesaran-Nya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mengenali macam-macam tujuan dan karakteristik dari keberadaan sesuatu. Walaupun demikian, manusia membutuhkan perangkat lain yaitu kelima panca inderanya yang melaluinya engkau dapat melihat dan mempelajari dunia dengan segala isinya serta kemudian menggunakan pengetahuan yang telah didapatkan tadi untuk mengenali tujuan di balik penciptaan seluruh alam semesta oleh-Nya.

RelatedArticles

Jantung yang Tak Pernah Istirahat

Organ Tubuh Tak Berguna(?)

Jika Tuhan tidak menempatkanku di tengkorakmu, maka kau tidak akan mampu mendengar dan mengetahui bunyi merdu nyanyian burung, gemerisik daun-daun di pepohonan, gemericik air, atau siulan embusan angin yang masing-masing merupakan rangkaian simfoni dalam harmoni musikal Ilahi di seluruh alam semesta. Tentunya, segala sesuatu “berbicara” sesuai dengan “lidah”-nya untuk memperkenalkan Tuhan kepada setiap manusia.

Panjang gelombang bunyi yang dapat kudengar berada dalam rentang frekuensi antara 20 hingga 20.000 Hertz. Aku tidak mampu mendengar frekuensi bunyi yang berada di atas ataupun di bawah rentang tersebut. Tentunya, akan lebih baik jika kita katakan “keterbatasan” ini sebagai berkah Tuhan, bukan sebaliknya sebagai “ketidakmampuan”. Jika Sang Pencipta alam semesta tidak memberi keterbatasan ini kepada manusia maka manusia akan mendengar semua bunyi pada berbagai frekuensi dan kita akan terganggu oleh langkah kaki seekor semut kecil, dengung getaran sayap lebah, dan suara kepakan sayap burung. Dengan demikian, fakta bahwa aku memiliki sensitivitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhanmu adalah sebuah kelebihan dan menunjukkan kasih sayang Tuhan. Lagi pula, Penciptaku memberikan pada semua makhluk tepat seperti apa yang dibutuhkan masing-masing dengan cara yang paling tepat dan ukuran yang terbaik.

Telinga bagian luar, yang kadang-kadang memerah ketika kau sedang cemas, terpasang pada lokasi yang terbaik sesuai dengan bentuk kepalamu. Ini membuat aku dapat mendengar bunyi dengan cara yang paling efektif. Karena tersusun dari kartilago (tulang lunak), telinga bagian luar (A) bersifat fleksibel dan tidak akan patah ketika kau berbaring di atasnya. Bentuk lekukannya (dikenal sebagai bentuk heliks) dan rambut-rambut halus yang tumbuh di bagian dalamnya tidak diciptakan tanpa fungsi. Struktur tulang lunak pada telinga memiliki bentuk yang sempurna untuk “membawa” gelombang bunyi ke telinga bagian tengah sesuai dengan intensitas dan arah datangnya. Karena bentuk spesialnya ini tersusun menurut kode genetika setiap manusia maka bentuk telinga setiap orang pasti berbeda-beda. Rambut-rambut halus di dalam saluran telinga berfungsi untuk melindungiku dari masuknya benda-benda asing seperti serangga atau debu. Saluran tersebut menghubungkan telinga bagian luar dengan bagian tengah (B) yang sebenarnya cukup luas, tetapi jika di dalamnya terdapat kotoran dan lemak yang terlalu banyak maka aku bisa kehilangan kemampuan pendengaranku.

Telinga bagian luar diikuti oleh telinga bagian tengah yang dimulai dari gendang telinga (membran timpani) (C). Ada tiga tulang pendengaran yang tersambung dengan gendang telinga dan tersusun berurutan, yaitu tulang martil (malleus) (D), tulang lkamusan (incus) (E), dan tulang sanggurdi (stapes) (F). Ketiga tulang-tulang pendengaran tersebut terhubung satu sama lain pada sudut 105 derajat. Dengan gerakan seperti piston, ketiga tulang pendengaran tersebut berfungsi memperkuat getaran bunyi yang datang dari gendang telinga dan meneruskan sinyalnya ke telinga bagian tengah. Ruang di dalam telinga tengah terhubung dengan faring di tenggorokan melalui suatu saluran tipis yang disebut saluran Eustachius (G). Untuk melindungi gendang telinga dari kerusakan saat mendengar bunyi ledakan keras atau dengung yang terus-menerus maka gelombang suara yang masuk melalui mulutmu akan menyeimbangkan gelombang suara yang melewati saluran telinga.

