Kata “qashd” berarti: tawajuh, kepercayaan, istiqamah, bergerak menuju tujuan tertentu, berpikir secara seimbang tanpa ifrath dan tafrith, serta hidup seimbang dan menjadikan keseimbangan sebagai pedoman hidup. Dalam pemahaman secara konsep kata “qashd” berarti: memutus hubungan hati dari semua yang selain Allah ta’ala demi meraih mahabah-Nya, karena Dialah sang Maha Tercinta sejati dan juga demi meraih ridha-Nya. Ibrahim Haqqi menyatakan:
“Hati adalah Baitullah, disucikan dari yang selain-Nya
Di tengah malam-malamlah Sang Rahman turun ke istana-Nya”
Yakni, “kalbu adalah rumah bagi Sang Hudâ, maka jagalah agar selalu suci dari selain Dia, agar sang Pemilik Istana dapat melimpahkan Rahmat ke istana tajali-Nya.” Dalam pernyataan ini terdapat penegasan atas urgensi niat dan keteguhan hati di jalan perwujudan tawajuh yang luhur dan tujuan yang tinggi ini. Ia juga menghamparkan di depan pandangan kita -dari perspektif yang luhur- sebuah jarak yang sangat jauh tapi sekaligus dekat, yang sangat panjang tapi sekaligus pendek.
Sebenarnya, hanya ada satu jalan untuk tetap berada dalam ketenangan dan ketenteraman serta untuk membentengi diri dalam menghadapi kesempitan hati dan ruh yang muncul disebabkan sikap ifrâth dan tafrîth. Cara itu adalah….
Discussion about this post