• Privacy & Policy
  • Kontak
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Redaksi dan Manajemen
    • Dewan Penasihat
  • Mata Air di Dunia
    • Arabic
    • Deutsch
    • English
    • Spanish
    • Turkish
  • FAQ
  • Kirim Artikel
  • Karir
Friday, September 22, 2023
  • Login
Majalah Mata Air
Advertisement
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
Majalah Mata Air
No Result
View All Result
Home Sains Kedokteran

Zootherapy Pengobatan dengan Hewan

Atif Yorulmaz

by Atif Yorulmaz. Prof. Dr.
6 years ago
in Kedokteran
Reading Time: 5 mins read
Share on WhatsappShare on FacebookScan and read on your phone

Informasi tentang pengobatan herbal telah banyak kita ketahui, bahkan pada pengobatan Barat. Mungkin karena namanya, kebanyakan orang berpikir akan membayangkan herbal, sebagai pengobatan dengan tumbuhan. Namun, apabila kita melihat secara keseluruhan farmasi alam, yang telah dipenuhi berbagai macam obat bagi kebutuhan manusia, tidak hanya tumbuhan, tetapi ada juga peran dari hewan dan mineral. Hanya karena terlalu fokus pada tumbuhan, kita lalu lupa untuk mengapresiasi peran hewan.

Sejarah menunjukkan banyak contoh tentang benefit kesehatan manusia yang kita dapatkan dari sumbangan hewan inilah yang disebut zootherapy. Hippocrates, yang hidup selama abad ke-5 dan 4 SM, menggunakan susu sapi, telur ayam, tanduk mamalia, dan karang laut untuk pengobatan. Kita juga tahu, bahwa seribu tahun lalu, suku Maya menggunakan jentik lalat untuk mengobati luka ganggren. Di Meksiko, lebah, semut, ayam dan hewan lainnya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit sejak zaman dahulu. Dalam pengobatan tradisional Cina, tercatat lebih dari 1500 tipe hewan yang digunakan untuk pengobatan.

Di zaman Mesir kuno, sumber-sumber sejarah menunjukkan adanya penggunaan susu sapi, darah kadal, organ-organ lembu, hati burung layang-layang, dan sayap kelelawar, sebagaimana juga bara dan minyak misk, untuk mengobati beberapa penyakit ringan dan kelainan yang ada. Sama halnya ditemukan bahwa di Mesopotamia selama masa Assyrian dan Babylonia, minyak ikan, lilin dan madu, darah luwak, cangkang penyu, kulit kambing, paru-paru domba, rusa dan burung dan juga lemak hewan digunakan sebagai obat atau balsem.

Di bagian timur Mediterania dan daerah laut Aegean, 99 zat yang berasal dari hewan telah digunakan sebagai obat sejak awal Abad Pertengahan hingga sekarang. Di dunia Islam juga, 52 bubuk dan pasta yang berasal dari hewan digunakan sejak abad ke-10 hingga berakhirnya masa kerajaan Utsmani. Tercatat pula bahwa 77 dari 99 produk hewani tersebut tetap digunakan hingga abad ke20 (Lev 2006, 2:1-11).

RelatedArticles

Semburat Kehidupan

Diagnosis Keliru dan Terapi Keliru pada Autisme

Sepanjang sejarah, ada tujuh produk hewan yang sering digunakan sebagai pengobatan: madu, lilin, bisa ular beracun, testis berang-berang, minyak wangian rusa, batu karang, dan ambar. Tiga dari yang pertama disebutkan adalah hal yang umum dan dapat dengan mudah ditemukan, tetapi empat lainnya telah langka dan mahal.

Dalam penelitian modern, lebih dari 230 spesies hewan telah digunakan untuk tujuan eksperimen. Meningkatnya golongan yang memperjuangkan hak hewan pada zaman modern telah membatasi beberapa penggunaan produk hewan. Tetapi baru-baru ini, sebuah penemuan pengobatan alternatif telah mengundang kembali minat pada obat tradisional.

Bahan-bahan berikut ini dipercayai berkhasiat untuk penyakit: susu kambing berkhasiat untuk batuk; telur burung puyuh untuk menyembuhkan penyakit paru-paru seperti asma, bronkitis dan sesak napas; bubuk yang terdapat pada bagian luar cangkang sotong untuk katarak; minyak unta untuk psoriasis, eksim, keseleo pada tungkai, dan ambeien; daging landak untuk epilepsi dan gonorhea; lintah medis bagi penyakit ginjal. Penggunaan yogurt dan minyak ikan juga telah diakui oleh pengobatan modern.

 

Produk hewan yang kaya akan struktur 

Jaringan dan cairan tubuh hewan mengandung banyak senyawa yang disintesis melalui proses yang jauh lebih rumit, setidaknya jika dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan. Selama kurang lebih setengah abad, ilmuwan telah meneliti tentang agen biologis yang berasal dari hewan dengan efek anti-tumor. Dari 252 bahan kimia penting dipilih WHO untuk penelitian, 11% berasal dari tumbuhan dan 8.7% berasal dari hewan (Marques 1997, 1:4). Tercatat 27 dari 150 resep obat yang digunakan di AS berasal dari hewan (World Resource Institute, 2000, 389). Terdapat 15-20% dari bahan yang digunakan oleh pengobatan Ayurvedic di India berasal dari produk hewani. Di kota Bahia, Brazil tercatat lebih dari 180 hewan digunakan sebagai obat (Alves 2011, 7-9).

 

Minum racun? 

Sejak zaman kuno, racun telah dikenal karena manfaat medisnya. Racun mengandung berbagai senyawa protein, enzim, peptide dan sedikit hasil sekresi non-protein. Campuran rumit ini disimpan dalam sel, jaringan atau kelenjar racun khusus pada tubuh hewan beracun.

Karena zat-zat aktif yang terkandung dalam racun sangat efektif, bahkan dalam jumlah yang sangat sedikit, racun sangatlah bernilai bagi penelitian biomedis. Zat ini memberikan harapan bagi para peneliti untuk mencari pengobatan penyakit-penyakit hematologi, autoimun, infeksi, kardiovaskular, kanker, neuromuscular dan psikotik.

Mari kita ambil satu contoh. Semua kulit katak kurang-lebih beracun. Pada zaman dahulu, satu-satunya hal yang diketahui manusia tentang kulit katak adalah kita tidak boleh menyentuhnya. Penelitian yang dilakukan terhadap katak mengungkapkan bahwa senyawa beracun yang ditemukan beberapa kulit katak mengandung zat yang berbeda, dan beberapa darinya mengandung efek antibiotik dan anti-kanker. Yang mengejutkan adalah, alkaloid Epibatidine, yang berasal dari kulit katak Epipedobatus tricolor, terbukti 200 kali lebih efektif menghilangkan rasa sakit daripada morfin. Beberapa zat yang berasal dari kulit katak malam (Bufo viridis) dapat meningkatkan ritme detak jantung. Sama halnya dengan racun lain yang didapat dari kulit katak India (Bufo melanostictus) dapat memperlambat reproduksi kultur sel kanker.

 

Musuh terbesar manusia? 

Menurut Injil, setan mengelabui Adam dan Hawa dengan berpura-pura sebagai ular. Sama halnya dengan tradisi Islam dalam hal menafsirkan mimpi, melihat seekor ular ditafsirkan sama seperti bertemu musuh. Bagaimanapun, ini merupakan fakta yang konkrit bahwa musuh bebuyutan kita dapat menjadi sebuah sumber penyembuh apabila ditangani dengan bijak. Penelitian modern terus membuat kemungkinan-kemungkinan obat baru dari zat berbahan dasar ular. Berbagai macam bisa ular telah terbukti secara efektif sebagai agen anti-tumor. Enzim-enzim berbeda yang ditemukan dalam bisa ular bekerja langsung sebagai antitumor atau mengaktifkan kembali peran sistem imun dalam tubuh kita.

