Untuk memenuhi sifat-sifat ajz1, faqr2, penuh kekurangan dan semua kebutuhan kita, keberadaan, pemeliharaan, pengayoman dari-Nya, Ia yang selalu melihat dan memperhatikan semua keinginan kebutuhan kita dan takkan pernah meninggalkan kita pada yang lain, Dzat yang rahmatnya begitu luas itu, maka teramat penting bagi kita untuk selalu menjaga sikap dan tindak-tanduk terhadap-Nya, serta selalu berada dalam koridor takaran kehalusan dan kesensitifan ini. Ketika kita ajz, lemah, dan penuh kebutuhan, sementara Ia, adalah Dzat yang kuasanya meliputi segala sesuatu, Sang Maha Hakim. Dengan pertimbangan inilah sepatutnya kita selalu, setiap waktu, hidup dalam perasaan membungkuk atas penghormatan pada kebesaran-Nya dan kesadaran betapa kecilnya diri kita, serta apa yang akan kita pintakan harus berada pada bingkai permohonan, secara kata, sikap, dan keadaan yang meminta hanya, dan hanya pada-Nya, sementara perilaku yang tak hanya mengharap kepada-Nya dan sikap manja seolah tak butuh adalah sebuah tindak-tanduk yang tak pantas; hubungan doa dan ibadah kita dengan-Nya yang berada pada sikap tidak serius atau sembrono patut dianggap sebagai sebuah kekurangajaran; tentu saja, tawajuh kita pada-Nya harus senantiasa kita upayakan dihaturkan bersama-sama dalam harap dan risau; rasa hormat dan pengharapan. Ketika berpikir bahwa Ia begitu dekat dengan kita dan akan selalu mengijabah doa-doa kita, merasakan rahmat kemuliaan dan keagungan-Nya secara mendalam dengan kebesaran dan kemegahan… bergetar dengan rasa takut dan gigilan… memperbaiki kembali semua perilaku kita dari awal hingga akhir… mengatur nada suara… dengan pemikiran berada di hadirat Dzat yang siap memberi perintah, maka kita akan merasakan dan mengalami kesenangan serta ketenangan di waktu bersamaan. Dalam makna ini, doa selalu merupakan sebuah perilaku penghambaan yang paling murni dan paling suci, karena merupakan suara-napas yang ditujukan ke hadirat Tuhan Yang Maha Agung. Sebenarnya semua makhluk, melalui lisan bakat, kemampuan, atau kebutuhan fitrahnya selalu berdoa pada-Nya. Ia pun selalu memberi jawaban atas semua doa tersebut pada bingkai hikmah dan selalu mengabarkan pada semua dan segala sesuatu bahwa semua suara akan didengar dan diijabah.
Namun, adalah juga tidak benar untuk memahami bahwa jawaban atas doa-doa kita adalah pemenuhan semua keinginan kita, persis sama dengan yang kita pintakan. Terkadang, kita mungkin telah mempersempit kerangka permintaan kita sendiri dengan hanya memikirkannya untuk saat ini, keinginan dan kebutuhan sesaat semata, dan mengabaikan hari esok dan banyak hal lain yang berkaitan dengan kita. Sementara Dia, memberikan jawaban berdasarkan banyak aspek, melihat-memperhatikan secara mendalam baik untuk kita maupun untuk semua, baik untuk hari ini maupun masa depan, yang jauh atau dekat, melapangkan hal-hal khusus yang menyesakkan kita, meluaskannya; menggapai hingga dunia-akhirat, berdasarkan kedalaman kasih sayang dan hikmah. Ya, ketika Dia takkan meremangkan masa depan kita, kala menerangi keadaan kita hari ini, tak akan Ia menzalimi masa depan ketika memberi cahaya bagi hari ini dan tak pula merasakan kekurangan pada yang lain kala memberi tawajuh serta pujian bagi kita. Ia memberi jawaban mendalam pada semua dan segala, akan menunjukkan bahwa Ia memperhatikan semua keinginan, mendengar semua doa dan memberikan kelapangan begitu luar biasa pada kalbu-kalbu kita, pada pemikiran-pemikiran kita, dengan kedamaian cinta.
Sebentuk kalbu yang terbuka pada semua pertimbangan ini akan menyadari bahwa saat ia menengadahkan tangan memohon ke hadirat-Nya, ada Dzat yang melihat dirinya, mendengar pintanya, mengetahui semua yang tebersit dalam benaknya dan mempertimbangkan rintihan doanya, yang Maha Qâdir, Maha Hâkim, yang dapat melakukan apa yang diinginkan dengan cara yang diinginkan-Nya, yang maha memperhatikan semua yang kita lakukan dengan hikmah tersendiri; dengan keyakinan bahwa berkat kasih sayang, iradat, serta kehendak-Nya segala sesuatu akan bisa teratasi dan bahkan pada saat paling kelam sekali pun ia akan selalu mereguk ketenangan, menghirup napas keyakinan, duduk-berdiri dengan harapan. Menyeru bermohon pada-Nya pada bingkai ini beberapa kali dalam sehari, mencoba melihat-mendengar segala sesuatu di luar dimensi fisiknya, menggunakan telinga-mata batin adalah suatu hal yang sangat dalam dan bermakna, hingga rasanya tak mungkin seseorang yang telah merasakan pengalaman ini meski hanya sekali saja, akan meninggalkan pintu ini. Jikalau pun kita tak mampu menjangkau perasaan yang persis seperti ini, kita sepatutnya mengarahkan kembali permohonan pada kuasa-Nya yang mulia, lalu mengetuk kembali pintunya sembari merintih penuh harap:
Wahai, pemilik nyawa semua makhluk, wahai Nur cahaya mata kami yang Maha Berkuasa! Sekiranya Engkau tak memberi nyawa pada kulit kami, maka apalah bedanya kami dari lumpur dan tanah liat! Bila tak Kau poleskan cahaya pada mata kami, bagaimana kami mampu mengeja benda-benda, mengeja semesta dan bagaimana pula kami bisa mengenal Engkau!
Pertama-tama kami berasal dari tanah, dari batu, lalu kemudian Engkau karuniakan iman dan makrifat hingga dua kali Kau jadikan kami. Jikalau pun kami memuji Engkau sebanyak butiran zarah yang ada di seluruh alam semesta, tetap saja tak mampu memenuhi kewajiban kami untuk bersyukur pada-Mu sepenuhnya…
Wahai Sang Maha Indah dari yang paling indah, yang selalu menampilkan keindahan sembari menutupi keburukan dan bahkan menghiasi yang paling buruk sekalipun dengan keindahan-keindahan nisbi! Isilah kalbu kami dengan perasaan keindahan dan tunjukilah kami jalan untuk senantiasa tetap berada dalam kebaikan!
Wahai Sang Maha Pengasih dari yang paling pengasih, yang tak menyegerakan hukuman pada mereka yang berlumur dosa, yang mengabaikan aib orang-orang tak tahu diri dengan selalu memberi kesempatan pada mereka untuk menyucikan diri dari kotoran rohaninya! Jagalah kami dari noda-noda kesalahan, dari dosa-dosa; sekiranya kami berdosa jangan Kau jauhkan kami dari ampunan dan magfirah-Mu! Kami ada karena keberadaan diri-Mu dan kami hanya mampu tegak dengan anugerah-Mu. Kami senantiasa menghirup napas dengan kemurahan-Mu dan mereguknya melalui limpahan karunia-Mu. Engkaulah yang mencerahkan pemikiran kami; begitu pula Engkaulah yang memakmurkan hati kami dengan kelezatan iman. Akal berada dalam kebingungan, nafsu pun selalu memberontak hingga ia menemukan-Mu. Engkau yang menjadikan akal dalam bimbingan, nafsu mampu menahan keinginan-keinginannya, dan menunjukkan ufuk kepuasan padanya… Dengan karunia-karunia dari-Mu kami mampu menemukan diri kami sendiri dan terselamatkan dari kesia-siaan tak menentu.
Hati kami menjadi matang dengan melebur pada makrifat-Mu… pemikiran kami luput dari halusinasi yang membunuh dengan berserah pada-Mu. Semua dari kami adalah peminta-minta yang membungkuk, sembari tangan kami memegang pengetuk pintu-Mu -Ya Allah, semoga Engkau terus menjadikan kami peminta seperti ini hingga akhir nanti-. Doa-doa kami merintih pada-Mu, menarik napas panjang dan menanti jawaban yang akan Kau beri. Hingga hari ini, tak ada yang mendengar kami, melihat pada kami dan mengelus kepala kami penuh kasih sayang seperti diri-Mu. Apapun yang kami lihat dan kami dapati adalah ada pada-Mu, kami melihatnya pada-Mu dan kami selamat dari kesendirian, perantauan, kedahsyatan, dan keterperangahan berkat keyakinan kami pada-Mu. Dengan segenap keegoanku, sekali lagi kami memohonkan ampunan dan keselamatan, mengarah hanya pada-Mu.
Kami berlindung pada-Mu dari kerasnya kalbu, kelalaian, keadaan menjadi beban bagi orang lain, kemiskinan, kerendahan dan direndahkan; dari kejahilan dan ilmu yang tak bermanfaat; dari hati yang tak bergetar, nafsu yang tak terpuaskan, doa yang tak terkabulkan; dari lenyapnya nikmat-nikmat-Mu, berubahnya karunia-karunia-Mu; dari azab yang datang tiba-tiba, dan dari murka yang datang tak terduga.
Jadikanlah kami lisan yang selalu memohon pada-Mu, dan kalbu yang selalu tergetar dengan rasa takut pada-Mu. Semoga Engkau mengabulkan taubat-taubat kami, menyucikan kami dari dosa-dosa, menjawab doa dan pinta kami! Arahkanlah bukti dan tanda-tanda kami pada tujuannya, bukakanlah cakrawala hati kami, pautkan lisan kami pada kebenaran dan bersihkan hati kami dari noda dan kotoran!
Ya Allah, kukuhkanlah kami dalam semua urusan kami, jadikanlah kami tetap berada di jalan Al-Qur’an dan memiliki perasaan peka atas nikmat-nikmat-Mu. Janganlah Kau abaikan mereka yang mengarah pada pintu-Mu, berikanlah balasan berlimpah pada orang-orang yang taat dan tunjukkanlah jalan yang benar pada orang-orang yang mendurhakai-Mu.. Berikanlah mahkota jawaban atas doa-doa mereka yang menderita, berkati mereka yang berada dalam kesusahan dengan rahmat-Mu, hadapilah jiwa-jiwa yang sakit dengan perlakuan khusus, tunjukkanlah cahaya-Mu kepada mereka yang terguncang dalam kekufuran dan pengingkaran; tunjukkanlah pada mereka, hingga tak bersisa titik kelam di sisi mana pun..!
Keterangan:
- sangat lemah
- sangat miskin
Discussion about this post