Ada 3 fungsi yang harus dipenuhi seorang guru dalam proses belajar-mengajar, yakni: sebagai pendorong (motivator), pemberdaya (reinforce), dan pelatih (instruktur). Seorang pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran pada murid, tetapi juga membentuk kepribadian mereka, menunjukkan jalan agar mereka mampu mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Agar bisa memenuhi ketiga fungsi tersebut guru harus mampu tampil sebagai figur yang pantas diteladani murid, yang memiliki wibawa, dan bukan sekadar tampak seperti pegawai yang digaji. Jika gambaran figur teladan seperti ini bisa diraih, maka seorang guru akan dimampukan untuk membawa, mengarahkan, membimbing, dan menunjukkan pada muridnya jalan menuju proses pendewasaan diri, menjadikan mereka manusia mandiri yang bertanggung jawab. Guru adalah sosok panutan yang tak boleh lengah untuk menanamkan nilai-nilai mulia pada jiwa muridnya.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru hendaklah menggunakan cara simpatik, halus, dan tidak menggunakan sindiran, cacian, atau kekerasan. Menyimpan baik-baik rahasia murid dan tidak mengekspos atau menyebarluaskan kesalahan atau kekurangan murid di depan umum adalah prinsip yang harus dipegang, karena jika hal itu terjadi maka akan menyebabkan anak didik memiliki jiwa keras dan suka menentang atau membangkang, bahkan memusuhi gurunya. Dalam hal ini, tampak bahwa kejayaan atau kehancuran suatu bangsa sangat tergantung pada guru yang mampu membidani lahirnya generasi muda yang tangguh.
Discussion about this post