Kejujuran di dalam perkataan dan perbuatan selain merupakan akhlak yang diharapkan dari setiap manusia juga merupakan salah satu perintah terbesar yang diberikan Allah kepada setiap orang beriman. Alquran menjelaskan bahwasanya orang mukmin yang jujur kata-katanya, bertingkah laku secara seimbang dan tidak melampaui batas, serta senantiasa berada di dalam kebenaran akan menjadi hamba yang dicintai oleh Allah. Beberapa ayat yang membahas topik kejujuran ini di antaranya adalah:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” [QS Al Ahzab: 70]
Allah berfirman: “Ini adalah hari ketika keimanan orang-orang beriman menjadi bermanfaat. Mereka disediakan surga yang dialiri sungai-sungai di bawah pepohonannya, dan mereka hidup kekal di dalamnya. Mereka menikmatinya dengan perkenan Allah dan merekapun puas dengan pahala dari-Nya. Itulah kenikmatan dan keberuntungan yang paling besar”. [Al Maidah:119]
Alquran memerintahkan agar orang-orang beriman ketika ia menjadi seorang saksi tidak boleh berpaling dari kebenaran walaupun akan ada bahaya yang mengancam kepada diri pribadinya atau keluarganya sekalipun, ia tidak diperkenankan untuk berbohong dan berpaling dari kebenaran tersebut. “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. [An Nisa: 135]. Jika kebenaran sangat penting dalam bertutur kata, merupakan sumber rasa cinta kasih antar sesama manusia, sebuah rukun yang penting dalam ketertiban dan keteraturan, maka pentingnya kejujuran dan kebenaran dalam bertingkah lakupun sebanding dengan itu. Suatu hari, ketika Rasulullah SAW sedang berkeliling pasar, beliau melihat setumpuk gandum di sebuah lapak. Beliau kemudian mendekati lapak itu, dan memasukkan tangannya ke dalam tumpukan gandum. Kemudian tampaklah bagian luar gandum kering, sedangkan bagian dalamnya basah. Beliaubertanya kepada sang penjual: ”Apakah Anda memberitahu kepada calon pembeli perihal kondisi gandum ini?” Ketika sang penjual mengatakan “tidak” RasulullahSAW bersabda: “Barangsiapa yang menipu sesama manusia bukanlah dari golongan kami”.(HR Muslim 1/99).
Kejujuran berarti kesesuaian antara hati dan tutur kata. Seseorang yang kata-kata atau tingkah lakunya hari ini A esoknya B, maka ia akan kehilangan kepercayaan dihadapan orang lain, orang lain tidak akan pernah menanggapinya dengan serius. Ia tidak akan bisa mendapatkan kepercayaan maupun keyakinan dari orang-orang di sekitarnya. Jika demikian, maka mana mungkin ia diajak mengerjakan sebuah pekerjaan yang penting, ataupun dibangun sebuah relasi persahabatan dengannya. Oleh karena itu, seorang pembohong, yang merupakan lawan dari orang jujur, dapat melakukan berbagai hal buruk apapun.
Orang yang jujur, sebenarnya dengan sifatnya tersebut telah bergerak selaras dengan fitrah alam semesta, patuh pada aturan Ilahi, dan setiap gerak-geriknya akan disegani. Akan tetapi sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadz BediuzzamanSaid Nursi bahwasanya “Engkau harus berkata benar dalam setiap perkataan, namun engkau tidak berhak untuk menyampaikan semua kebenaran di semua tempat. Engkaupun harus berkata jujur dalam setiap ucapan, tetapi tidaklah benar jika engkau mengatakan segalanya.”Diriwayatkan dalam sejumlah hadis bahwasanya perbuatan menyampaikan semua yang diketahui dan didengarnya kemudian tanpa menyaringnya ia sebarkan kepada semua orang, maka perbuatan ini cukup baginya sebagai dosa.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Barang siapa menanam benih maka dia akan menuai hasilnya. ”Pepatah ini juga cocok untuk menggambarkan orang yang dalam hidupnya selalu bersikap jujur. Walaupun orang-orang yang jujur ini pada awalnya menghadapi berbagai kesulitan akan tetapi pada akhirnya mereka akan tetap mendapatkan buah kebaikannya.
Cerita di bawah ini yang menjelaskan dengan sangat manis perkara mengenai topik yang kita bahas ini:
Pada suatu masa, ada seorang Raja Cina yang merasa semakin tua dan harus meninggalkan singgasananya. Alih-alih memilih anak-anaknya atau para pejabat negara untuk menggantikan kedudukannya, raja tersebut memutuskan untuk menggunakan cara yang lain.Beliau mengumpulkan semuapemuda yang ada di negaranya untuk menghadap, dan berkata:
“Sekarang sudah saatnya aku turun dari singgasana, dan sudah saatnya pula aku memilih raja yang baru. Aku akan memilih salah satu dari kalian untuk menjadi raja.” Para pemuda kaget mendengar pengumuman ini. Raja melanjutkan: “Hari ini aku akan memberikan sebuah benih kepada setiap orang. Hanya satu benih saja. Tetapi benih ini sangat istimewa. Aku minta kalian ambil benih ini kemudian pulang ke rumah masing-masing, tanam dan sirami benih ini lalu datanglah kembali kepadaku setahun lagi bersama dengan tanaman dari benih tersebut.Maka aku akan menilainya dengan melihat tanaman yang kalian bawa dan aku akan memutuskan siapa yang akan menjadi rajasebagai penggantiku.”
Di antara orang-orang yang dipanggil ke istana tersebut, ada seorang pemuda yang bernama Ling, ia pun mendapat sebuah benih seperti yang lainnya. Setelah Ling pulang ke rumah, dia menceritakan apa yang dialaminya di istana kepada ibunya dengan antusias. Ibunya memberikan sebuah pot dan sedikit tanah. Ling pun menanamkan benihnya dengan hati-hati, meletakkan pot itu di depan jendela yang bisa dimasuki cahaya matahari. Setiap hari dia menyiram tanamannya dan memastikan apakah benihnya tumbuh atau tidak.
Setelah sekitar tiga minggu berlalu, pemuda-pemuda lain yang tinggal dekat dengan rumah Ling mulai menceritakan bagaimana benih mereka tumbuh dan berkembang. Setiap kali Ling mendengarka ncerita mereka, Ling langsung pulang ke rumah dan mengecek tanamannnya. Tetapi, dia tidak melihat perkembangan apapun di potmiliknya. Minggu berganti minggu,akan tetapi tidak ada perubahanapapun.
Sementara itu teman-temannya dengan penuh kebanggaan senantiasa membahas perkembangan bunga-bunga tanaman milik mereka.Ling diam seribu bahasa, karena tidak ada apapun yang dapat dibahas tentang tanaman miliknya tersebut. Dia hanya memiliki sebuah pot yang diisi dengan tanah, hanya itu saja. Dan dia pun mulai percaya bahwa dirinya telah gagal. Akhirnya enam bulan berlalu. Di pot miliknya, Ling masih tidak mendapatkan apapun. Ling meyakini bahwa benihnya sudah busuk. Saat benih-benih milik pemuda yang lain sudah berbunga atau bahkan menjadi pohon, dia hanya mempunyai sebuah pot kosong, itusaja!
Akhirnya satu tahun genap berlalu dan semua pemuda-pemuda dinegeri itu membawa tanaman yang telah mereka tanam ke hadapan raja. Ling berkata kepada ibunya bahwa dia tidak akan membawa pot kosong ke hadapan raja, akan tetapi ibunya menasihati agar Ling tetap membawa potnya dan bertindak jujur. Ling, yang sampai jatuh sakitkarena merasa terbebani dengan keadaannya itu, tetap menuruti perkataan ibunya karena yakin akan kebenaran nasihat beliau. Dan akhirnya ia memberanikan diri membawa pot kosong itu ke istana. Sesampainya di istana, ia terperangah ketika melihat berbagai jenis tanaman yang dibawa pemuda lain. Semuanya berwarna-warni, indah dan menebarkan wangi semerbak ke segala arah. Pemuda-pemuda lain menceritakan bagaimana mereka menumbuhkan benihnya sehingga menjadi begitu indah dengan seriusnya, mereka juga menertawakan Ling ketika melihat potnya yang kosong. Beberapa orang merasa sedih melihat kondisi Ling dan merangkul bahunya seraya berkata, “Biarlah jangan kau risaukan, kamu telah melakukan yang seharusnya kamu lakukan!”
Raja tersebut mendatangi parapemuda peserta sayembara dan memeriksa tanaman mereka. Pada saat bersamaan, Ling berusaha untuk bersembunyi ke belakang. Rajaberkata, ”Alangkah besarnya pepohonan dan bunga yang kalian pelihara ini! Pada hari ini akan dipilihraja baru dari salah satu di antarakalian.”
Tiba-tiba sang raja melihat Ling yang sedang memegang pot kosong. Dengan segera, raja memerintahkan agar pengawal membawa Ling ke hadapannya. Ling pun gemetar ketakutan. Ling berpikir,“Jangan-jangan karena saya gagal menumbuhkan benih itu raja akan membunuhku!”
Raja menanyakan nama Ling. Ling pun menjawab pertanyaan beliau, sedangkan pemuda lainnya mulai menertawakan Ling. Raja mendiamkan cemoohan tersebut dengan isyarat tangannya. Raja menempatkan ling kesebelahnya sambil berkata kepada semua orang yang hadir. “Berikanlah salam penghormatan kepada raja baru kalian! Namanya Ling!” Ling tidak memercayai apa yang didengarnya.“Bagaimana mungkin saya bisa menjadi raja padahal benih yang kutanam tak tumbuh”, pikirnya. Raja tersebut melanjutkan pidatonya: “Satu tahun yang lalu saya memberikan satu benih kepada setiap orang. Saya meminta kepada kalian untuk menanam benih tersebut dan menunjukkannya kepadaku setahun kemudian. Akan tetapi, ketahuilah bahwa benih yang saya berikan itu sebelumnya telah direbus,sehingga tidak mungkin satupun dari benih tersebut yang akantumbuh. Selain Ling, kalian semua membawakan kepada saya bermacam-macam pohon, tanaman, dan bunga. Ketika saya melihat benih yang saya berikan kepada kalian tumbuh menjadi berbagai jenis tumbuhan, saya sadari bahwa kalian telah menanam benih lain selain benih yang telah saya berikan. Di antara kalian, hanya Ling yang berani menunjukkan kejujurannya dengan membawa pot kosong yang di dalamnya telah ditanam benih yang saya berikan kepadanya. Oleh karena itu, dialah yang akan menjadiraja baru kalian.”
Ya, pada akhirnya kejujuran adalah sebuah prinsip yang sangat penting yang harus dimiliki setiap manusia untuk mencapai sebuah keberhasilan. Sebaliknya, kebohongan yang merupakan lawan dari kejujuran, adalah sumber utama berbagai masalah dan musibah. Oleh karena itu, kejujuran dapat diterima di setiap kebudayaan dan peradaban, sementara sebaliknya kebohongan adalah sikap yang tertolak di manapun.
Penulis: Dr. Ali Unsal
Discussion about this post