Siapa yang Memiliki Tubuh ini? “Ada banyak mekanisme sempurna yang ditetapkan oleh Pencipta kita dengan cara yang tidak mungkin kita mengetahuinya satu per satu; dan adalah sama tidak mungkinnya bagi kita untuk mengontrol setiap mekanisme tersebut.”
“Tubuh ini milik saya! Dengan demikian, saya berhak menggunakannya sesuka saya!”
Bagaimana mungkin kita memiliki tubuh kita ini? Seberapa besar kita memiliknya? Dapatkah kita tetap bertahan dengan frasa “tubuh ini milik saya!” ketika penjelasannya “secara ilmiah” ternyata bukan? Sejauh mana pernyataan tersebut memenuhi sebuah kebenaran?
Paragraf pertama pada buku pelajaran biologi sangat tegas menyebutkan fenomena bahwa sesungguhnya kelangsungan hidup terjadi di luar kehendak kita. Baik ketika proses penciptaan kita pertama kalinya di rahim ibu, baik ketika kita telah terbentuk pada fase sesudahnya. Apakah hal itu terjadi karena keinginan kita? Apakah kita memiliki hak suara dalam penciptaan tubuh kita, yang merupakan pakaian jiwa kita? Jelas sekali tidak. Bahkan indera kita, yang berhubungan dengan makan dan minum pun, berada di luar kehendak kita. Rasa lapar misalnya, tidak muncul dari kendali kita, namun bergantung pada kekosongan perut, dan kadar gula darah yang rendah. Kelaparan bukan hanya sekedar alarm atau peringatan, tetapi juga perasaan yang memaksa seseorang untuk makan, dan rasa itu akan menghilang ketika perut sudah diisi. Jika itu hanya sebuah alarm, maka orang bisa saja menundanya. Situasi ini pun menunjukkan bahwa manusia bukanlah mesin yang terdiri dari tubuh kasar saja. Jika kita menolak untuk merespon rasa lapar, pada akhirnya itu akan dapat menyebabkan masalah serius, bahkan akan fatal akibat atau konsekuensinya. Keadaan ini terjadi pada pasien penderita Anorexia nervosa, sebuah gangguan psikologis parah yang membiarkan dirinya kelaparan.
Jika tidak ada rasa lapar atau nafsu makan, manusia tidak akan bergairah untuk bekerja. Rasa lapar adalah sebuah zikir kepada Sang Maha Kuasa yang telah memberikan rasa tersebut. Faktanya, semua emosi kita adalah kepemilikan sementara yang memelihara kelangsungan hidup dan keberlangsungan generasi. Gairah seksual diberikan agar kita dapat memiliki keluarga dan meneruskan kelangsu-ngan umat manusia. Selera makan diberikan agar kita dapat melangsungkan hidup kita. Sementara rasa dingin diberikan agar kita mau berpakaian.
Di desa kami ada salah seorang tetangga yang menderita stroke. Semua rasa sakit, panas atau dingin, dan kemampuan merasakan sentuhan telah hilang dari kakinya. Penyakitnya membuat si penderita mendesak, meminta perawat untuk menghangatkan kakinya yang mengalami stroke. Atas desakannya itu, perawat mencoba menghangatkan bagian bawah kaki pasien dengan besi panas yang diselubungi sehelai kain. Tanpa sadar kakinya terbakar parah sampai ke tulang. Si penderita dan perawat barulah sadar kemudian seberapa besar kerusakan yang terjadi. Ujung syaraf yang tertanam di bawah kulit kita adalah yang bertanggungjawab atas sensasi panas dan dingin. Saraf yang terdapat di dalam kaki dan lengan kita adalah yang bertugas menyampaikan sensasi tersebut ke otak.
Meskipun rasa dingin atau panas yang berlebihan tersebut terhubung ke daerah-daerah tertentu pada otak dan sel-sel saraf, sensasi rasa ini tidak sepenuhnya dikirim ke otak. Itu menunjukkan bahwa kita bukanlah sekedar mesin yang dibuat dengan unsur-unsur yang ditemukan di bumi. Kita memiliki emosi dan juga jiwa yang bertugas mengontrol emosi tersebut, dan sebuah dunia spiritual yang terhubung dengan itu. Ini semakin menunjukkan bahkan sensasi panas dan dingin pun bukan milik kita dan kita tidak bisa menimbulkan atau mengaturnya.
Kita tidak bisa men-start tubuh kita seperti menyalakan mesin cuci. Kita tidak memiliki tombol untuk me-restart jantung kita ketika dia berhenti. Bagaimana sebuah jantung bekerja? Pernahkah kita memikirkan jumlah saraf yang bekerja pada jaringan syaraf otonom simpatik dan parasimpatik yang membuat jantung berfungsi? Semua sel-sel otot jantung berkonstraksi dengan waktu yang sempurna. Tahukah Anda bahwa terdapat saluran khusus yang disebut ‘sambungan sel (gap junctions)’ yang terletak antara sel-sel otot tetangga yang ditugaskan bekerja secara ajaib membiarkan sinyal-sinyal listrik lewat dari satu sel ke sel lainnya? Jika jutaan sel di dalam sebuah jantung tidak bekerja sedemikian rupa seperti itu, bagaimana mungkin semua sel-sel kita mendapatkan makanannya, zat yang diperlukan, dan oksigen sesuai pada waktunya? Semua proses ini terjadi di luar kemauan kita.
Berapa jumlah sel darah merah dan sel darah putih yang Anda miliki, dan bagaimana mereka bekerja? Ketika molekul hemoglobin mencapai sel, ia melepaskan molekul oksigen yang terikat dalam paru-paru. Apakah hemoglobin melakukan tindakan mengikat dan melepaskan ini sebagai sebuah kebijakannya sendiri? Sel-sel darah merah dapat bergerak lancar dengan kecepatan tepat sehingga sel-sel tersebut mendapatkan makanan mereka dengan tepat waktu. Apakah ini sesuatu yang bisa kita atur sendiri? Tubuh kita dilindungi oleh sel darah putih yang mengenali dan menyerang mikro organisme dan zat asing yang masuk ke tubuh kita. Bagaimana sel darah putih bisa membedakan dan memisahkan sel-sel normal dari bakteri berbahaya? Banyak mekanisme sempurna yang bekerja berdasarkan kehendak dari Pencipta kita dengan cara yang tidak mungkin bagi kita untuk tahu bagaimana mengatur dan mengendalikannya satu per satu. Kita biasa melakukan kalkulasi laba rugi pada setiap bisnis kita. Tubuh kita pun bekerja dalam prinsip besar ekonomi, tetapi tahukah kita bagaimana hidup dijalankan dan siapa yang membuatnya berjalan?
Neuron, akson, dendrit, sinapsis, dan neuro-transmitter, keberadaan dan fungsinya sangat menakjubkan di dalam otak kita. Sambungan-sambungan yang tak terhitung jumlahnya antara neuron dengan arusarus listrik melalui sinapsis terjadi tanpa sama sekali kita menyadarinya. Bagaimana neurotransmitter hanya berikatan dengan reseptor mereka sendiri dan membuka saluran-saluran ion? Bagaimana estafet informasi yang terjadi di dalam otak kita ketika ion-ion Na dan Ca yang terdapat dalam tanah, batu, dan garam –yang biasa kita gunakan sebagai bumbu pada masakan kita- melewati saluran-saluran ion tersebut yang terkendali secara elektrik? Meskipun kita tahu mengenai sistem aktivitas rumit ini, tetap saja hal itu bukan tergantung pada kemauan kita untuk mengaktifkan atau mengendalikannya.
Bagaimana jaringan saraf berfungsi? Berapa banyak jenis sirkuit neuron yang ada, dan bagaimana mereka bekerja? Bagaimana potensi selaput membentuk di dalam sel-sel saraf dan otot? Bagaimana potensi tindakan yang dihasilkan? Ketika kita menyentuh sesuatu zat, jalur saraf mana yang digunakan untuk mengangkut informasi tersebut? Apakah kita punya pilihan untuk mencabut steker rasa sakit dan bisa bebas dari hal tersebut? Jika tubuh yang seperti mesin ini adalah milik kita, maka seyogyanya kita dapat mengendalikan dan mengaturnya sesuka hati kita bukan?
Ketika kita membeli sebuah komputer, kita akan memilih perangkat kerasnya sesuai dengan anggaran yang kita miliki. Kita akan meminta dan memesan kecepatan pemrosesan data, memori, dan kapasitas komputer yang sesuai dengan kebutuhan kita. Tetapi, dapatkah kita mengatur kapasitas otak kita yang kita pikir adalah milik kita tersebut? Tahukah kita bahwa lebih dari 75% kegiatan mengunyah adalah sebuah refleks dan kejadian di luar kendali dan kemauan kita? Sebaik apa pengetahuan kita tentang hal ini, bahwa hanya satu dari tiga fase proses menelan sesungguhnya yang berada di bawah kendali kita dan ternyata proses selanjutnya adalah terjadi sebagai refleks kita selama makan dan minum? Jika menelan adalah di luar kontrol kita, maka sangat mungkin potongan makanan ataupun tetesan cairan dengan mudah dapat membuat paru-paru tersedak dan dapat mengakibatkan kematian. Bagaimana perut dan usus kita bekerja? Seberapa cepat proses sekresi dan pergerakan berlangsung? Isi dan jumlah sekresi pada mulut, lambung-usus, dan pankreas diatur berdasarkan jumlah dan jenis asupan makanan kita. Aturan ini terus berlangsung seumur hidup kita tanpa istirahat sama sekali.
Apakah kita bisa menghentikan detak jantung kita ketika masih di dalam rahim ibu, bahkan hanya untuk jangka waktu satu menit saja? Bagaimana cara jantung kita bekerja? Seberapa banyak darah yang dipompakan dalam satu menit? Sekitar berapa lama sejak pembuahan telur oleh sperma, jantung mulai berdetak; berapa minggu, berapa hari? Tahukah kita bahwa jantung kita mulai berdetak ketika kita masih berukuran hanya sebesar potongan kecil daging pada sekitar minggu ke empat kehamilan ibu kita?
Bagaimana kita dapat menyatakan bahwa kitalah yang mengendalikan tubuh kita, jika sampai saat ini, para ilmuwan bahkan belum memiliki sebuah pemahaman yang baik selain beberapa asumsi mengenai irama pernapasan yang terus berlangsung saat sedang tidur atau koma?
Apakah karena kita memiliki jantung dan paru-paru ini, lalu kita bisa mengaturnya mati apabila sesaat kita ingin mematikannya? Tidak akan pernah!
Jadi Kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan bahwa: “Tubuh ini adalah milik kita” sebenarnya adalah sebuah pernyataan yang tidak dapat dipercaya dan sebuah persepsi yang menyesatkan. Tubuh ini diberikan kepada kita hanya untuk kepemilikan sementara. Hal ini sangat jelas secara ilmiah bahwa semua karya, tindakan, seni yang menakjubkan dari tubuh ini bukanlah milik kita, tetapi Dia-lah yang menciptakan semuanya. Tanggungjawab kita adalah menjaga pemikiran ini terus berada di dalam benak kita agar kita dapat selalu bersyukur atas semua berkah yang melimpah ini.
Discussion about this post