Telinga bagian dalam berada setelah telinga bagian tengah dan merupakan wilayah yang paling vital dan sensitif. Karena itu, wilayah tersebut ditutupi dan terlindungi oleh tulang-tulang tengkorakmu. Bagian terdalam ini merupakan bagian yang paling hebat dan canggih dan tersusun atas dua organ reseptor penerima rangsang yang luar biasa. Kedua organ reseptor ini terletak di ruang sempit yang sama di dalam tulang temporal, tetapi keduanya melakukan tugas yang berbeda. Salah satunya bernama rumah siput atau koklea (H), yang terlibat dalam proses mendengar bunyi. Organ lainnya adalah saluran pengatur kesetimbangan (vestibular), yang terdiri atas tiga saluran setengah lingkaran (I), sakulus (J), dan utrikulus (K). Organ kesetimbangan ini membuat manusia dapat berdiri tegak dan berjalan, berlari, atau bergerak tanpa tersandung atau terjatuh.

Seperti marmer yang dipahat, kedua organ tersebut diciptakan sedemikian rupa sehingga bentuknya indah dan rumit. Jika dipotong melintang, koklea pada telinga terbagi dua oleh sebuah saluran berupa tulang lunak. Ruang bagian atas di atas saluran tersebut terhubung dengan sebuah tingkap oval, yang merupakan portal keluar menuju telinga bagian tengah. Ruang bagian bawah di bawah saluran tersebut terhubung dengan sebuah tingkap bundar. Bagian terdalam dari telinga bagian dalam adalah suatu labirin dengan tabung-tabung berisi cairan. Cairan yang terdapat di dalam labirin di antara tulang dan membran itu disebut perilimfe, sedangkan cairan lainnya yang terdapat di dalam struktur membran disebut endolimfe.

Pada membran basilaris (L) di dalam koklea terdapat sebuah organ yang sangat kecil dan memiliki fungsi khusus yang disebut organ Korti. Organ ini mengandung sel-sel pendengaran (sel-sel rambut), reseptor-reseptor (M) yang sangat sensitif terhadap gelombang bunyi, serta sel-sel pendukung lainnya. Karena panjang sel-sel di dalam organ Korti berbeda-beda maka bagian yang berbeda dari koklea memiliki sensitivitas terhadap bunyi dengan panjang gelombang yang berbeda pula.

Gelombang bunyi merambat di dalam telinga melalui tulang martil, tulang lkamusan, dan tulang sanggurdi kemudian terus ke tingkap oval, menggetarkan cairan perilimfe di dalam koklea. Setelah itu, gelombang bunyi akan membuat membran vestibularis(N) di dalam koklea bergetar, akibatnya terdapat pergerakan gelombang di dalam endolimfe. Selanjutnya gelombang diteruskan hingga mencapai organ Korti. Sel sel reseptor khusus (sel-sel rambut) pada organ Korti adalah reseptor getaran yang paling akhir. Permukaan sel-sel tersebut dipenuhi oleh bulu-bulu halus (silia). Bulu-bulu halus tersebut bergerak meliuk-liuk ketika menerima gelombang bunyi. Di sini terjadi kejadian yang sangat penting, yaitu gerakan meliuk-meliuk dari bulu-bulu halus inilah yang mengubah energi mekanik (berasal dari getaran gelombang bunyi) menjadi impuls-impuls listrik. Impuls-impuls tersebut selanjutnya dikirim ke otak melalui saraf pendengaran (nervus cochlearis), dan impuls inilah yang diterima sebagai “bunyi” oleh otak. Gelombang bunyi selanjutnya melanjutkan perambatannya ke dalam cairan perilimfe dan melewati tingkap bundar, yakni bagian di antara telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Tingkap bundar menekan gelombang bunyi untuk meredam getarannya di dalam cairan perilimfe dan selanjutnya mengurangi tekanannya secara bertahap. Kecepatan kemampuan mendengar seseorang tergantung pada kecepatan bunyi yang merambat ke dalam gendang telinga hingga tulang-tulang pendengaran. Namun, setelah gelombang bunyi masuk ke otak sebagai impuls listrik melalui saraf pendengaran, proses mendengar meningkat menjadi semakin cepat. Kemudian otak dengan cepat menginterpretasikan dan bereaksi terhadap gelombang bunyi tersebut. Kau tidak akan menyadari proses sangat cepat, yang tepat terjadi dalam tempo sepersekian detik ini. Pikirkan itu, Budi! Tuhan mengetahui dengan tepat apa yang kau butuhkan dalam hidupmu, kemudian Dia melengkapi fisikmu dengan berbagai organ yang tepat. Jika Tuhan tidak ada, mungkinkah organ yang kompleks seperti telinga dapat terbentuk dengan sendirinya di tengkorak kepalamu? Apakah teori “kebetulan” yang mengatakan bahwa sejumlah mekanisme biologis dapat terjadi bersamaan dengan sukses dan berurutan tanpa suatu perencanaan dan hasilnya berupa organ tubuh yang sangat luar biasa seperti diriku dengan seluruh-kelengkapan bagiannya? Kini kau pasti paham bahwa aku mustahil muncul hanya melalui suatu proses kebetulan saja namun haruslah merupakan hasil ciptaan Tuhan kita Yang Maha Perkasa, bukan?

 

Menjaga Keseimbangan Tubuhmu 

Sekarang, aku akan menyampaikan padamu tentang kemampuanku menjaga keseimbangan tubuh sehingga kau dapat lebih memahami betapa luar biasanya diriku. Pernahkah kau melihat seorang pemain akrobat berjalan di atas seutas tali atau seorang pendaki gunung beraksi? Atau cobalah untuk mengingat apa yang kau lakukan ketika sedang berada di atas sepedamu yang sedang berjalan agar sepeda tersebut tetap seimbang. Jika terjadi sebuah kesalahan kecil sekalipun maka pemain akrobat tersebut bisa tergelincir dari tali, pendaki gunung tersebut bisa tergelincir di tebing yang curam, dan kau dapat terjatuh dari sepedamu. Ketika kau melakukan gerakan refleks untuk menjaga keseimbangan tubuh, pernahkah kau pikirkan betapa padatnya lalu lintas impuls data yang terjadi di dalam sistemku? Aku telah dilengkapi dengan reseptor-reseptor yang sangat sensitif untuk membantu tubuhmu agar tetap stabil ketika kau melakukan berbagai macam gerak secara terus-menerus. Reseptor-reseptor tersebut dengan sangat cepat mengenali adanya perubahan-perubahan yang terjadi akibat adanya gerakan bahkan yang paling kecil sekalipun. Fungsi dari reseptor-reseptor tersebut adalah untuk mengingatkan tubuh agar menyesuaikan posisi tubuhnya dengan cara mengirimkan informasi ke tulang belakang dan ke otak tentang situasi yang baru tersebut.

Kau mungkin penasaran ingin mengetahui bagaimana kedua proses mendengar dan mengatur kesetimbangan ini dapat berlangsung di dalam suatu wilayah yang sangat kecil, yakni telinga bagian dalam. Sang Penciptalah yang menempatkan sel-sel mikroskopik dan berfungsi untuk mengerjakan tugas-tugas penting yang sangat sensitif.

Di bagian dasar dari tiga saluran setengah lingkaran, terdapat bagian berbentuk seperti bohlam yang panjang yang terhubung dengan sakulus dan utrikulus. Ketiga saluran setengah lingkaran ini masing-masing membentuk sudut 90 derajat antara satu dengan yang lain dalam ruang tiga dimensi. Di dalam ketiga saluran setengah lingkaran terdapat sedikit rambut-rambut halus sensorik tetapi di bagian yang berbentuk seperti bohlam memanjang justru terdapat lebih banyak rambut-rambut tersebut. Untaian dari sel-sel yang rapuh ini memiliki elastisitas yang cukup baik untuk memelintir dan menekuk ketika terjadi gerakan. Reseptor-reseptor yang menjaga keseimbangan di dalam sakulus dan utrikulus diselimuti oleh sebuah membran tipis yang mengandung lapisan gelatin dan kristal kalsit mikroskopik yang disebut cupula terminalis. Terkait dengan massa jenisnya, cairan endolimfe di dalam tiga saluran setengah lingkaran bergerak melawan arah gerakan yang dilakukan oleh kepala dan tubuhmu. Gerakan dan kecepatan cairan endolimfe berlawanan dengan gerakan keseluruhan tubuhmu. Misalnya, ketika sebuah mobil berbelok ke kanan, tubuh penumpang bergerak ke kiri dengan percepatan, dan ketika sebuah mobil yang berjalan cepat tiba-tiba direm maka penumpangnya akan merasakan tubuhnya terlempar ke depan. Serupa dengan hal tersebut, tergantung pada percepatan dan momentumnya, setiap perubahan yang terjadi pada gerak tubuhmu menyebabkan cairan di dalam tiga saluran setengah lingkaran ikut bergerak. Dipicu oleh gerakan cairan endolimfe, membran cupula terminalis pun ikut bergeser. Ini menyebabkan untaian reseptor-reseptornya bergerak melintir. Setiap gerakan pada kepalamu mengingatkan sel-sel tubuh, dan sistem saraf melalui syaraf pendengaran mengindera adanya perubahan yang terjadi pada kesetimbangan tubuhmu.

 

Rasa terima kasih dan dzikir 

Sepanjang hidupmu, organ keseimbangan bekerja mengatur keseimbangan tubuhmu tanpa satu gerakan pun terlewatkan, sedangkan organ pendengaran membuatmu belajar tentang ribuan jenis bunyi-bunyian di dunia ini. Pikirkan seluruh gerakan yang kau lakukan di sepanjang hidupmu, maka akan kau lihat bahwa kedua organku mengerjakan tugasnya tanpa kenal lelah, tanpa pernah beristirahat, atau protes. Kami tidak meminta sejumlah ongkos darimu atas semua pelayanan tersebut sama sekali. Satu-satunya yang diinginkan darimu adalah memikirkan seluruh karunia tersebut dan bersyukur kepada-Nya.

Cobalah tengok mereka yang sedang berobat di RS agar sedikitnya kau bisa bersyukur. Penyakit gangguan telinga yang serius meliputi infeksi telinga bagian dalam (media otitis) yang sering terjadi pada anak-anak; otosklerosis, di mana tulang sanggurdi tidak mampu mentransmisikan gelombang bunyi dengan baik karena bagian lkamusannya merekat keras pada jendela oval; dan beberapa gangguan pendengaran lainnya yang dapat muncul di masa kelahiran atau di sepanjang masa hidup seseorang, tergantung pada tingkat kerusakan saraf pendengarannya. Menyaksikan dampak dari gangguan-gangguan tersebut, kau akan memahami betapa pentingnya kemampuan mendengar bunyi serta dapat berdiri tegak dan stabil. Pada setiap langkah, ketika kau berbaring atau bangun, atau setiap kali mendengar cicit burung-burung dan melodi yang indah, kau akan menghargai kebesaran dan kasih sayang Tuhan Penciptamu Yang Maha Perkasa, yang telah menanamkan makna dari bunyi-bunyian tersebut ke dalam ingatanmu.

Wahai Budi, kini kamu telah menggunakan diriku untuk mendengar perkataan orang lain, tetapi hari ini giliranku yang harus kau dengar atas seluruh penjelasan tentang diriku ini. Tujuan utamaku dari ceritaku ini adalah untuk menarik perhatianmu padaku, kemudian memberitahu dirimu tentang Tuhan dan mendekatkan dirimu kepada-Nya. Mulai sekarang, kau akan mendengar “panggilan” dariku setiap saat dan mengingatku sehingga kamu sekali lagi akan selamat dari kesesatan.

