Pada masa-masa tertentu besi diturunkan bersama hujan pada jumlah tertentu dan dengan cara ini menjadi salah satu unsur yang memegang peranan penting pada kehidupan di muka bumi. Sejak awal digunakannya, besi merupakan suatu zat yang tak bisa dipisahkan dari peradaban, yang keadilan, takaran dan keteraturannya digunakan dengan tujuan menjamin rasa keamanan.
Jamuan makanan yang ada di muka bumi ini dipenuhi dengan nikmat yang tak terhitung jumlahnya, yang terbuang akan dikumpulkan kembali, sementara yang kotor akan dibersihkan pula. Setiap materi secara konsisten, dengan sangat teliti menempati disiplinnya masing-masing, diangkut dengan cara yang amat sempurna, dan bersintesis menghasilkan materi-materi baru. Tanpa disadari ketika kita menggigit sepotong apel merah nan ranum dengan lahap, sebenarnya kita sedang mengunyah cahaya matahari, meminum awan yang menguap dari laut, dan menghirup air berlumpur dari tanah. Atau saat menikmati seekor ikan anchovy, berapa orang yang sadar bahwa sebenarnya bersama ikan itu ia sedang mengkonsumsi pasir dari gurun yang mengandung berbagai zat seperti besi, kalsium, mangan dan fosfor yang telah terpanggang oleh panas dan dingin-Nya gurun pasir?
Bagaimana caranya agar besi yang merupakan salah satu materi paling vital yang terdapat pada tumbuhan dan binatang serta ketika berada dalam kondisi normal merupakan zat yang amat sulit terlarut, bisa digunakan dalam beberapa reaksi dalam tubuh? Lalu proses apa saja yang dilalui besi saat berada di planet ini? Apakah debu yang terbawa oleh badai besar yang kadang terjadi melalui perjalanan ribuan kilometer yang mengagumkan ini merupakan suatu kebetulan? Sambil berkhayal, mari kita seolah-olah mengikuti jejak besi yang terangkut bersama segenggam pasir gurun yang terbawa angin.
Butiran debu padang pasir yang menguap ke atmosfer berukuran 0,110 mm, rata-rata besarnya sekitar 2 mm. Durasi waktu lamanya butiran-butiran debu ini akan tergantung di atmosfer berdasarkan ukuran-Nya, mulai dari beberapa jam hingga beberapa minggu. Dalam rentang waktu tersebut butiran debu tersebut dapat menyebar pada daerah yang panjangnya ribuan kilometer, oleh karenanya dalam waktu satu hari dapat terjadi hujan debu yang amat deras dengan kepadatan yang berbeda-beda. Adanya debu, peristiwa naiknya ke atmosfer, diangkut dan diturunkannya ke samudera, adanya kecepatan angin dan daya angkatnya, kesemuanya ini menyimpan berbagai hikmah tersembunyi. Biasanya debu yang terangkut pada ketinggian beberapa kilometer di atmosfer akan diturunkan ke daratan bersama-sama hujan.
Dikarenakan kondisi meteorologi di atas gurun besar pada beberapa waktu tertentu dalam setahun, debu yang terangkat ke atmosfer sebanyak 1015 kali, mengalami proses pengangkatan ke udara pada periode yang panjang. Ukuran partikel besi pada butiran pasir yang paling sesuai saat berterbangan adalah dalam bentuk ion dengan kadar valensi +3 (Fe+3), bentuk ini biasa-Nya tidak bisa diserap oleh tubuh makhluk hidup. Debu-debu yang terangkat dari tanah ini, jika bertemu dengan awan yang tercipta dari uap air pada siang hari selangkah demi selangkah akan berada pada rantai reaksi yang mengagumkan. Seolah-olah, semuanya itu dicampurkan dengan kelembaban pada panci-panci khusus yang telah disiapkan di atas awan, pada tungku matahari, berdasarkan sebuah resep ajaib.
Sup Pasir yang Dimasak di Awan
Sebagian besar panas matahari yang memiliki energi amat besar, walaupun memiliki dampak buruk bagi kehidupan namun juga menjadi sebab pada beberapa reaksi yang amat efisien bagi proses pemasakan debu-debu yang berterbangan ketika mereka mencapai lapisan bawah atmosfer. Setiap butiran pasir yang larut dengan uap air melalui perantaraan sinar berenergi tinggi akan mengalami reaksi fotokimia. Hasil dari sebuah rantai reaksi luar biasa yang masih belum sepenuhnya diketahui ini adalah pereduksian Fe+3 menjadi Fe+2; bentuk yang bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Selama pergerakan cuaca terus berjalan, pada malam hari besi yang terkandung dalam butiran pasir tersebut akan kembali pada bentuk +3 lagi. Hasil turunan proses fotokimia debu pada awan dengan bantuan sinar matahari adalah Fe+2, sementara sebagai tambahan hasil pecahan mineral tanah liat adalah mangan(Mn), seng(Zn) dan fosfor(P).
Zat besi yang larut di awan dan yang dibutuhkan oleh tumbuhan bersel satu yang kita sebut sebagai fitoplankton tersebut, jika turun bersamaan dengan hujan pada siang hari dalam kondisi tereduksi akan menyebabkan bertambah banyaknya tumbuhan hijau mikroskopik (berbagai jenis Algae) di daerah tersebut. Jenis yang paling terkenal dari booming Algae pada 5.000 jenis plankton nabati yang muncul dan menjadi makhluk hidup dengan posisi kunci adalah Emiliania huxle atau yang biasa disingkat sebagai Ehux. Tumbuhan planktonik laut bersel satu ini, mempunyai kemampuan fotosintesis dan diciptakan sebagai sumber makanan dan oksigen bagi kehidupan di air.
Besi Turun dari Langit Salah satu aspek mukjizat Al-Qur’an, terutama pada ayat-ayat Kauniyah-Nya adalah keluwesan atas penafsiran ayat-ayat tersebut bagi manusia di setiap masa sesuai dengan fasilitas ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa tersebut. Keadaan ini bukan merupakan kekurangan dari Al-Qur’an, namun justru menjadi sarana bagi terbukanya bingkai-bingkai pemikiran dan kontemplasi baru. Ayat-ayat tersebut dapat menjadi bahan pemikiran alternatif dan berbeda bagi para ilmuwan tanpa membatasinya pada batas tertentu, dan selama tidak berseberangan dengan asasasas utama dan prinsip-prinsip yang benar, dapat pula menjadi perantaraan bagi tumbuh berkembangnya pemikiran-pemikiran baru. Kekurangan yang sebenarnya adalah apabila adanya tafsiran-tafsiran kaku berdasarkan ilmu yang terbatas pada abad tertentu serta tertutup pada perkembangan dan pembuktian-pembuktian baru.
“… Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia”.1 Hakikat dari ayat tersebut ditafsirkan bahwa besi diturunkan dari langit dan disimpan di permukaan bumi.2 Pada berbagai penelitian tentang debu-debu gurun dan sirkulasi besi, disebutkan tentang peristiwa turunnya hujan.3 pada ayat-ayat dan Surah Al-Qur’an. Jika dievaluasi sebagai cahaya dari sebuah kabar maka ayat ini merupakan sebuah pintu tafakur baru bagi pemikiran umat manusia. Jika masalah ini kita serahkan pada para ahli tafsir maka dapat dinyatakan bahwa: Ayat suci Al-Qur’an yang menerangkan tentang ‘Diturunkannya besi’, disamping tafsir dari ayat tersebut, dipahami bahwa pada masa-masa tertentu besi diturunkan bersama-sama dengan hujan pada jumlah tertentu dan dengan cara ini menjadi salah satu unsur yang memegang peranan penting pada kehidupan di muka bumi. Ungkapan “… terdapat berbagai manfaat…” pada ayat tersebut menunjukkan bahwa sejak awal sejak digunakannya, besi merupakan suatu zat yang tak bisa dipisahkan dari peradaban.4 Sedangkan pernyataan “…kekuatan yang hebat…”, ditafsirkan bahwa keadilan, takaran dan keteraturannya digunakan dengan tujuan sebagai jaminan rasa keamanan.5 Dengan adanya sirkulasi besi maka dinamika dasar kehidupan di dunia ini disusun dengan proses fotosintesa, karena sekitar 70% dari oksigen yang kita hirup bersama seluruh makhluk hidup lain dan bahan makanan dari kehidupan di air disediakan oleh fitoplankton bahan makanannya adalah besi. Keadaan ini telah diatur sedemikian rupa dengan keteraturan sedemikian rupa bagi iklim dan kehidupan darat yang terdapat di dalam ‘Sistem di Permukaan Bumi’, secara singkat-Nya dapat dikatakan bahwa unsur ini mempengaruhi semua proses yang ada di dunia.
Pada beberapa penelitian yang berhubungan dengan biogeokimia kelautan yang setara dengan hal ini6, ditunjukkan bahwa pada batas limit masuknya besi ke samudra menjadi sebuah faktor pengatur, pembatas pada perkembangan dan pertumbuhan tanaman laut mini, fitoplankton-fitoplankton. Dengan harmoni luar biasa sebagai karunia-Nya yang ditunjukkan dengan dibatasinya besi yang diturunkan bersama-sama hujan pada sistem bumi ini, menjadikan mereka termasuk dalam sebuah keteraturan, ukuran dan takaran tertentu pada seluruh makhluk hidup baik yang ada di air maupun di daratan.
Ikan Anchovy dan Debu Gurun
Kalau begitu, apakah kira-kira hubungan antara debu gurun, Ehux dan ikan anchovy yang amat digemari dan berasal dari Laut Hitam yang bergejolak itu? Ketika kita sedang menikmati kelezatan ikan anchovy yang rasanya amat pas dengan selera lidah kita, pernahkah terpikirkan apa kiranya yang menjadi makanan bagi ikan anchovy itu sendiri, dan dari manakah asalnya makanan tersebut? Makanan utama ikan anchovy adalah Ehux dan fitoplankton yang lain. Dalam hal ini makanan Ehux itu sendiri adalah ion besi bervalensi +2 yang sumbernya adalah debu gurun. Algae-algae yang dipenuhi debu, yang mengalami hujan siang hari serta berada di bawah laut seraya tumbuh dewasa hanya dalam dua hari pertamanya ini memiliki diameter 10 mikron, yang jika dihitung dalam satu liter jumlahnya bisa mencapai ratusan juta. Pada beberapa penelitian ditunjukkan bahwa musim bertelur anchovy yang paling baik adalah diantara akhir bulan Juni dan awal bulan Juli. Sementara daerah tempat bertelurnya adalah di barat laut landasan kontinen dan terutama di daerah Laut Hitam. Disamping itu diketahui pula bahwa ada sebuah hubungan antara suhu panas air laut terhadap kondisi kehidupan telur-telur anchovy.
Berdasarkan penelitian yang ditunjukkan melalui penampakan gambar satelit terlihat bahwa pada masa ketika Ehux banyak ditemukan maka larva-larva ikan tumbuh berkembang dengan baik, sehingga musim ikan anchovy akan semakin berkah. Terdapat sebuah keseimbangan dan takaran yang amat fitrah pada hubungan antara banyaknya algae dengan pertumbuhan larva-larva dari telur ikan anchovy. Dalam hal ini Prof.Dr. Cemal Saydam menemukan hal yang menarik bahwa: Amat sangat mungkin pada masa periode bertelurnya anchovy, dengan semakin banyaknya awan di laut Hitam yang akan mengangkut debu dari gurun sehingga mengakibatkan algae tumbuh terus menerus dan bertambah jumlahnya, maka semua ini menyediakan stok cadangan makanan yang cukup banyak dan menjadi sumber gizi yang amat baik bagi anchovy. Dalam hal ini yang masih mengganggu pikiran saya adalah, bagaimana mungkin ikan-ikan anchovy yang bermata besar dan pintar ini mampu bertelur rata-rata 10 kali dalam satu musimnya. Apakah otak ikan anchovy yang begitu kecil itu mampu mendeteksi adanya nilai besi bervalensi +2 yang jatuh bersama-sama dengan hujan ke laut membawa pula zat-zat mangan, seng, dan fosfat, sehingga menggerakkan kemauan ikan-ikan tersebut untuk bertelur? Dengan kata lain, apakah mungkin yang menjadi pemicunya adalah karena debu gurun turun ke laut pada waktu siang dan keteraturan ini mengontrol jumlah telur ikan-ikan tersebut? Debu dari gurun pada siang hari turun ke laut bersama hujan dan kapasitas matahari di muka bumi pada periode itu adalah 200W per meter persegi. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan ditunjukkan bahwa debu dari gurun melewati daerah Anatolia dalam bentuk gelombang terutama pada bulan Maret-Oktober sebanyak 10 kali atau lebih.7 Yang menarik dari hal ini adalah seolah olah ikan anchovy sudah mengetahui tentang beberapa faktor ini. Apakah ikan-ikan anchovy tersebut bisa merasakan dan mengetahui sistem Ilahi pada alam semesta ini lebih baik dari kita?