Zat salmosin, yang terdapat dalam ular Korea Agkistrodan halys brevicaudus, dapat mencegah meningkatnya sel tumor dan menghentikan pembentukan pembuluh darah yang memberi makan tumor-tumor ini. Contorstrostatin, sebuah zat yang berasal dari ular berkepala tembaga dari selatan (Agkistrodan contortix contotrix), dapat menjadi penyembuh menjanjikan bagi kanker paru-paru; zat ini mencegah perkembangan sel tumor pada tikus percobaan yang mengidap kanker, membantu mereka bertahan hidup lebih lama. Protein tahan panas yang diambil dari ular berbisa (Daboia russelli russelli) dapat menyebabkan penurunan yang signifikan pada sel leukemia.

Bisa ular juga ternyata menjanjikan sebagai anti-depresan, obat penenang, penghilang rasa sakit dan stimulan jantung yang sangat baik. Sebuah penghilang rasa sakit bernama Hannalgesin terbentuk dari bisa ular king kobra (Ophiophagus hannah), salah satu ular yang paling ditakuti. Tetapi tidak hanya ular yang dapat membantu manusia: hewan berbisa lainnya juga mungkin saja menyimpan rahasia. PIM1 dan PIM2 yang berasal dari kalajengking kaisar (Pandinus imperator) memiliki efek anti-bakteri yang kuat terhadap bakteri jenis B. subtilus dan E.coli (Kuhn-Nentwig 2003:60:2651- 2668). Dan secara ironis seperti perputaran nasib, ilmuwan kini mulai “menghisap” zat yang sangat berguna dari lintah obat, dan menggunakannya untuk mengobati penggumpalan darah.

Harta karun yang terdapat di laut Harta terpendam yang ada di bawah laut bukanlah emas atau perhiasan, tetapi harta karun berupa zat-zat yang ditemukan pada berbagai makhluk laut yang berpotensi sebagai pengobatan, termasuk siput laut, lumut, bunga karang, dan bahkan hiu.

Kitin, zat yang berasal dari kerang, memiliki banyak manfaat medis. Penelitian telah mencatat efek anti-bakteri, anti-inflamasi, antioksidan, anti-kanker, dan anti-ulcerous pada zat kitin ini. Penelitian terbaru menunjukan kemungkinan lain terhadap pemanfaatan kitin sebagai pengobatan pada permasalahan ginjal (Sato et al, 2008, hal. 405-417).

Tulisan ini dapat saja diperpanjang. Karena kita sedang membahas harta karun laut, saya ingin mengakhirinya dengan sebuah cerita klasik Jules Vernes, “Pulau Misteri.” Dalam cerita tersebut, sekelompok orang yang terdampar tersesat di sebuah pulau. Tetapi di luar dugaan, semua yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup muncul dengan ajaib. Persediaan tersebut diberikan oleh seseorang yang tak bisa mereka lihat, tapi keberadaannya mereka ketahui dengan adanya bantuan-bantuannya itu. Ketika seorang pemuda menderita malaria, temannya mendapati seseorang telah meletakkan kina, obat untuk menyembuhkan malaria di atas meja.

Situasi yang kita hadapi di dunia tak ada bedanya dengan situasi di pulau tersebut. Perbedaan terbesar hanyalah bahwa obat-obat tak diletakkan di atas meja, tetapi di tempat yang berbeda-beda di seluruh dunia.

Referensi: 

1 Alves, R.R.N., Alves, N.H. (2011): The faunal drugstore: Animal-based remedies used in traditional medicines in Latin America. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 7: 9.

2 Barrow, C., Shahidi, F. (eds). CRC Press, Taylor & Francis Group.

3 Hunt, B., Vincent, A.C.J. (2006): Scale and sustainability of marine bioprospecting for pharmaceuticals. Ambio 35 (2): 57-64.

4 Kuhn-Nentwig, L. (2003): Antimicrobial and cytolitic peptides of venomous arthropods. Cell. Mol. Life Sci. 60: 2651-2668.

5 Lev, E. (2006): Healing with animals in the Levant from the 10th to the 18th century. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 2: 1-11.

6 Marques, JGW. 1997. Fauna medicinal: recurso do ambiente ou ameaça à biodiversidade? Mutum 1: 4.

7 Rasmussen, R. S., Morrissey, M. T. (2008): Chitin and chitosan. In: Marine nutraceuticals and functional foods. p. 155-182. Barrow, C., Shahidi, F. (eds). CRC Press, Taylor & Francis Group.

