• Privacy & Policy
  • Kontak
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Redaksi dan Manajemen
    • Dewan Penasihat
  • Mata Air di Dunia
    • Arabic
    • Deutsch
    • English
    • Spanish
    • Turkish
  • FAQ
  • Kirim Artikel
  • Karir
Friday, September 22, 2023
  • Login
Majalah Mata Air
Advertisement
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
Majalah Mata Air
No Result
View All Result
Home Budaya Refleksi

Menjadi Pribadi Pemaaf

Ade Wahyudin

by admin
8 years ago
in Refleksi
Reading Time: 3 mins read
Share on WhatsappShare on FacebookScan and read on your phone

Sebuah kata  bijak berkata “yang muda banyak berbuat khilaf, yang tua banyak memberi maaf.” Memang benar, memberi maaf merupakan suatu si­kap besar yang memerlukan keberanian yang luar biasa, memaafkan juga merupak­an pilihan yang cukup sulit, apalagi jika telah menoreh­kan Iuka hati yang cukup mendalam. Sifat pemaaf juga merupakan bentuk representasi dan manifesta­si dari nama Allah Yang Maha Pemaaf. Betapa Allah sendiri berfirman dalam Al-Qur’an: “Jika kamu mela­hirkan sesuatu kebaikan, menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan, sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (Q.S. Annisa [4]:149)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah figur manusia yang sangat pemaaf. Dalam sebuah peristiwa di perang Uhud, paman Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bemama Hamzah bin Abdul Muthalib ra. gugur sebagai syahid. Pada saat itu pula, Beliau melihat jasad pamannya dikoyak dan dirobek dengan penuh dendam oleh tangan musuh. Namun, dengan segala kepedihan yang Beliau rasakan, di saat musuh terus menyerang untuk menghabisi nyawanya, Beliau tidak pemah melontarkan sumpah serapah untuk menghabisi lawannya. Dalam tragedi perang Uhud tersebut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sempat terluka parah di bagian kepala dan giginya hingga tanggal. Begitu pula saat Beliau melakukan dakwahnya ke daerah Thaif dan mendapatkan peno­lakan dan perlawanan dari penduduk kota tersebut, saat Malaikat Jibril menawarkan balasan bagi pen­duduk Thaif justru dengan bijaknya Beliau menenga­dahkan kedua tangannya seraya berdoa: “Ya Allah, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka benar-benar tidak tahu”.1 Kesabaran dan sikap ksatria Beliau untuk mau memaafkan musuh-musuhnya itu­pun akhirnya terbayar dengan peristiwa penaklukan kota Mekkah (Fath Makkah) di kemudian hari.

Saat duduk bersama para sahabatnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bertanya, “Mau­kah kalian aku beri tahu sesuatu yang menyebabkan Allah memuliakan dan meninggikan derajatmu?” Para sahabat menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Rasulullah lalu bersabda, “Bersabarlah terhadap orang yang membencimu, maafkan orang yang menzalimimu, memberi kepada orang yang memusuhimu, dan menyambung silaturahim dengan orang yang me­mutuskan silaturahim denganmu.” (HR. Thabrani)

Memaafkan adalah sikap para ksatria agung, dan karenanya nama-nama besar mereka senantiasa dike­nang bukan hanya oleh kawan, namun juga lawan. Pribadi-pribadi pemaaf sebagaimana yang telah di­lakukan semisal oleh Salahuddin Al-Ayyubi, meno­rehkan sejarah manis antara muslim dengan musuh-­musuhnya. Sejarah juga mencatat saat kota Yerusalem kembali ditaklukkan oleh Salahuddin, beliau memberi maaf sekaligus menjamin kebebasan dan keamanan atas kaum Kristen dan Yahudi. Padahal se­belumnya di kota tersebut banyak dari kaum muslimin yang menjadi korban dalam peristiwa perang Salib. Sikap Salahuddin yang pemaaf dan murah hati diser­tai dengan ketegasan beliau adalah contoh kebaikan bagi seluruh alam yang diperintahkan ajaran Islam.

RelatedArticles

Ritme pada Entitas

Menggenggam Tangan Generasi

Peristiwa penaklukan benteng Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih juga menjadi momen ber­harga betapa kejayaan Islam semakin agung tatkala orang-orang besarnya bersikap pemaaf bagi sesa­manya. Ketika berhasil menaklukkan Konstantinopel (857H/1453M), sebagian besar penduduk kota Kon­stantinopel berlindung di dalam Gereja Hagia Sophia (Ayasofya). Setelah berkeliling ke seluruh pelosok kota, Sang Sultan mendekati gereja itu. Ia menden­gar jeritan suara-suara takut dan sedih yang diiringi doa dan sembahyang di dalam gereja. Kaum Nasrani Konstantinopel mengira pasukan muslim di bawah panji sang Sultan akan melenyapkan mereka dari kota itu, sebagaimana yang telah dilakukan kaum Katolik terhadap mereka dua abad silam. Namun, saat sang pendeta yang tengah memimpin misa mengetahui kedatangan Muhammad Al-Fatih, ia pun membuka pin­tu Gereja Hagia Sophia. Sultan masuk dan meminta rahib untuk meneruskan misa sembahyangnya den­gan aman. Bahkan setelah itu Fatih Sultan Mehmed, memberi jaminan keamanan kepada mereka untuk beraktivitas bebas sehari-hari sekaligus untuk melaksanakan ajaran agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

Sikap memaafkan juga termasuk maqam (kedudu­kan) yang tinggi di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ia berfirman: “Sungguhlah orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demiki­an itu termasuk hal-hal yang diutamakan. “(QS. Asy­Syura (42]: 43). Pribadi yang pemaaf juga Allah tempatkan dalam maqam ihsan. Derajat ihsan merupakan maqam tertinggi dari keislaman seorang hamba, dan tidak semua orang bisa meraih derajat yang mulia ini. Hanya hamba-hamba Allah yang khusus sajalah yang mampu mencapai derajat mulia ini. Sebagaima­na firman-Nya dalam Al-Qur’an: “(yaitu) Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan am­arahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Se­sungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. “(QS. Ali Imran [3]: 134).

Saat ini kita butuh manusia-manusia yang tidak hanya amanah dalam melaksanakan tugasnya, tapi juga menjadi seorang pribadi pemaaf. Pribadi pemaaf merupakan keutamaan tersendiri bagi hamba yang mampu meraihnya. Semoga kita senantiasa menjadi ksatria yang mau memaafkan kesalahan orang lain, dengan begitu pesan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang disampaikan bahwa Islam adalah agama Rahmatan Lil ‘Alamin semakin menebarkan aromanya di seluruh alam semesta.

  1. Al-Qur’an Al-Karim
  2. Hadits Arba’in An-Nawawi
  3. Gulen, M. Fethullah. 2013. Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia. Jakarta: Republika Penerbit.
Tags: baikmaafmenahan amarahpemaafpribadiSabar
Previous Post

Tanya Jawab Edisi 7

Next Post

Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 7)

admin

admin

Related Posts

ritme
Refleksi

Ritme pada Entitas

6 years ago
Menggenggam Tangan Generasi
Refleksi

Menggenggam Tangan Generasi

7 years ago
Load More

Discussion about this post

POPULAR POST

  • Taubah, Inabah, dan Aubah

    Taubah, Inabah, dan Aubah

    883 shares
    Share 353 Tweet 221
  • Hewan-hewan yang Menantang Suhu Dingin

    776 shares
    Share 311 Tweet 194
  • Shuffah, Pusat Bagi Para Jenius

    738 shares
    Share 295 Tweet 185
  • Syair Rindu Sang Musafir

    693 shares
    Share 278 Tweet 173
  • Buku atau Gadget

    640 shares
    Share 257 Tweet 160

Majalah Mata Air menyuguhkan bahan bacaan untuk mengembangkan cakrawala pemikiran.

Ikuti Kami

Categories

Bulan Terbit

Kebakaran Hutan

Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 39)

September 18, 2023
Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

September 18, 2023
Ketenagan Jiwa

Sakinah dan Thuma’ninah atau Ithmi’nan

September 12, 2023
  • Tentang
  • Ketentuan
  • Kirim Tulisan

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

No Result
View All Result
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Berlangganan Majalah
  • Blog
  • Buku Digital
  • Cart
  • Checkout
  • Checkout
    • Purchase Confirmation
    • Purchase History
    • Transaction Failed
  • Dashboard
  • Dewan Penasihat
  • Event
  • FAQ
  • FAQ Tetas Mata Air
  • Form Berlangganan
  • Form Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Gallery
  • Hubungi Mata Air
  • Instructor Registration
  • Jenis Pendaftaran
  • Karir
  • Kirim Artikel
  • Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Kirim Tulisan
  • Kuis Majalah Mata Air
  • langganan
  • Langganan Individu
  • Langganan Kelompok
  • LCCL Mata Air 2023
  • Liputan
  • Lomba Menulis Artikel
  • Majalah Digital
  • Majalah Mata Air Edisi 1
  • Majalah Mata Air Edisi 2
  • Majalah Tergantung
  • Mata Air dalam Genggaman
  • Mata Air On Air
  • My account
  • Paket Majalah
  • Pembahasan Try Out Cahaya Abadi
  • Pembahasan Try Out Sirah Nabawiyah
  • Pembahasan Ujian Cahaya Abadi
  • Pemenang SM21
  • Penulis
  • Penulis
  • Polling Cover Buku “Hening Sejenak”
  • Privacy Policy
  • Produk Kami
  • Produk Mata Air di Playbook
  • Profil
  • Proposal Landing Page
  • Quotes
  • Redaksi dan Manajemen
  • Relawan
  • Rubrik
  • Rubrik
  • Seminar 1
  • Seminar 2
  • Seminar 3
  • Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 1 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 2 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 3 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
  • Semua Membacanya
  • Semua Membacanya 2022
  • Semua Membacanya 2023
  • Semua Membacanya 2023
  • Shop
  • Soal dan Kunci Jawaban Fikih Sirah
  • Soal dan Kunci Jawaban Cahaya Abadi 2
  • Soal dan Kunci Jawaban Khulasoh Nurul Yaqin
  • Soal dan Kunci Jawaban Mentari Kasih Sayang
  • Soal dan Kunci Jawaban Sirah Nabawi
  • Student Registration
  • Tentang
  • Terima Kasih
  • Try Out
  • Ujian Final
  • Workshop

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist