Epidemi dari semua jenis dan patogen telah menyebar ke seluruh dunia, baik di tahun-tahun sebelum masehi atau setelahnya, dan sedikit yang sudah terdeteksi. Banyak dari epidemi ini belum tercatat, karena kurangnya sarana yang menunjangnya pada zaman dahulu di negara-negara yang kuno peradabannya. Namun, beberapa peradaban seperti peradaban Mesir, telah mencatat beberapa epidemi ini dan mengukir gejala klinis mereka di dinding kuil-kuil, seperti pada kasus cacar dan poliomielitis di mana gejala penyakit itu terukir pada batu kuil “Sptah“, di atasnya terdapat gambar seorang pria dengan atrofi pada otot kaki kanannya, yang menunjukkan kondisi polio.
Epidemi “Wabah”
Dalam bukunya “Epidemi di wilayah Amenhotep III,” Arillly Kozolov menyebutkan bahwa epidemi ini telah melanda orang-orang Mesir pada tahun 1650–1550 SM, dan pada tahun 541–700 M wabah ini m e n y e b a r dari Mesir ke Kekaisaran Bizantium, karena mereka mengimpor gandum dari Mesir, dan kemudian menyebar ke Asia Tengah dan Selatan, Afrika Utara, Eropa Utara dan Selatan, serta telah menewaskan 100 juta orang di dunia. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa wabah tersebut telah menewaskan 50-60% populasi dunia antara tahun 541-700 M dan menjatuhkan kerajaan ini, karena Kaisar Justinianus meninggal karenanya. Wabah ini disebut “Wabah Justinian”. Pada tahun 639 M, wabah yang termasuk dalam penyakit kulit ini menyebar di kota “Emaus” Palestina, dan menyebar ke Levant serta menewaskan lebih dari 25.000 orang. Antara tahun 1300 dan 1350 M mulai menyebar ke negara-negara Eropa dan Mediterania. Di Inggris saja wabah ini telah menewaskan sekitar 4-7 juta orang, 30–60% warga Eropa tewas, sekitar 25 hingga 50 juta orang, dan populasi dunia berkurang 450 juta orang. Wabah ini disebut “black death” atau “Wabah hitam”.
Antara tahun 1647 dan 1652, wabah yang terbesar muncul di Seville, dan pada tahun 1665 hingga tahun 1666 wabah ini mulai menyebar di London dan menewaskan lebih dari 100.000 orang (20% dari jumlah populasi). Di Prancis antara tahun 1720 dan 1722, wabah terbesar ini muncul di Marseille dan menewaskan lebih dari 100.000 penduduk. Wabah ketiga terjadi antara tahun 1855 dan 1950, dimulai di China dan menyebar ke negara-negara? Mengapa epidemi kembali menyebar meski penggunaan antibiotik atau vaksin atau bahkan keduanya sudah diterapkan? Mengapa ia kembali menyebar, padahal penggunaan unsur-unsur imun dan deteksi dini epidemi ini sudah mengalami kemajuan yang luar biasa? Di mana penyebab epidemi bersembunyi sampai mereka kembali dalam bentuk berbeda dan mengelabui sistem kekebalan tubuh? Bagaimana bisa dibatasi penyebarannya? Apakah bentuk baru epidemi yang muncul lebih mematikan atau tidak terlalu berbahaya? berlanjut sampai tahun 1950 dan korban tewasnya mencapai 200 orang per hari di seluruh dunia. Lebih dari 12 juta orang meninggal di China dan India.
Epidemi Influenza
Sedangkan untuk epidemi Influenza, dokter Yunani “Hippocrates” adalah orang yang pertama menamainya dengan Influenza pada 412 SM. Pandemi Influenza pertama tercatat pada tahun 1580, dan sejak saat itu pandemi Influenza telah muncul setiap 10 tahun atau 30 tahun. Wabah ini juga berpindah dari Eropa ke Amerika pada tahun 1493 dan menewaskan 90% penduduk asli di Amerika, dikarenakan tubuh mereka tidak mempunyai sistem imun yang melawan virus tersebut. Selama Perang Dunia Pertama pada tahun 1918–1919, dunia telah diserang oleh virus Flu Spanyol, sekitar 500 juta orang terinfeksi epidemi tersebut. Jumlah kematiannya diperkirakan mencapai 20 sampai 100 juta orang di seluruh dunia. Virus itu disebut “Flu Spanyol” karena Spanyol yang telah mengumumkan adanya virus tersebut, dan ketika itu Spanyol adalah negara yang tidak terlibat dalam perang. Tidak ada negara yang menyatakan berperang kepadanya, karena mereka takut jika penyakit tersebut menyebar di antara tentara-tentara dan mengurangi esensi perang tersebut. Pada April 2009, virus flu babi menyebar di semua negara dan benua di dunia, namun tingkat keparahannya masih lemah jika dibandingkan dengan epidemi yang terjadi sebelumnya. Korban diperkirakan mencapai 1.205.434 jiwa dan hingga 23 November 2009 angka kematiannya mencapai 12.723jiwa.
Epidemi kolera
Epidemi kolera pertama muncul di antara tahun 1816 dan 1826 dan hanya di India. Wabah itu mulai terjadi di Bengal dan menyebar ke seluruh India pada 1820. Sekitar 10.000 tentara Inggris dan banyak orang India yang tewas karena epidemi ini. Epidemi ini juga muncul di Cina dan Indonesia, angka kematiannya di India antara tahun 1817–1860 sekitar 15 juta orang. Penyakit ini muncul kembali antara tahun 1829-1851 sampai menyebar ke Rusia, Hungaria dan Jerman pada tahun 1831, kemudian menyebar ke London, Prancis, Kanada dan Amerika Serikat pada tahun 1832. Epidemi di Inggris diperkirakan menewaskan lebih dari 55.000 orang. Jumlah korban tewas di India sendiri adalah 23 juta dan tingkat kematian di Rusia lebih dari 2 juta.
Wabah kolera ketiga terjadi pada tahun 1852- 1860 di kawasan timur Indonesia, kemudian menyerang Cina. Wabah ini juga menyebar di Jepang pada tahun 1854, di Filipina pada tahun 1858, dan Korea pada tahun 1859. Pada tahun 1859 epidemi ini menyebar lagi di Bengal India kemudian beralih ke Iran, Irak, Semenanjung Arab, dan Rusia. Penyebaran kolera yang keempat, kelima dan keenam dalam tahun yang berbeda, menyebabkan kematian ratusan ribu orang. menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wabah ini juga muncul kembali di Afrika Selatan dari tahun 2008 sampai 2009 dengan 96.591 kasus, dengan angka kematian 4201 orang.
Epidemi Ebola
Epidemi demam Ebola merupakan penyakit parah yang disebabkan oleh virus ganas. Penyakit ini sering ditandai oleh demam, lemah lesu, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kemudian muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal, infeksi hati, serta beberapa pendarahan dalam dan luar. Tingkat kematiannya bervariasi dari satu wabah ke wabah lain hingga rata-rata 50%. Wabah demam berdarah Ebola ini sering melanda desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Barat yang dekat hutan hujan tropis. Pada 1976, wabah ini muncul pertama kalinya di Nizara, Sudan, Yambuku dan Republik Demokratik Kongo. Pada akhirnya menyebar ke sebuah desa dekat Sungai Ebola, yang kemudian dijadikan nama penyakit ini. Departemen Pertahanan Spanyol telah mengumumkan bahwa Spanyol menjadi negara barat kedua yang terinfeksi oleh wabah yang berasal dari Afrika Barat ini. Wabah ini juga muncul di Amerika. Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa korban tewas dari wabah virus “Ebola” di tiga negara, yang paling banyak penyebarannya adalah di bagian barat Afrika, sampai beberapa tahun terakhir telah mencapai 6583 orang. Data yang terbaru di situs WHO menunjukkan bahwa 18.188 kasus terparah terdapat di tiga negara.
Dari beberapa fakta ilmiah yang disebutkan di atas, kita menemukan hal berikut: Dunia telah meyakini bahwa epidemi adalah azab bagi umat manusia, dikarenakan banyaknya korban, meningkatnya angka kematian, menurunnya ekonomi, dan lemahnya masyarakat dan bangsa. Wabah juga memberikan pengaruh yang buruk bagi perdagangan dunia dan sektor pariwisata global. Jika kita melihat kerugian manusia yang disebabkan oleh beberapa epidemi, kita menemukan bahwa korban yang meninggal lebih dari 200 juta orang, epidemi Influenza lebih dari 120 juta orang, dan epidemi Kolera lebih dari 100 juta orang. Ini tidak seperti epidemi lainnya. Seperti epidemi polio, campak, malaria, Ebola dan AIDS, yang sejauh ini telah mengklaim 25 juta orang dari penduduk dunia. Berbeda dengan kerugian ekonomi yang disebabkan karena kekurangan tenaga kerja (baik kematian maupun korban tewas akibat epidemi) dan banyak dana yang digunakan untuk biaya penguburan individu, penguburan massal, dana perawatan, dana kebersihan tempat dan rumah sakit karena epidemi tersebut. Secara umum hal-hal tersebut memberi dampak negatif pada dunia. Kita harus bertanya-tanya mengapa epidemi terus menerus ada dan masih ada di dunia ini? Dimana dia berada?
Penjelasan Rasulullah tentang karakteristik epidemi
Dengan sangat menakjubkan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda dan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar epidemi ini. Beliau menjelaskan bagaimana karakteristik epidemi, kemunculannya, penyebarannya, kembalinya, waktu turunnya dan cara terbaik untuk mengurangi penyebarannya. Semua tanda-tanda epidemi tersebut Beliau jelaskan padahal saat itu peralatan medis belum tersedia. Hal ini membuktikan bahwa perkataan Beliau berasal dari wahyu Allah Yang Maha Esa dan Risalahnya adalah benar, serta menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang memperhatikan aspek ilmu dan amal.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang lafaznya dari Usamah bin Zaid, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Wabah ini adalah azab dari Allah Subhânahu Wa Ta’âla untuk menghancurkan umat-umat sebelum kalian. Wabah ini masih ada di bumi, kadang-kadang datang dan kadang-kadang pergi. Jika terjadi di suatu tempat, maka kalian jangan keluar dari sana, dan jika kalian mendengarnya di suatu tempat, maka jangan kalian mendatanginya”.” Dalam hadis ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berbicara tentang epidemi dan bahwa epidemi tersebut adalah azab dari Allah kepada umat-umat sebelumnya, dan ia abadi di bumi ini. Penjelasan tentang pencegahan wabah dengan konsep karantina sudah ada sejak 14 abad yang lalu.
Melalui studi epidemi dan analisis data, fakta ilmiah ini telah menunjukkan bahwa: Epidemi adalah azab bagi individu dan keluarga, merugikan ekonomi, dan menyerang manusia maupun hewan. Ia tidak bersembunyi dan menetap di suatu tempat, tetapi berjalan dan menyebar karena perpindahan mikroba yang menyebabkan epidemi. Hal ini juga disebabkan karena mereka hinggap pada spesies lain seperti; serangga, hewan pengerat, reptil dan amfibi. Epidemi muncul dalam bentuk gelombang, sehingga untuk membatasi penyebarannya, mereka yang terkena epidemi harus dikarantina. Fakta ilmiah yang akurat ini telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada hadis yang telah disebutkan di atas.
Pada hadis kedua yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: Dari Jaabir bin Abdullah, ia berkata: “Saya mende- ngar Rasulullah Shallallahu ‘Alai- hi Wasallam bersabda”: “Tutupilah bejana dan ikatlah kantong air minum, karena sesungguhnya di setiap tahun terdapat satu malam yang disitu turun wabah, dimana tidaklah ia melewati satupun bejana yang tidak mempunyai tutup, atau kantong air yang tidak mempunyai pengikat melainkan wabah itu akan turun ke dalamnya. Dalam hadis ini terdapat penjelasan yang dapat di ambil manfaatnya tentang bagaimana suatu wabah menyebar melalui udara dalam suatu malam dan juga bagaimana pencegahannya agar virus tersebut tidak menyebar. Pada abad ke-20 dibuktikan bahwa epidemi disebabkan oleh mikroba, menyebar di antara manusia, dan menyebar pada hewan atau burung – pada saat bersamaan – melalui pencemaran udara, air dan makanan. Beberapa dari wabah tersebut menyebar pada musim panas seperti kolera dan tifus. Untuk mencegah penyebaran epidemi ini maka kita harus mencegah penyebabnya yaitu dengan mencegah kontaminasi air dan makanan, dan mencegah penyebarannya melalui udara.
Sesungguhnya fakta ilmiah yang tepat ini telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari 1437 tahun yang lalu, dimana saat itu belum ada alat deteksi mikroba, bakteri maupun virus di tempat turunnya wahyu, baik di Mekah atau Madinah. Bahkan tidak ada juga pada kekaisaran terbesar pada saat itu, yaitu di Persia dan Romawi. Lalu bagaimanakah Nabi yang tidak memiliki pengetahuan tentang ini pada saat itu berbicara tentang epidemi, kemunculannya, penyebarannya, cara pencegahannya dan bagaimana epidemi itu menyebar pada periode tertentu? Jadi epidemi datang dan terus menyebar selama bertahun-tahun, lalu lenyap selama bertahun-tahun, kemudian kembali dan menyebar bertahun-tahun, dan kemudian hilang bertahun-tahun yang akan datang. Hal ini berulang-ulang selama berabad-abad dan epidemi ini menyebar dengan kecepatan yang sama
Pencegahan epidemi tidak hanya melalui karantina, dan yang pertama melakukan hal ini adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau telah memerintahkan sahabatnya untuk tidak meninggalkan tanah yang terkena dampak. Selain itu Beliau juga menambahkan agar epidemi ini tidak menyebar dan untuk menjaga orang-orang yang sehat agar mereka tidak terjangkit, maka mereka tidak boleh memasuki tempat yang terkena epidemi tersebut. Semua hal bermanfaat ini diambil dari perkataan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang dibenarkan oleh ilmu pengetahuan modern, sehingga menunjukkan kebenaran risalahnya.
Penulis adalah pengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Beni Suef / Mesir.
Discussion about this post