Tags: gendang telingareseptortelinga
Previous Post

Neuron Cermin

Next Post

Jahe, Harta Karun bagi Kesembuhan

Irfan Yilmaz. Prof. Dr.

Irfan Yilmaz. Prof. Dr.

Related Posts

Anatomi

Jantung yang Tak Pernah Istirahat

8 months ago
Organ Tubuh Tak Berguna(?)
Anatomi

Organ Tubuh Tak Berguna(?)

2 years ago
Load More

Discussion about this post

POPULAR POST

  • Taubah, Inabah, dan Aubah

    Taubah, Inabah, dan Aubah

    883 shares
    Share 353 Tweet 221
  • Hewan-hewan yang Menantang Suhu Dingin

    776 shares
    Share 311 Tweet 194
  • Shuffah, Pusat Bagi Para Jenius

    738 shares
    Share 295 Tweet 185
  • Syair Rindu Sang Musafir

    693 shares
    Share 278 Tweet 173
  • Buku atau Gadget

    640 shares
    Share 257 Tweet 160

Majalah Mata Air menyuguhkan bahan bacaan untuk mengembangkan cakrawala pemikiran.

Ikuti Kami

Categories

Bulan Terbit

Kebakaran Hutan

Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 39)

September 18, 2023
Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

September 18, 2023
Ketenagan Jiwa

Sakinah dan Thuma’ninah atau Ithmi’nan

September 12, 2023
  • Tentang
  • Ketentuan
  • Kirim Tulisan

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

No Result
View All Result
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Berlangganan Majalah
  • Blog
  • Buku Digital
  • Cart
  • Checkout
  • Checkout
    • Purchase Confirmation
    • Purchase History
    • Transaction Failed
  • Dashboard
  • Dewan Penasihat
  • Event
  • FAQ
  • FAQ Tetas Mata Air
  • Form Berlangganan
  • Form Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Gallery
  • Hubungi Mata Air
  • Instructor Registration
  • Jenis Pendaftaran
  • Karir
  • Kirim Artikel
  • Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Kirim Tulisan
  • Kuis Majalah Mata Air
  • langganan
  • Langganan Individu
  • Langganan Kelompok
  • LCCL Mata Air 2023
  • Liputan
  • Lomba Menulis Artikel
  • Majalah Digital
  • Majalah Mata Air Edisi 1
  • Majalah Mata Air Edisi 2
  • Majalah Tergantung
  • Mata Air dalam Genggaman
  • Mata Air On Air
  • My account
  • Paket Majalah
  • Pembahasan Try Out Cahaya Abadi
  • Pembahasan Try Out Sirah Nabawiyah
  • Pembahasan Ujian Cahaya Abadi
  • Pemenang SM21
  • Penulis
  • Penulis
  • Polling Cover Buku “Hening Sejenak”
  • Privacy Policy
  • Produk Kami
  • Produk Mata Air di Playbook
  • Profil
  • Proposal Landing Page
  • Quotes
  • Redaksi dan Manajemen
  • Relawan
  • Rubrik
  • Rubrik
  • Seminar 1
  • Seminar 2
  • Seminar 3
  • Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 1 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 2 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 3 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
  • Semua Membacanya
  • Semua Membacanya 2022
  • Semua Membacanya 2023
  • Semua Membacanya 2023
  • Shop
  • Soal dan Kunci Jawaban Fikih Sirah
  • Soal dan Kunci Jawaban Cahaya Abadi 2
  • Soal dan Kunci Jawaban Khulasoh Nurul Yaqin
  • Soal dan Kunci Jawaban Mentari Kasih Sayang
  • Soal dan Kunci Jawaban Sirah Nabawi
  • Student Registration
  • Tentang
  • Terima Kasih
  • Try Out
  • Ujian Final
  • Workshop

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist