fbpx
  • Privacy & Policy
  • Kontak
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Redaksi dan Manajemen
    • Dewan Penasihat
  • Mata Air di Dunia
    • Arabic
    • Deutsch
    • English
    • Spanish
    • Turkish
  • FAQ
  • Kirim Artikel
  • Karir
Wednesday, November 29, 2023
  • Login
Majalah Mata Air
Advertisement
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
Majalah Mata Air
No Result
View All Result
Home Spiritualitas Artikel Utama

Doa – Bagian 2

M. Fethullah Gulen

by M. Fethullah Gulen
7 months ago
in Artikel Utama
Reading Time: 5 mins read
Share on WhatsappShare on FacebookScan and read on your phone

Untuk memenuhi sifat-sifat ajz1, faqr2, penuh kekurangan dan semua kebutuhan kita,  keberadaan, pemeliharaan, pengayoman dari-Nya, Ia yang selalu melihat dan memperhatikan semua keinginan kebutuhan kita dan takkan pernah meninggalkan kita pada yang lain, Dzat yang rahmatnya begitu luas itu, maka teramat penting bagi kita untuk selalu menjaga sikap dan tindak-tanduk  terhadap-Nya, serta selalu berada dalam koridor takaran kehalusan dan kesensitifan ini. Ketika kita ajz, lemah, dan penuh kebutuhan, sementara Ia, adalah Dzat yang kuasanya meliputi segala sesuatu, Sang Maha Hakim. Dengan pertimbangan inilah sepatutnya kita selalu, setiap waktu, hidup dalam perasaan membungkuk atas penghormatan pada kebesaran-Nya dan kesadaran betapa kecilnya diri kita, serta apa yang akan kita pintakan harus berada pada bingkai permohonan, secara kata, sikap, dan keadaan yang meminta hanya, dan hanya pada-Nya, sementara perilaku yang tak hanya mengharap kepada-Nya dan sikap manja seolah tak butuh adalah sebuah tindak-tanduk yang tak pantas; hubungan doa dan ibadah kita dengan-Nya yang berada pada sikap tidak serius atau sembrono patut dianggap sebagai sebuah kekurangajaran; tentu saja, tawajuh kita pada-Nya harus senantiasa kita upayakan dihaturkan bersama-sama dalam harap dan risau; rasa hormat dan pengharapan.  Ketika berpikir bahwa Ia begitu dekat dengan kita dan akan selalu mengijabah doa-doa kita,  merasakan rahmat kemuliaan dan keagungan-Nya secara mendalam dengan kebesaran dan kemegahan… bergetar dengan rasa takut dan gigilan… memperbaiki kembali semua perilaku kita dari awal hingga akhir… mengatur nada suara… dengan pemikiran berada di hadirat Dzat yang siap memberi perintah, maka kita akan merasakan dan mengalami kesenangan serta ketenangan di waktu bersamaan. Dalam makna ini, doa selalu merupakan sebuah perilaku penghambaan yang paling murni dan paling suci, karena merupakan suara-napas yang ditujukan ke hadirat Tuhan Yang Maha Agung. Sebenarnya semua makhluk, melalui lisan bakat, kemampuan, atau kebutuhan fitrahnya selalu berdoa pada-Nya. Ia pun selalu memberi jawaban atas semua doa tersebut pada bingkai hikmah dan selalu mengabarkan pada semua dan segala sesuatu bahwa semua suara akan didengar dan diijabah.

Namun, adalah juga tidak benar untuk memahami bahwa jawaban atas doa-doa kita adalah pemenuhan semua keinginan kita, persis sama dengan yang kita pintakan. Terkadang, kita mungkin telah mempersempit kerangka permintaan kita sendiri dengan hanya memikirkannya untuk saat ini, keinginan dan kebutuhan sesaat semata, dan mengabaikan hari esok dan banyak hal lain yang berkaitan dengan kita. Sementara Dia, memberikan jawaban berdasarkan banyak aspek, melihat-memperhatikan secara mendalam baik untuk kita maupun untuk semua, baik untuk hari ini maupun masa depan, yang jauh atau dekat, melapangkan hal-hal khusus yang menyesakkan kita, meluaskannya; menggapai hingga dunia-akhirat, berdasarkan kedalaman kasih sayang dan hikmah. Ya, ketika Dia takkan meremangkan masa depan kita, kala menerangi keadaan kita hari ini, tak akan Ia menzalimi masa depan ketika memberi cahaya bagi hari ini dan tak pula merasakan kekurangan pada yang lain kala memberi tawajuh serta pujian bagi kita. Ia memberi jawaban mendalam pada semua dan segala, akan menunjukkan bahwa Ia memperhatikan semua keinginan, mendengar semua doa dan memberikan kelapangan begitu luar biasa pada kalbu-kalbu kita, pada pemikiran-pemikiran kita, dengan kedamaian cinta.

Sebentuk kalbu yang terbuka pada semua pertimbangan ini akan menyadari bahwa saat ia menengadahkan tangan memohon ke hadirat-Nya, ada Dzat yang melihat dirinya, mendengar pintanya, mengetahui semua yang tebersit dalam benaknya dan mempertimbangkan rintihan doanya, yang Maha Qâdir, Maha Hâkim, yang dapat melakukan apa yang diinginkan dengan cara yang diinginkan-Nya, yang maha memperhatikan semua yang kita lakukan dengan hikmah tersendiri; dengan keyakinan bahwa berkat kasih sayang, iradat, serta kehendak-Nya segala sesuatu akan bisa teratasi dan bahkan pada saat paling kelam sekali pun ia akan selalu mereguk ketenangan, menghirup napas keyakinan, duduk-berdiri dengan harapan. Menyeru bermohon pada-Nya pada bingkai ini beberapa kali dalam sehari, mencoba melihat-mendengar segala sesuatu di luar dimensi fisiknya, menggunakan telinga-mata batin adalah suatu hal yang sangat dalam dan bermakna, hingga rasanya tak mungkin seseorang yang telah merasakan pengalaman ini meski hanya sekali saja, akan meninggalkan pintu ini. Jikalau pun kita tak mampu menjangkau perasaan yang persis seperti ini, kita sepatutnya mengarahkan kembali permohonan pada kuasa-Nya yang mulia, lalu mengetuk kembali pintunya sembari merintih penuh harap:

Wahai, pemilik nyawa semua makhluk, wahai Nur cahaya mata kami yang Maha Berkuasa! Sekiranya Engkau tak memberi nyawa pada kulit kami, maka apalah bedanya kami dari lumpur dan tanah liat!  Bila tak Kau poleskan cahaya pada mata kami, bagaimana kami mampu mengeja benda-benda, mengeja semesta dan bagaimana pula kami  bisa mengenal Engkau!

RelatedArticles

Generasi Bahagia

Doa – Bagian 1

Pertama-tama kami berasal dari tanah, dari batu, lalu kemudian Engkau karuniakan iman dan makrifat hingga dua kali Kau jadikan kami. Jikalau pun kami memuji Engkau sebanyak butiran zarah yang ada di seluruh alam semesta, tetap saja tak mampu memenuhi kewajiban kami untuk bersyukur pada-Mu sepenuhnya…

Wahai Sang Maha Indah dari yang paling indah, yang selalu menampilkan keindahan sembari menutupi keburukan dan bahkan menghiasi yang paling buruk sekalipun dengan keindahan-keindahan nisbi! Isilah kalbu kami dengan perasaan keindahan dan tunjukilah kami jalan untuk senantiasa tetap berada dalam kebaikan!

Wahai Sang Maha Pengasih dari yang paling pengasih, yang tak menyegerakan hukuman pada mereka yang berlumur dosa, yang mengabaikan aib orang-orang tak tahu diri dengan selalu memberi kesempatan pada mereka untuk menyucikan diri dari kotoran rohaninya! Jagalah kami dari noda-noda kesalahan, dari dosa-dosa; sekiranya kami berdosa jangan Kau jauhkan kami dari ampunan dan magfirah-Mu! Kami ada karena keberadaan diri-Mu dan kami hanya mampu tegak dengan anugerah-Mu. Kami senantiasa menghirup napas dengan kemurahan-Mu dan mereguknya melalui limpahan karunia-Mu. Engkaulah yang mencerahkan pemikiran kami; begitu pula Engkaulah yang memakmurkan hati kami dengan kelezatan iman. Akal berada dalam kebingungan, nafsu pun selalu memberontak hingga ia menemukan-Mu. Engkau yang menjadikan akal dalam bimbingan, nafsu mampu menahan keinginan-keinginannya, dan menunjukkan ufuk kepuasan padanya… Dengan karunia-karunia dari-Mu kami mampu menemukan diri kami sendiri dan terselamatkan dari kesia-siaan tak menentu.

Hati kami menjadi matang dengan melebur pada makrifat-Mu… pemikiran kami luput dari halusinasi yang membunuh dengan berserah pada-Mu. Semua dari kami adalah peminta-minta yang membungkuk, sembari tangan kami memegang pengetuk pintu-Mu -Ya Allah, semoga Engkau terus menjadikan kami peminta seperti ini hingga akhir nanti-.  Doa-doa kami merintih pada-Mu, menarik napas panjang dan menanti jawaban yang akan Kau beri. Hingga hari ini, tak ada yang mendengar kami, melihat pada kami dan mengelus kepala kami penuh kasih sayang seperti diri-Mu. Apapun yang kami lihat dan kami dapati adalah ada pada-Mu, kami melihatnya pada-Mu dan kami selamat dari kesendirian, perantauan, kedahsyatan, dan keterperangahan berkat keyakinan kami pada-Mu. Dengan segenap keegoanku, sekali lagi kami memohonkan ampunan dan keselamatan, mengarah hanya pada-Mu.

Kami berlindung pada-Mu dari kerasnya kalbu, kelalaian, keadaan menjadi beban bagi orang lain, kemiskinan, kerendahan dan direndahkan; dari kejahilan dan ilmu yang tak bermanfaat; dari hati yang tak bergetar, nafsu yang tak terpuaskan, doa yang tak terkabulkan; dari lenyapnya nikmat-nikmat-Mu, berubahnya karunia-karunia-Mu; dari azab yang datang tiba-tiba, dan dari murka yang datang tak terduga.

Jadikanlah kami lisan yang selalu memohon pada-Mu, dan kalbu yang selalu tergetar dengan rasa takut pada-Mu. Semoga Engkau mengabulkan taubat-taubat kami, menyucikan kami dari dosa-dosa, menjawab doa dan pinta kami!  Arahkanlah bukti dan tanda-tanda kami pada tujuannya, bukakanlah cakrawala hati kami, pautkan lisan kami pada kebenaran dan bersihkan hati kami dari noda dan kotoran!

Ya Allah, kukuhkanlah kami dalam semua urusan kami, jadikanlah kami tetap berada di jalan Al-Qur’an dan memiliki perasaan peka atas nikmat-nikmat-Mu. Janganlah Kau abaikan mereka yang mengarah pada pintu-Mu, berikanlah balasan berlimpah pada orang-orang yang taat dan tunjukkanlah jalan yang benar pada orang-orang yang mendurhakai-Mu.. Berikanlah mahkota jawaban atas doa-doa mereka yang menderita, berkati mereka yang berada dalam kesusahan dengan rahmat-Mu, hadapilah jiwa-jiwa yang sakit dengan perlakuan khusus, tunjukkanlah cahaya-Mu kepada mereka yang terguncang dalam kekufuran dan pengingkaran; tunjukkanlah pada mereka, hingga tak bersisa titik kelam di sisi mana pun..!

 

Keterangan:

  1. sangat lemah
  2. sangat miskin
Tags: berimandoaimanmemohonvolume 10 Nomor 38
Previous Post

Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 37)

Next Post

Puasa dan Pikiran Manusia

M. Fethullah Gulen

M. Fethullah Gulen

Related Posts

Generasi Bahagia
Artikel Utama

Generasi Bahagia

4 months ago
Doa – Bagian 1
Artikel Utama

Doa – Bagian 1

10 months ago
Load More

Discussion about this post

POPULAR POST

  • Taubah, Inabah, dan Aubah

    Taubah, Inabah, dan Aubah

    942 shares
    Share 377 Tweet 236
  • Hewan-hewan yang Menantang Suhu Dingin

    835 shares
    Share 335 Tweet 209
  • Shuffah, Pusat Bagi Para Jenius

    760 shares
    Share 304 Tweet 190
  • Syair Rindu Sang Musafir

    714 shares
    Share 286 Tweet 178
  • Ibnu Sina, Seorang Ilmuwan Teladan

    674 shares
    Share 270 Tweet 168

Majalah Mata Air menyuguhkan bahan bacaan untuk mengembangkan cakrawala pemikiran.

Ikuti Kami

Categories

Bulan Terbit

Mata Ikan

Rahasia Ilahi pada Mata Ikan

November 3, 2023
Radikal Bebas dan Penuaan Dini

Radikal Bebas dan Penuaan Dini

November 3, 2023
monyet

Hai Budi, Ini Aku Kera Si Raja Gelayutan

November 3, 2023
  • Tentang
  • Ketentuan
  • Kirim Tulisan

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

No Result
View All Result
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Berlangganan Majalah
  • Blog
  • Buku Digital
  • Cart
  • Checkout
  • Checkout
    • Purchase Confirmation
    • Purchase History
    • Transaction Failed
  • Dashboard
  • Dewan Penasihat
  • Event
  • FAQ
  • FAQ Tetas Mata Air
  • Final Exam Questions and Answers for The Luminous Life of Our Prophet Book
  • Form Berlangganan
  • Form Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Gallery
  • Hubungi Mata Air
  • Instructor Registration
  • Jenis Pendaftaran
  • Karir
  • Kirim Artikel
  • Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Kirim Tulisan
  • Kuis Majalah Mata Air
  • langganan
  • Langganan Individu
  • Langganan Kelompok
  • LCCL Mata Air 2023
  • Liputan
  • Lomba Menulis Artikel
  • Majalah Digital
  • Majalah Mata Air Edisi 1
  • Majalah Mata Air Edisi 2
  • Majalah Tergantung
  • Mata Air dalam Genggaman
  • Mata Air On Air
  • My account
  • Paket Majalah
  • Pembahasan Try Out Cahaya Abadi
  • Pembahasan Try Out Sirah Nabawiyah
  • Pembahasan Ujian Cahaya Abadi
  • Pemenang Lomba Semua Membacanya 2023
  • Pemenang SM21
  • Penulis
  • Penulis
  • Polling Cover Buku “Hening Sejenak”
  • Privacy Policy
  • Produk Kami
  • Produk Mata Air di Playbook
  • Profil
  • Proposal Landing Page
  • Quotes
  • Redaksi dan Manajemen
  • Relawan
  • Rubrik
  • Rubrik
  • Seminar 1
  • Seminar 2
  • Seminar 3
  • Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 1 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 2 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 3 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
  • Semua Membacanya
  • Semua Membacanya 2022
  • Semua Membacanya 2023
  • Semua Membacanya 2023
  • Shop
  • Soal dan Jawaban Ujian Final SM23 Jalan Nabi
  • Soal dan Kunci Jawaban Fikih Sirah
  • Soal dan Kunci Jawaban Cahaya Abadi 2
  • Soal dan Kunci Jawaban Khulasoh Nurul Yaqin
  • Soal dan Kunci Jawaban Mentari Kasih Sayang
  • Soal dan Kunci Jawaban Sirah Nabawi
  • Soal dan Pembahasan Kuis Seminar 1 SM23
  • Soal dan Pembahasan Try Out Jalan Nabi – SM23
  • Soal dan Pembahasan Try Out The Luminous Life of Our Prophet
  • Student Registration
  • Tentang
  • Terima Kasih
  • Try Out
  • Ujian Final
  • Workshop

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist