Pada kitab Al-Kalimat di bagian Kata ke-20, Badiuzzaman Said Nursi, seorang ustaz dan sarjana Islam abad ke-20, menggunakan sebuah frasa yang cukup menarik. Dalam kitab itu, beliau berpendapat bahwa mukjizat para nabi merupakan titik tertinggi yang dapat dicapai oleh perkembangan ilmiah, dan dengan demikian, hal tersebut seharusnya ditetapkan sebagai tujuan yang akan bisa dipenuhi oleh kemanusiaan. Pada penafsiran ayat tentang mukjizat bagi Nabi Isa ‘alaihi salam yang dapat membangkitkan orang dari kematian atas izin Allah subhânahu wa ta’âla, Badiuzzaman Said Nursi menerangkan bahwa mukjizat tersebut mengisyaratkan tentang adanya obat bagi setiap penyakit yang dapat ditemukan melalui penelitian. Beliau juga menggunakan sebuah kalimat menarik di bagian tersebut: “Hal ini bahkan menunjukkan adanya kemungkinan untuk memberikan semburat kehidupan sementara pada kematian.”1 Beberapa orang berpendapat bahwa dengan kalimatnya yang membuat penasaran ini, Ustaz Nursi sebenarnya mencoba untuk menunjukkan perkembangan terbaru dari dunia kedokteran seperti transplantasi organ atau pun penggunaan ventilator. Tampaknya implikasi dari frasa ini telah berjalan satu langkah lebih ke depan.
Kitab suci Al-Qur’an menyatakan beberapa peristiwa ajaib yang berkaitan dengan membangkitkan orang mati ke kehidupan duniawi ini. Pada surat Al-Baqarah ayat 67-73, Al-Qur’an memberitahu kita sebuah peristiwa yang kemudian menjadi nama bagi surat tersebut. Nabi Musa ‘alaihi salam dan umatnya diperintahkan Allah untuk menyembelih seekor sapi dan memukul jasad seseorang yang telah meninggal dengan bagian tubuh sapi yang disembelih tadi. Setelah itu, orang yang telah mati itu dibangkitkan-Nya dan mengatakan kepada mereka siapa yang telah membunuhnya. Dengan demikian, Al-Qur’an menegaskan bahwa Allah Yang Mahakuasa memiliki kekuatan untuk membangkitkan orang yang telah mati. Berdasarkan surat ini, Ustaz Fethullah Gülen berpendapat bahwa selain peristiwa ajaib memukul mayat dengan sepotong bagian tubuh sapi, adanya penyebutan tentang kejadian ini dapat menyiratkan bahwa umat manusia dibimbing untuk menuju sebuah tujuan ilmiah atau teknologi.2,….
Discussion about this post