Suatu ketika terjadi sebuah kecelakaan dan korban dari kecelakaan itu segera dibawa ke rumah sakit. Di antara para korban tersebut ada salah seorang korban yang sampai sekarang belum bisa melupakan kejadian itu. Kaki kanan hingga pinggulnya terputus. Meskipun hampir semua pembuluh nadinya putus dan banyak darah yang keluar akan tetapi ia masih bisa bertahan hidup. Secara logika seharusnya darah korban tersebut sudah habis, tapi ternyata tidak. Ketika kejadian itu terjadi dan terlihat pembuluh nadi yang telah putus serta betapa derasnya darah yang keluar, sungguh menakjubkan bagaimana Allah Yang Maha Kuasa menciptakan sistem sehingga korban tadi tidak sampai kehabisan darah.
Orang dewasa mempunyai sekitar lima liter darah dalam tubuhnya. Bila darah berkurang hingga satu liter sekalipun, hal tersebut tidak akan terlalu membahayakan tubuhnya. Di sumsum tulang, darah baru akan diproduksi dan setelah beberapa minggu darah yang beredar di dalam tubuh akan kembali memenuhi jumlah yang dibutuhkan. Oleh karena itu di tempat pendonoran darah, bisa diambil setengah liter (satu kantong) darah dari orang yang sehat untuk disalurkan bagi yang membutuhkan. Namun jika tubuh kehilangan lebih dari satu liter darah maka hal tersebut tidak akan dapat ditolerir oleh tubuh.
Perdarahan, adalah sebuah kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh adanya sobekan, putus atau luka tusukan pada pembuluh darah. Berhentinya perdarahan ini merupakan Rahmat Allah yang luar biasa, dimana telah diciptakan-Nya tiga mekanisme khusus. Dari ketiga mekanisme itu, satu atau dua mekanisme secara otomatis berfungsi tergantung pada beratnya perdarahan yang terjadi. Pada perdarahan yang sangat berat ketiga mekanisme tersebut berfungsi bersamaan dan secepat kilat menghentikan pendarahan tersebut. Dari ketiga mekanisme tersebut yang pertama adalah penyempitan pembuluh darah. Pada pembuluh darah yang terluka, perdarahan bisa dihentikan jika titik yang terluka mengalami kontraksi dari belakang. Di bagian manapun dari pembuluh darah jika terluka atau terjadi perdarahan maka dengan perantaraan dari syaraf-syaraf penerima yang terdapat pada lapisan pembuluh darah, akan dikirimkan pesan ke otak. Dengan adanya perintah dari otak, otot polos yang berada di lapisan tengah pembuluh darah bergerak untuk menghentikan perdarahan. Faktor lain dari kontraksi otot polos tersebut adalah adanya sinyal kimiawi yang keluar dari pecahan-pecahan trombosit atau sinyal dari saraf atau dari otot yang robek tersebut. Otot akan semakin berkontraksi jika kondisinya semakin parah.
Mekanisme penghentian perdarahan yang kedua adalah penyumbatan trombosit. Pada manusia yang sehat sekalipun, kadang kala dapat terjadi perdarahan pada pembuluh darahnya. Hal ini tidak bisa disebut perdarahan karena dalam kondisi ini perbaikannya terjadi tanpa disadari. Trombosit adalah sel yang bertanggung jawab atas perbaikan ini. Sebenarnya pada sel-sel ini tidak ditemukan mesin-mesin mikro yang bernama ‘organel’ dalam jumlah yang cukup. Trombosit yang disebut juga sebagai ‘keping darah’ ini dapat disamakan fungsinya seperti silikon yang digunakan sebagai penutup lubang-lubang yang ada di rumah. Tanpa adanya pembekuan sekalipun, lubang-lubang kecil yang terjadi di pembuluh darah kita akan ditambal oleh mereka.
Lapisan glikoprotein yang meliputi permukaan trombosit menghalangi tertempelnya dinding bagian dalam pembuluh darah yang berada dalam kondisi normal, maka pada saat yang bersamaan juga membantu dinding bagian dalam pembuluh darah yang rusak agar dapat menempel kembali. Trombosit membengkak pada saat menyentuh permukaan pembuluh darah yang rusak. Tonjolan-tonjolan yang terjadi pada permukaan tersebut berubah menjadi seperti lem yang akan menutupi lubang-lubang yang terdapat pada pembuluh darah yang rusak. Selain itu trombosit tersebut akan mengeluarkan zat Tromboksan A2 bagi lingkungan sekelilingnya. Zat ini juga membantu menempelkan kembali trombosit yang lain pada pembuluh darah yang ada di sekitarnya. Jika lubang yang terbentuk tidak terlalu besar maka sistem ini akan cukup untuk menghentikan perdarahan.
Selanjutnya, mekanisme penghentian darah yang ketiga adalah pembekuan darah. Kerusakan pembuluh darah yang parah hanya bisa dihentikan melalui proses pembekuan. Sehingga sistem pembekuan darah bukanlah suatu mekanisme yang sederhana.
Sistem Pembekuan Menentang Kebenaran Teori Evolusi
Contoh menarik yang digunakan oleh Michael Behe pada bukunya ‘Darwin’s Black Box’ ketika Ia mencoba meyakinkan tentang ‘Kompleksitas yang Tak Tersederhanakan’ adalah tentang Pembekuan Darah. Zat kimia yang berjumlah banyak bergerak berjejer seperti biji-biji domino yang tersusun rapi. Jika ada satu saja zat yang kurang maka hal tersebut akan menyebabkan timbulnya ‘Hemofilia’, suatu penyakit karena kekurangan faktor pembekuan darah. Salah satu sebab mengapa Behe secara khusus memilih mekanisme pembekuan darah sebagai contoh dari ‘Kompleksitas yang Tak Tersederhanakan’ pada tubuh kita adalah karena bagian-bagian dari sistem ini, baik ketika ia bersama-sama maupun saat berdiri sendiri menunjukkan sebuah desain yang luar biasa. Sesungguhnya sistem apapun yang terjadi di dalam tubuh manusia tidak mungkin terjadi tanpa adanya campur tangan dari Sang Pencipta. Mekanisme Pembekuan darah merupakan salah satu mukjizat-Nya.
Terdapat lebih dari 50 zat yang ada pada jaringan-jaringan yang mempengaruhi proses pembekuan. Zat yang menyebabkan adanya pembekuan disebut prokoagulan sementara yang menghalangi adanya pembekuan disebut antikoagulan. Pada manusia yang sehat, karena zat antikoagulan lebih dominan maka darah yang ada di dalam pembuluh darah tidak akan membeku. Selain itu, penyebab mengapa lapisan dalam pembuluh darah (endotel) rata dan mulus adalah karena zat kimia khusus yang melapisi permukaan bagian dalam pembuluh darah (glikokaliks) menjadi pendorong elektrik bagi sel-sel darah, trombosit dan pembekuan darah dan pada tempat yang sama molekul-molekul seperti thrombomodulin dan Protein C mengambil peran yang membantu, baik pada pengikatan zat-zat koagulan maupun pada pembekuan dalam pembuluh darah. Barulah jika terjadi pendarahan untuk melindungi kehidupan maka tiga mekanisme dalam sebuah sistem yang penuh hikmah disebut ‘prokoagulan’ akan hadir. Pertama-tama protrombin sebagai penggerak akan terbentuk. Kemudian zat protrombin tersebut akan berubah menjadi zat trombin. Dengan peran trombin sebagai enzim maka ia merubah fibrinogen menjadi fibrin yaitu protein berbentuk serat yang akan membentuk jaringan. Dengan cara ini pendarahan dapat dihentikan.
Mekanisme pembekuan memang tampak rumit, banyaknya molekul yang ambil bagian juga keluarbiasaan sistem kerja yang terjadi semakin membuktikan adanya yang Maha Mengetahui dan Bijaksana. Walaupun jumlah molekul yang ikut berperan sangat banyak namun selalu menunjukkan bentuknya yang paling sempurna.
Umpan balik positif pada pembekuan darah
Untuk menghindari resiko penyakit dan kematian, maka Sang Maha Pencipta yang Maha Mengetahui telah menciptakan semua mekanisme berdasarkan umpan balik negatif. Jika sebuah mekanisme bekerja terlalu keras maka produk yang dihasilkan akan menghentikan mekanisme tersebut, dengan cara ini produksi yang berlebihan dan rusaknya mekanisme dalam dapat dihindari. Sedangkan pada pembekuan darah bukannya menghentikan gumpalan atau bekuan yang terbentuk justru bisa menyebabkan lebih banyak penggumpalan atau pembekuan yang akan terjadi (Umpan balik positif). Jika pada pembekuan terdapat umpan balik negatif karena proses pembekuan membatasi dirinya sendiri maka perdarahan tidak akan bisa dihentikan.
Apa yang akan terjadi selanjutnya pada gumpalan/bekuan yang terbentuk untuk menghentikan perdarahan tersebut? Apakah jika gumpalan/bekuan yang terbentuk terlalu banyak bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah? Yang Maha Berkehendak ternyata telah menciptakan jaminan yang akan menghindarkan hal-hal tersebut pada sistem ini. Setelah menyelesaikan kewajibannya gumpalan tersebut larut dan keluar dari sistem. Segera setelah enzim pelarut gumpalan atau bekuan (Plasminogen) terbentuk, ia melarutkan gumpalan yang ada. Sel-sel pemulih di dalam gumpalan yang disebut fibroblast berpindah dan mengubah gumpalan menjadi sebuah jaringan yang sebenarnya.
Pada proses pembekuan darah yang setiap tahapannya terdapat ribuan hikmah ini tidak terdapat keborosan maupun kekurangannya sedikitpun. Segala sesuatu diciptakan tepat sesuai takarannya. Ratusan faktor dalam takaran tertentu, dikerahkan bagi semua mahluk hidup tanpa keluar dari perhitungan-Nya. Semua peristiwa biokimia yang luar biasa ini, walaupun hanya pada tahapan terkecilnya sekalipun, tidak mungkin diatur oleh alam yang tidak memiliki kesadaran dan akal atau hanya menjadi sebuah kebetulan semata.
Karya: Prof.Dr. Ömer Arif Ağaoğlu
Discussion about this post