Apakah akal yang dimiliki anchovy cukup?Berdasarkan perhitungan ilmiahnya, diperkirakan bahwa dalam setahun diproduksi sekitar 1.700 Tg8 debu yang dua per tiganya bersumber dari Afrika Utara, 26 % dari debu ini akan mencapai lautan. Dengan sistem atmosferiknya yang amat sempurna, debu-debu ini dengan amat patuh diangkut sebanyak 1015 kali dalam setahun menuju atmosfer. Saat berada di awan terjadi rantai reaksi fotokimia yang rumit dan besi diubah ke dalam bentuk yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh makhluk hidup. Samudra lautan diciptakan sebagai sumber makanan dan oksigen, sementara yang menjadi seperti hutan, padang rumput dan kebun bagi kehidupan di air adalah fitoplankton yang sumber gizinya berasal dari besi yang diturunkan bersama hujan. Larva ikan anchovy juga mendapatkan suplai makanannya dari tumbuhan-tumbuhan yang mendapatkan gizi dari besi ini.
Di sisi lain fitoplankton-fitoplankton yang tak memiliki akal dan kesadaran tersebut ternyata memainkan peranan penting yang dapat mempengaruhi iklim di sekitarnya. Fitoplankton berperan pada keseimbangan panas bumi yang amat sensitif, curah hujan, dan menjadi perantara terpenuhinya oksigen di atmosfer. Adalah tidak ‘ilmiah’ jika sebuah fungsi yang amat rumit dan kompleks ini dijelaskan hanya sebagai akibat dari adanya ‘naluri’ hewani ikan tersebut ataupun sebuah kebetulan belaka. Ketika pikiran yang bersih dan akal sehat bertemu pada satu titik maka hakikat yang paling murni akan mengatakan: “adanya kotoran unta menunjukkan bahwa unta telah lewat di tempat itu, jejak kaki menunjukkan siapa yang menapaki jalan tersebut, lalu bagaimana mungkin bukit-bukit di permukaan bumi, bintang-bintang di langit dan gelombang yang bergejolak di laut tidak menunjukkan adanya keberadaan Allah yang Maha Latif dan Maha Menciptakan?”9
Penulis : Salih Seref Duran
Dimuat di Majalah SIZINTI, 2009
Referensi
- Hadîd, 57/25.
- Râzî, Fahreddin, Mefâtihu’lGayb (Terjemahan Prof. Dr. Suat Yıldırım dkk), Ankara, Penerbit Akçağ, c. 21, hal. 334.
- QS. Ibrahim, 14/32; Hijr, 15/22; Nahl, 16/10, 65; Kahfi, 18/45; Tâhâ, 20/53; Mu’minûn, 23/18.
- Râzî, Fahreddin, Mefâtihu’lGayb (Terjemahan: Prof. Dr. Suat Yıldırım dkk), Ankara, Penerbit Akçağ, c. 21, s. 335; Elmalılı, M. Hamdi Yazır, Agama yang Benar dalam Bahasa Al Quran (Hak Dini Kur’ân Dili), İstanbul, Azim Dağıtım, c. 7, s. 436437.
- Râzî, Fahreddin, Mefâtihu’lGayb (Terjemahan: Prof. Dr. Suat Yıldırım dkk), Ankara, Akçağ Yayınları, c. 21, s. 332–333; Elmalılı, M. Hamdi Yazır, Agama yang Benar dalam Bahasa Al Quran (Hak Dini Kur’ân Dili), İstanbul, Azim Dağıtım, c. 7, s. 436–437.
- Global Iron Connection Between Desert Dust, Ocean Biogeochemistry, and Climate, SCIENCE VOL 308 1 APRIL 2005
- Bilim ve Teknik Dergisi, Juni 1997, Prof. Dr. Cemal SAYDAM, Hamsi Aklı, s.68748. 1 Tg = 1012 g = 109 kg, 1700 Tg = 1,7.1012 kg = 1 700 000 000 000 kg (1 trilyun tujuh ratus milyar kilogram)
- http://tr.fgulen.com/content/view/15743/3/
- Sumber: www.soes.soton.ac.uk/staff/tt/
Discussion about this post