Di dunia tempat kita hidup saat ini, ketika banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan kesehatan manusia, diabetes justru menjadi masalah kesehatan yang terus meningkat. Meskipun belum sepenuhnya difahami, namun ada beberapa penjelasan tentang mengapa tingkat penderita diabetes terus bertambah:
- Faktor genetis dan warisan
- Obesitas
- Kurangnya olahraga
Diagnosa diabetes dideskripsikan sebagai tingkat kadar gula yang lebih dari jumlah normalnya dalam aliran darah. Faktanya, diabetes sendiri adalah kelainan metabolisme dari tiga sumber makanan: karbohidrat, protein, dan lipid (Kolesterol dan khususnya trigliserida). Sebagai penyedia layanan kesehatan, para dokter dan ilmuwan, sangat menyadari bahwa faktor fisiologis, yaitu mekanisme dari metabolisme gula yang sangat menakjubkan ini adalah satu dari sekian banyak harmoni yang ada di dalam tubuh manusia. Saat seorang pasien diabetes meminta tolong agar dapat disembuhkan, kemampuan menolong seorang dokter terbatas hanya pada pengetahuan yang masih sedikit dan masih terus berusaha untuk mempelajarinya dari tubuh manusia. Maka dari itu, pengobatan yang kita gunakan saat ini bukanlah suatu keajaiban, melainkan sebuah contoh bagus untuk memahami bagaimana salah satu dari banyaknya mekanisme dalam tubuh bekerja. Sejak ditemukannya insulin pada tahun 1921, sebuah hormon yang disekresikan dari pankreas dan satu-satunya yang dapat bekerja menurunkan kadar gula dalam tubuh manusia (beberapa lainnya meningkatkan kadar gula) – pengembangan dalam pengobatan diabetes selalu difokuskan dengan usaha besar untuk melayani kemanusiaan agar menjadi lebih baik. Beberapa perkembangan termasuk adanya pulpen dan jarum-jarum kecil yang tajam untuk mengantarkan insulin yang disebut sebagai pulpen insulin. Saat ini, banyak alternatif metode pengantar insulin yang telah berkembang, ada yang melalui kulit atau paru-paru. Akan tetapi tidak satupun dari metode ini yang bisa sebaik program tubuh manusia dalam menghadapi peningkatan kadar gula saat kondisi stress maupun setelah makan. Meskipun telah banyak usaha dan penelitian-penelitian baik terhadap hewan maupun manusia telah dilakukan, tidak semua metode (pengobatan) manajemen diabetes cocok untuk diterapkan pada semua individu. Setiap orang memiliki keunikan tersendiri pada kapasitas pankreasnya saat menghasilkan insulin.
Di Amerika Serikat, lebih dari 20 juta orang mengidap diabetes; bagaimanapun, angka ini jauh di bawah jumlah penderita yang berhasil selamat. Memiliki insulin yang cukup bukanlah solusi dari masalah ini, karena adanya resistensi terhadap kerja hormon ini dapat membatasi keberhasilannya dan malah membuat kadar glukosa (gula) tinggi. Hal ini semakin menjelaskan kemampuan pankreas untuk menghasilkan insulin dan sisa glukosa menjadi racun untuk banyak organ-organ penting, yang menyebabkan beberapa keadaan berikut ini:
- Jantung (serangan jantung)
- Hati (lemak hati)
- Otak (stroke)
- Pembuluh darah (pengerasan arteri)
- Darah (mudah menggumpal)
- Kaki (gangren dan amputasi)
- Sistem imun (penekanan terhadap sistem imun, yang menyebabkan kecenderungan terhadap infeksi, memberikan kesempatan pada kuman untuk menyerang beberapa bagian tubuh; bersamaan dengan meningkatnya bakteri tuberculosis, infeksi ragi, pneumonia)
- Kulit (penyembuhan yang lambat setelah abrasi atau trauma) Kadar gula yang berlebih akan diubah menjadi kolesterol yang kemudian akan meningkatkan efek merugikan terhadap organ-organ vital seperti otak, jantung dan ginjal.
Saran terkini untuk mengatasi masalah gula adalah adanya edukasi atau pemahaman tentang gula, diet yang lebih sehat, olahraga yang tepat dan teratur, pengobatan yang tepat dan tindak lanjut yang lebih teliti. Seperti yang kita ketahui bahwa Tuhan menciptakan obat untuk segala penyakit. Menghargai dan memahami hal ini akan meningkatkan semangat kita untuk berkonsentrasi dalam menyelesaikan permasalahan diabetes. Nabi Muhammad Shalallâhu ‘alaihi wasallam, menyatakan “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan” dan “Berhentilah makan sebelum kenyang.” Diet yang direkomendasikan bagi orang penderita diabetes adalah makan dengan jumlah yang sedikit saat memakan makanan utama dan menambahkan 3 camilan untuk mengontrol peningkatan kadar gula yang tidak diinginkan yang muncul setelah memakan makanan dalam jumlah besar. Kita akan diinformasikan bahwa kita sudah kenyang dengan adanya induksi reseptor ketegangan di dalam perut setelah makan, induksi otak, dan pencernaan makanan yang menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam aliran darah dan sebagainya. Tetapi sayangnya, kebanyakan penderita diabetes menunggu hingga mekanisme ketiga bekerja sebelum menyelesaikan makanannya; sehingga mereka akan terus makan dan kemudian kadar gula dalam darah mereka meningkat, dan ini mungkin saja penyebab bagi komplikasi dini atau komplikasi akhir pada diabetes.
Saat ini, angka terbesar penderita diabetes per populasinya adalah suku Pima Indian yang tinggal di Arizona. Yang menarik adalah, sebuah molekul yang baru-baru ini dikembangkan sepertinya berkemungkinan mencegah berkembangnya diabetes dan dapat membantu mengelola diabetes, bahkan setelah adanya diagnosa diabetes. Molekul ini sebenarnya ditemukan berada dalam air liur ‘Monster Gila’ (Gila Monster-Helodermasuspectum), sejenis kadal yang tinggal cukup dekat dengan daerah dimana suku yang terkena diabetes ini menetap.
Penulis : dr. Kelly J. Smith
Discussion about this post