Bagi banyak masyarakat awam, waktu adalah tidak lebih dari seberapa lama kita menghabiskannya pada saat kerja, di tempat pusat kebugaran, atau jam-jam ketika kita pulang kembali ke rumah berkumpul dengan keluarga. Namun waktu merupakan sebuah fenomena; banyak ilmuwan dan filsuf memutar otak mereka guna mencoba memahami sifat mengenai waktu ini. Dr. Nikolai Kozyrev (1908-1983), seorang astronom Rusia terkenal, adalah salah seorang yang mengajukan beberapa teori yang menarik tentang waktu. Hampir setengah abad berlalu sejak ia mengembangkan teori-teorinya, hingga sekarang ini masih tidaklah mudah merekonsiliasi temuannya dengan paradigma ilmiah saat ini. Namun demikian, saya percaya bahwa Kozyrev tidak begitu saja dapat sepenuhnya dinafikan, termasuk juga atas temuannya, karena bisa saja terdapat suatu hubungan zat ether yang berkaitan dengan waktu. Baru-baru ini, pertemuan tidak sengaja saya dengan Profesor Fedor Kozyrev, putera Dr. Kozyrev, memicu kembali rasa keingintahuan saya tentang penelitiannya yang menarik dan kemungkinan adanya suatu hubungan dengan materi ether tersebut yang masih merupakan sebuah misteri.
Pertama kali saya mendalami pemikiran-pemikiran beliau pada tahun 70-an melalui sebuah buku: Psychic Discoveries Behind the Iron Curtain (New Jersey: Prentice Hall, 1970), oleh dua orang penulis Amerika, Sheila Ostrander dan Lynn Schroeder.
Sedikit seperti tandingan, di tahun 60-an dan 70-an kedua penulis tersebut mengeksplorasi materi kebatinan dan okultisme, dan untuk tujuan tersebut mereka mengunjungi Soviet, Rusia, Bulgaria, dan Cekoslowakia saat musim panas tahun 1968. Seperti dijelaskan pada sampul halaman belakang, “mereka mengungkapkan terobosan yang mengagumkan dan kepribadian kunci yang menjadi ujung tombak eksplorasi kekuatan manusia yang tidak diketahui” di laboratorium mulai dari Praha hingga Moskow.
Salah satu tempat perhentian mereka adalah Observatorium Pulkovo dekat St. Petersburg (sekarang bernama Leningrad), “observatorium utama Akademi Ilmu Pengetahuan USSR dan acuan ketepatan waktu Greenwich-nya Rusia” (saat ini menjadi Observatorium Astronomi Pusat dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia) untuk bertemu dengan Dr. Kozyrev. Mereka berada di sana untuk membahas, “sebuah teori yang menakjubkan tentang waktu” yang dikembangkan oleh Kozyrev, seseorang yang digambarkan oleh kedua penulis tersebut sebagai “salah seorang astrofisikawan paling terkenal di Uni Soviet” (hal. 157).
Kozyrev sangat layak mendapat pujian, karena ia baru berusia 17 saat ia menerbitkan makalah ilmiah pertamanya Does. Ketika ia lulus dalam bidang fisika dan matematika dari Universitas Leningrad, ia masih berusia dua puluh tahun. Dan pada saat berusia dua puluh delapan tahun ia telah memenangkan medali kehormatan sebagai seorang astronom dan telah mengajar di beberapa perguruan tinggi (hal. 158).
Ia penuh dengan ide-ide baru dan kehidupannya memungkinkan ia untuk dapat sebaik apa yang dia inginkan. Namun kemudian situasi berubah. Pada tahun 1936 ia ditangkap di masa represi oleh para Stalinis dan pada tahun 1937 ia memulai sebelas tahun penghancurannya di dalam sebuah kamp penjara. Ketika ia akhirnya direhabilitasi dan dapat kembali ke astronomi, Kozyrev membuat serangkaian prediksi cemerlang tentang Bulan, Venus, dan Mars. Kemudian pesawat antariksa Soviet membuktikan bahwa ia benar. (hal. 158)
Sebagaimana banyak jenius lainnya sepanjang sejarah dunia, pernyataannya ditanggapi dengan skeptis pada awalnya. Pada tahun 1958 misalnya, ketika ia mengumumkan soal aktivitas gunung berapi di bulan, yang berarti bahwa di sana terdapat sumber daya alam yang luas yang dapat dieksploitasi. Para ilmuwan “mengklasifikasikan dirinya sebagai seorang eksentrik yang berburu gas di bulan. Mereka hanya tahu bahwa itu tidak mungkin. Tetapi kemudian ternyata ia terbukti benar, ketika Dr. Harold Urey, seorang pemenang hadiah Nobel dari Amerika berbicara dengannya dan lalu NASA memulai proyek sangat besar yaitu “Moon Blink”, dan ternyata pada akhirnya emisi gas ditemukan di bulan.
Kozyrev mengajukan sebuah teori baru ketika ia mengatakan, “Waktu adalah suatu bentuk energi. Adalah sifat waktu yang akan kita lihat sehubungan dengan untuk menemukan sumber yang memelihara fenomena kehidupan di dunia.” Dengan segala hormat atas penemuannya yang lain, teori tentang waktu ini terdengar sangat tidak relevan dan tanpa dasar bagi para ilmuwan saat ini; tetapi sebagaimana disebutkan di awal, tujuan kajian ini bukan untuk mengonfirmasi teorinya tetapi untuk membuka sebuah keterlenaan dan keterlupaan yang telah lama bagi para peneliti yang akan meneliti tentang waktu dan ether.
Meskipun dipandang dengan kecurigaan saat ini, studi parapsikologi memuncak di blok Timur pada tahun 1960-an, yang menjadikan alasan utama dua penulis Amerika merasa perlu pergi jauh ke sana dan menghabiskan tiga tahun penelitian dengan hasil 450 halaman buku mereka. “Parapsikologi, hanya tidak eksis satu dekade sebelumnya, namun kemudian tiba-tiba berkembang di seluruh Uni Soviet,” tulis mereka. Ketika kedua penulis tersebut melihat masuk ke dalam politik Tirai Besi, “di balik tirai renda keseharian Rusia” mereka mulai menemukan “beberapa materi yang sangat tidak biasa tentang kehidupan.”
“Para ilmuwan Soviet saat itu bertanya kepada publik, ‘Apakah manusia itu?’ Apakah kita memiliki sesuatu yang tidak biasa, potensi terpendam yang tak terbayangkan? Dapatkah parapsikologi mencairkan hambatan dan menciptakan manusia supernormal? Semua hal ini merupakan pertanyaan-pertanyaan menyentil yang dapat dibaca di pemberitaan Soviet.”
Pada tahun 1966, kedua penulis mencatat, jurnal berpengaruh Science and Religion menerbitkan sebuah edisi khusus, No. 3, penelitian telepati Rusia saat ini. Tokoh-tokoh terkemuka termasuk tercatat seperti Dr. Nikolai Semyonov, seorang pemenang hadiah Nobel dalam bidang kimia dan wakil presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Uni Soviet, menyerukan agar adanya penyelidikan ilmiah lebih lanjut mengenai telepati. Hal itu saat ini adalah sebuah konteks jika penelitian Kozyrev diintensifkan dan teori spekulatifnya dijadikan dalam sebuah bentuk metode penelitian.
Kedua penulis mencatat bahwa, menurut beberapa ilmuwan Soviet (hal. 159), persepsi ekstra-indrawi atau ESP (extrasensory perception) “dapat melibatkan sebuah bentuk energi yang tidak diketahui,” yang Kozyrev menyebutnya sebagai “waktu,” dalam transfer “pikiran” dengan telepati secara cepat dari seseorang ke orang lain.
“Waktu adalah sifat alam yang paling penting dan paling penuh teka-teki. Waktu tidak tersebar seperti gelombang cahaya; ia muncul secara cepat di manamana. Sifat beragam kejadian dari sebuah detik waktu tertentu akan muncul secara cepat di mana-mana sekaligus, di mana-mana tempat di waktu yang sama. seperti waktu dimana-mana. Waktu menghubungkan kita semua dan segala sesuatu di alam semesta,” Dr. Kozyrev memberitahu kedua penulis di kantornya yang berlangit-langit tinggi di Pulkovo. Kedua penulis mencatat berikut di bawah ini dari wawacara mereka dengan Kozyrev:
“Waktu” menurut Kozyrev memiliki sejumlah sifat yang ia katakan dapat dipelajari di laboratorium ilmuwan. Ia telah menemukan, misalnya, bahwa energi “X” ini, atau “waktu”, adalah lebih padat dekat pada si penerima sebuah aksi dan lebih tipis dekat pada si pengirim. Ia menunjukkan kepada kami beberapa instrumen yang ia rancang untuk memetakan efek yang tidak biasa ini. Peralatan dasar termasuk giroskop presisi, pendulum asimetris, dan keseimbangan torsi. Instrumen-instrumen tersebut, ketika disetel dengan sebuah pengaturan yang kompleks, bereaksi menunjukkan sebuah perubahan dalam kepadatan waktu dekat sebuah aksi mekanis (seperti peregangan elastis) atau sebuah aksi kimia (seperti pembakaran gula).
Berikut ini adalah esensi dari apa yang terjadi di salah satu eksperimen yang lebih sederhana: sebuah panjang elastis diregangkan oleh sebuah mesin. Anda dapat memikirkan bagaimana elastis ini memiliki dua kutub. Bagian “tarik” atau ujung sebab dan bagian “rengang” ujung akibat. Ketika elatis tersebut direngangkan, peralatan pencatatan, terutama yang terdiri dari sebuah pendulum asimetris dibuat dengan sebuah giroskop, melengkung ke arah kutub akibat dari elastis. Lendutan ini tak terlihat oleh mata, tetapi dengan mudah tercatat pada instrumen yang sensitif tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa di sana telah terjadi suatu peningkatan dalam intensitas waktu, menurut Dr. Kozyrev. “Ini tidak ada hubungannya dengan medan gaya. Kami melindungi dan menghitung apapun kemungkinan pengaruh elektrostatik atau gaya lainnya.” Memandang kaliber kejernihan Kozyrev sebagai seorang ilmuwan, ia tentunya tahu apa yang dia ucapkan.
Instrumen Kozyrev juga menunjukkan penipisan waktu dekat bagian ujung “sebab” elastis tersebut, dan hal ini dimungkinkan terjadi bahkan ketika peralatan “sebab-akibat” tersebut terlindungi oleh dinding setebal satu yard (1 yard setara dengan 0,9144 meter): “Ia bereaksi walaupun menembus tabung besi.” Sebab-akibat kimia, seperti pembakaran gula, juga menunjukkan perubahan pada kepadatan waktu. “Kami mendalilkan,” kata Dr. Kozyrev, “waktu tersebut tipis di sekitar sebab dan padat di sekitar akibat.”
Menurut kedua penulis, “apa yang telah temukan oleh Dr. Kozyrev di dalam percobaan-percobaan ini dapat disebut PK (psikokinesis),” untuk peristiwa kimia yang beraksi pada pendulum giroskop dalam sebuah jarak dan tanpa menggunakan setiap gaya yang diketahui. Dr. Kozyrev ingin mengatakan bahwa “kepadatan waktu” membawa pada aksi yang menakjubkan pada sebuah jarak. PK biasanya dianggap bukan sebagai materi yang mempengaruhi materi, tetapi sebagai sebuah pikiran yang mempengaruhi materi. Kedua penulis bertanya kepada Kozyrev apakah pikiran dapat memiliki suatu efek terhadap kepadatan waktu tersebut. “Ya,” jawab Dr. Kozyrev. “Pikiran pasti mempengaruhi reaksi. Ketika saya sengaja memikirkan puisi atau sesuatu yang emosional selama percobaan, peralatan mencatat perubahan yang lebih banyak daripada ketika saya memikirkan perhitungan matematika. Pikiran kita dapat merubah kepadatan waktu.”
“Lalu akankah kepadatan waktu, memiliki hubungan dengan telepati?” Tanya kedua penulis.
“Telepati selalu bergantung pada kepadatan waktu. Waktu akan tipis dekat si pengirim pikiran dan lebih padat di sekitar si penerima. Kami telah melakukan percobaan-percobaan di laboratorium kami mencoba untuk merubah secara artifisial kepadatan waktu. Ketika kita dapat membuat kepadatan waktu sesuai dengan yang diinginkan, maka kita akan dapat melakukan telepati kapan saja kita mau,” ujar Dr. Kozyrev.
Apalagi yang mempengaruhi kepadatan waktu? Petir, cuaca, perubahan musim, aktivitas pertumbuhan sesuatu, gravitasi, dan kepadatan materi memiliki sebuah efek pada kepadatan waktu, yang telah lebih lama berdiam dalam suatu zat daripada pada zat lainnya. “Berdiam dua kali lebih lama di dalam aluminium sebagaimana di dalam timbal dan lima kali lebih lama di dalam kayu daripada di dalam timbal” (hal. 162).
Karakteristik lainnya dari energi Kozyrev yang disebut “waktu” adalah bahwa ia memiliki sebuah pola aliran, menurut temuannya:
Dr. Kozyrev memikirkan tentang semua organisme hidup – hewan, tumbuhan, manusia. Sisi kanan dan kiri kita bukan cermin gambar. Jantung lebih banyak terletak di bagian kiri daripada di bagian kanan. Mikroba memproduksi koloni berbentuk sebuah struktur spiral. Protoplasma, blok bangunan dasar kehidupan, juga tidak simetris. Asimetri adalah sebuah sifat dasar kehidupan. Hal ini tidak dapat menjadi suatu peluang, Dr. Kozyrev berpikir. … Mungkin energi “waktu” mengalir di dalam sebuah pola. Jika demikian, Dr. Kozyrev menggambarkan, ia dapat melihatnya dan mengukurnya di dalam sebuah badan yang berputar seperti giroskop. Mengubah pola waktu di dalam sebuah sistem perputaran (rotasi) dapat menambah atau mengurangi energi.
Setelah bertahun-tahun melakukan eksperimen yang hati-hati, Dr. Kozyrev dan koleganya menemukan bahwa pada sistem rotasi tangan kiri, aliran waktu adalah positif, terjadi penambahan energi. Pada sistem tangan kanan, aliran waktu adalah negatif. Dalam pandangan Dr. Kozyrev, dunia kita adalah sistem tangan kiri yang memiliki aliran waktu yang positif dan hal tersebut menambah energi bagi alam semesta kita.
Waktu tidak hanya memiliki suatu pola aliran, kata Dr. Kozyrev, tetapi juga suatu tingkat aliran. Ia menyebut “tingkat aliran” berbeda antara sebab dan akibat. Karena tingkat aliran waktu menembus, suatu zat berubah, maka berat menghilang,” Dr. Kozyrev memberitahu kami. “Ini berarti bahwa ‘pengangkatan (levitasi)’ adalah suatu kemungkinan yang praktis sempurna.” (hal. 163)
Waktu atau ether?
Waktu bukan zat atau bukan materi. Menurut Badiuzzaman Said Nursi, “waktu adalah seperti sebuah warna, jenis atau sebuah ‘pita’ dari gerak.” (The Thirty-First Word, p. 591). Oleh karenanya, waktu adalah tidak mungkin tanpa gerak. Saya berargumentasi bahwa apa yang telah Kozyrev temukan bukanlah waktu, tetapi mungkin harusnya adalah apa yang disebut ether, sebuah elemen yang diasumsikan oleh beberapa kosmolog sebagai esensi dari semua eksistensi, yang tetapi hal ini juga diabaikan oleh beberapa ilmuwan saat ini. Badiuzzaman adalah salah seorang ulama yang mereferensikan ether dalam kegiatan dakwahnya. Dalam bagian dari Tafsir Al Quran-nya, The Sign of Miraculousness (Isharat al-I’jaz, pertama diterbitkan pada tahun 1914), Badiuzzaman menjelaskan ayat dari surat Hud 11:7 sebagai berikut:
“Langit dan bumi awalnya adalah satu bagian, dan kemudian Kami pisahkan antara keduanya menjadi kesatuan yang terpisah” (QS. 21:30) menunjukkan bahwa bumi dan sistem tata surya adalah semacam adonan yang diremas oleh kekuatan dari suatu zat sederhana; yang saya maksud adalah eter, yang jika dibandingkan dengan makhluk adalah suatu zat cairan yang melewati dan di antara mereka. Ayat “Arasy-Nya Yang Agung berada di atas air” (QS. 11:7) mengkiaskan pada zat ini, yang menyerupai air. Setelah penciptaannya, ether menerima perwujudan pertama dari Yang Maha Pencipta yang memberikan keberadaan; yaitu Dia menciptakan ether, lalu Dia memasukkannya ke dalam partikel subatomik (jawâhir farda) … (Tafsir Isyarat al-I’jaz, hal. 254)
Bagi Badiuzzaman, ether adalah sesuatu seperti sebuah wujud atas segala tindakan Tuhan yang ditampilkan: … menjadi suatu yang sangat subtil, halus, seperti pelayan yang tunduk dan patuh terhadap tindakan Yang Maha Agung lagi Maha Pencipta, menjadi suatu cara penyampaian perintah-Nya, menjadi hijab yang sangat halus untuk pelaksanaan keputusan-Nya, menjadi tinta halus bagi kalam-Nya, menjadi pakaian terhalus untuk membungkus tindakan penciptaanNya, menjadi komponen fundamental dalam setiap entitas ciptaan-Nya dan ladang tempat menabur benih dari-Nya, ether bertindak sebagai cermin manifestasi kekuasaan Allah. (The Thirtieth Gleam, hal. 477)
Badiuzzaman juga mengacu kepada “ether” ketika beliau menyebutkan “zat yang disuling” dalam kutipan berikut: “Zat yang demikian halus dan disuling bagaikan cahaya, listrik, dan titik panas hingga ke keberadaan zat yang lebih halus dan disuling yang mengisi angkasa” (The ThirtyFirst Word, hal. 589).
Observasi dan temuan Kozyrev tersebut, meskipun membutuhkan dukungan dari kriteria ilmiah yang objektif, suara dari bagaimana penulis Amerika mengungkapkan dalam wawancara mereka, atau lebih tepatnya merujuk zat halus misterius ini yang lebih tepat disebut “ether” daripada “waktu”.
Kesimpulan
Kedua penulis buku yang populer ini pernah menulis dalam Prologue bahwa mereka “akan harus menjadi megalomaniak untuk berpikir bahwa nilai ilmuwan bereputasi tinggi dari pusat Uni Soviet dan negara-negara satelit semua berkonspirasi untuk mempublikasikan data selama satu dekade dan membual melalui wawancara” untuk mengesankan mereka, ketika itu betul-betul bertemu. Penulis lebih lanjut mencatat bahwa “apakah observasi dan teori komunis tentang peristiwa fisika benar atau tidak, hanya dapat ditentukan oleh penyelidikan lebih lanjut oleh Timur dan Barat.”
Mari kita menyimpulkan dengan kutipan dari Prologue berikut: “Sebagaimana Vladimir Mutshall menulis dari penelitian telepati Soviet saat ini dalam buletin American Foreign Science, Vol. 4, No. 8, ‘Jika laporan Rusia bahkan hanya sebagian yang benar, dan jika transfer pikiran (pikiran ke pikiran) dapat digunakan untuk hal-hal seperti komunikasi antarplanet atau untuk membimbing pesawat ruang angkasa antarplanet, maka laporan tersebut akhirnya akan memiliki arti yang sangat luar biasa.'”
Alasan utama saya mengutip secara luas dari buku ini bukanlah untuk mengonfirmasi setiap temuan, tetapi untuk mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut kepada esensi zat tersebut tanpa adanya pengabaian pada fenomena seperti ether.
Penulis : Abdullah Aymaz
Discussion about this post