8 Sato, K., Kitahashi, T., Itho, C., Tsutsumi, M. (2008): Shark cartilage: potential for therapeutic application for cancer-review article. In: Marine nutraceuticals and functional foods.

9 World Resources Institute. 2000. World Resources Report 2000-2001. People and ecosystems: the fraying web of life. Washington D.C.: World Resources Institute.

Tags: antioksidankerangmadumedisracunular
Previous Post

Bunga Batu Mawar dari Gurun

Next Post

Tanya Jawab Edisi 15

Atif Yorulmaz. Prof. Dr.

Atif Yorulmaz. Prof. Dr.

Related Posts

Semburat Kehidupan
Kedokteran

Semburat Kehidupan

12 months ago
Diagnosis Keliru dan Terapi Keliru pada Autisme
Kedokteran

Diagnosis Keliru dan Terapi Keliru pada Autisme

2 years ago
Load More

Discussion about this post

POPULAR POST

  • Taubah, Inabah, dan Aubah

    Taubah, Inabah, dan Aubah

    883 shares
    Share 353 Tweet 221
  • Hewan-hewan yang Menantang Suhu Dingin

    776 shares
    Share 311 Tweet 194
  • Shuffah, Pusat Bagi Para Jenius

    738 shares
    Share 295 Tweet 185
  • Syair Rindu Sang Musafir

    693 shares
    Share 278 Tweet 173
  • Buku atau Gadget

    640 shares
    Share 257 Tweet 160

Majalah Mata Air menyuguhkan bahan bacaan untuk mengembangkan cakrawala pemikiran.

Ikuti Kami

Categories

Bulan Terbit

Kebakaran Hutan

Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 39)

September 18, 2023
Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

September 18, 2023
Ketenagan Jiwa

Sakinah dan Thuma’ninah atau Ithmi’nan

September 12, 2023
  • Tentang
  • Ketentuan
  • Kirim Tulisan

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

No Result
View All Result
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Berlangganan Majalah
  • Blog
  • Buku Digital
  • Cart
  • Checkout
  • Checkout
    • Purchase Confirmation
    • Purchase History
    • Transaction Failed
  • Dashboard
  • Dewan Penasihat
  • Event
  • FAQ
  • FAQ Tetas Mata Air
  • Form Berlangganan
  • Form Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Gallery
  • Hubungi Mata Air
  • Instructor Registration
  • Jenis Pendaftaran
  • Karir
  • Kirim Artikel
  • Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Kirim Tulisan
  • Kuis Majalah Mata Air
  • langganan
  • Langganan Individu
  • Langganan Kelompok
  • LCCL Mata Air 2023
  • Liputan
  • Lomba Menulis Artikel
  • Majalah Digital
  • Majalah Mata Air Edisi 1
  • Majalah Mata Air Edisi 2
  • Majalah Tergantung
  • Mata Air dalam Genggaman
  • Mata Air On Air
  • My account
  • Paket Majalah
  • Pembahasan Try Out Cahaya Abadi
  • Pembahasan Try Out Sirah Nabawiyah
  • Pembahasan Ujian Cahaya Abadi
  • Pemenang SM21
  • Penulis
  • Penulis
  • Polling Cover Buku “Hening Sejenak”
  • Privacy Policy
  • Produk Kami
  • Produk Mata Air di Playbook
  • Profil
  • Proposal Landing Page
  • Quotes
  • Redaksi dan Manajemen
  • Relawan
  • Rubrik
  • Rubrik
  • Seminar 1
  • Seminar 2
  • Seminar 3
  • Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 1 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 2 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 3 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
  • Semua Membacanya
  • Semua Membacanya 2022
  • Semua Membacanya 2023
  • Semua Membacanya 2023
  • Shop
  • Soal dan Kunci Jawaban Fikih Sirah
  • Soal dan Kunci Jawaban Cahaya Abadi 2
  • Soal dan Kunci Jawaban Khulasoh Nurul Yaqin
  • Soal dan Kunci Jawaban Mentari Kasih Sayang
  • Soal dan Kunci Jawaban Sirah Nabawi
  • Student Registration
  • Tentang
  • Terima Kasih
  • Try Out
  • Ujian Final
  • Workshop

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist