Samudra Tersembunyi di Dunia Es
Ketika mencari tau tentang kehidupan alien, studi baru yang dikeluarkan oleh NASA menyebutkan bahwa beberapa dunia es di luar tata surya kita, termasuk Pluto, Eris, dan planet-planet kecil sekitar Neptunus (transneptunian/TNO) memiliki kemungkinan menyimpan kandungan air samudra di bawah permukaannya. Dunia beku ini terlalu dingin untuk memiliki air di permukaannya, yang biasanya memiliki temperatur di bawah minus 200 derajat. Namun bukti baru menunjukan bahwa mereka mungkin memiliki lapisan yang mengandung air di bawah bagian es di permukaannya. Sebelumnya selalu disebutkan bahwa samudra bawah yang terdalam terbagi pada beberapa dunia es seperti juga satelit-satelit Saturnus yang disebut Titan dan Enceladus. Dikatakan bahwa air yang ada di bawah permukaan samudra itu tetap berbentuk air karena hasil dari mekanisme yang disebut “pemanasan pasang surut (tidal heating).” Kekuatan gravitasi yang sangat kuat dapat menarik planet yang lebih besar yang menghasilkan renggangan dan pelenturan dari dalamnya sehingga menghasilkan panas akibat adanya gesekan. Tim NASA menggunakan persamaan pada pemanasan pasang surut dan menghitung kontribusinya dalam “sumber panas” untuk berbagai macam temuan baru dan hipotesis pada sistem bulan TNO. Analisa mereka mengungkapkan bahwa pemanasan pasang surut bisa menjadi titik kritis yang mungkin telah menyimpan air laut samudra di bawah permukaan dari jumlah TNO yang besar seperti Pluto dan Eris hingga saat ini. Pemanasan pasang surut diyakini telah menjadi “titik krisis” selain faktor lain yang mempengaruhi: panas yang dihasilkan dari pembusukan elemen radioaktif dari objek tersebut. Samudra di sub-permukaan ini adalah cadangan potensial bagi air dan kehidupan, yang merupakan dua elemen penting bagi kehidupan di luar bumi. Penelitian lebih jauh ini mendukung pemikiran bahwa sistem tata surya kita mungkin menyimpan lebih banyak potensi habitat untuk tempat tinggal daripada sebelumnya.
Saxena P. et al. Relevansi pemanasan pasang surut pada planet-planet kecil disekitar Neptunus (transneptunian objek) di tata surya yang besar. Icarus, Desember 2017.
Membaca Keras Dapat Meningkatkan Memori
Penelitian terbaru menemukan bahwa efek ganda dari berbicara dan mendengar membantu mengkodekan memori menjadi lebih kuat, karenanya tindakan membaca dan menyuarakan teks dengan lantang biasanya membuat kita mengingat dengan lebih efektif dibandingkan apabila kita membacanya hanya dalam hati atau hanya dengan mendengarkannya dibacakan dengan lantang oleh orang lain. Studi ini melibatkan 95 mahasiswa, mereka diminta untuk mengingat sebanyak-banyaknya kata dalam daftar yang berisi 160 kata. Dalam suatu sesi, mereka membacakan beberapa kata dengan mikrofon, dan kembali dua minggu kemudian untuk mengulangnya. Dalam beberapa kasus, partisipan membacakan kata-kata yang tersedia dengan lantang, sementara yang lain, mendengarkan rekaman suara mereka sendiri membaca kata-kata, mendengarkan rekaman suara orang lain membacakan kata-kata, atau membaca dengan diam sendiri. Setelah itu mereka di tes untuk mengetahui seberapa banyak kata yang dapat mereka ingat. Ternyata partisipan lebih mengingat kata-kata tersebut apabila mereka membacanya dengan kencang dibandingkan dengan cara-cara yang lain, sekalipun ada pula dari mereka yang telah mendengarkan rekaman dari suara mereka sendiri. Kelihatannya mendengarkan suara kita sendiri dapat menjadi substansi penting dalam meningkatkan memori. Hal ini kemungkinan berasal dari interaksi sinergis dari dua proses biologis. Pertama, isyarat pemrosesan motor diaktifkan sebagai hasil dari tindakan berbicara keras karena mulut kita secara fisik mengucapkan kata-kata tersebut. Kedua, proses pendengaran kita juga menjadi aktif karena kita mendengar kata-kata, dan terlebih lagi mendengar kata-kata tersebut yang kita ucapkan dengan suara kita sendiri. Ada juga kemungkinan bahwa data menjadi lebih mudah diingat pada tingkat kognitif yang lebih tinggi karena mencakup komponen referensi diri yang khas. Pengamatan ini menekankan peran latihan dalam pembelajaran dan ingatan. Secara singkat, membaca dengan suara yang lantang sangat efektif sebagai cara mengingat memori.
Noah D. et al. Kali ini masalah pribadi: keuntungan dalam menyimpan memori ketika mendengarkan diri sendiri. Memori, December 2017.
Obat Baru untuk Menghentikan Sel Kanker
Para ilmuwan menemukan cara untuk mengurangi penyebaran kanker dengan menghambat protein yang menjaga sel tumor dan memungkinkan mereka menyerang jaringan. Tumor yang telah kehabisan persediaan darahnya, dan karenanya kekurangan oksigen, inilah yang paling sulit diobati, karena sel-sel di dalamnya mampu menyebar dengan cepat dan merusak jaringan paling banyak. Akibatnya, tingkat hipoksia yang lebih tinggi pada tumor sangat terkait dengan tingkat ketahanan hidup yang buruk pada pasien kanker. Dengan menganalisa lebih dari seratus sampel tumor pasien kanker payudara dan otak, para peneliti menemukan bahwa semakin banyak tumor kekurangan oksigen (juga disebut hipoksia), semakin banyak gen cadherin-22 yang diekspresikan di dalamnya. Mereka juga menemukan bahwa lebih banyak cadherin-22 diekspresikan dalam tumor, stadium kanker akan semakin meningkat dan kondisi pasien diperkirakan akan semakin buruk. Cadherin-22 terletak di permukaan sel, memungkinkan sel kanker hipoksia untuk tetap bersatu dan bermigrasi secara kolektif sebagai satu kelompok. Ketika peneliti secara genetis mengeluarkan cadherin-22 dari sel kanker yang dikultur dalam kondisi hipoksia di laboratorium, mereka menemukan penurunan drastis dalam tingkat migrasi dan invasi kanker payudara dan sel-sel kanker otak hingga 90 persen. Studi ini membuat cadherin-22 sebagai target baru terapi kanker yang berpotensial dan memberi tantangan bagi ahli biologi kanker untuk menemukan pengobatan atau obat yang dapat menghambat cadherin-22 agar dapat mencegah sel kanker bergerak, menyerang dan bermetastasis.
Kelly NJ dkk. Hipoksia mengaktifkan sintesis kadherin-22 melalui eIF4E2 untuk mendorong migrasi sel kanker, invasi dan adhesi. Onkogen, Oktober 2017.
Discussion about this post