Ketika berbicara tentang membaca, biasanya kita membicarakan tentang kebiasaan membaca pada orang dewasa, dan melupakan kebiasaan membaca pada anak-anak. Bagaimanapun, jika anak kita tidak membaca dan kita juga tidak membacakan buku kepada anak-anak, maka itu berarti ada masalah yang serius pada keluarga kita. Tidak hanya membuat anak-anak gemar membaca tetapi membiasakan mereka membaca buku yang tepat bagi usianya adalah tugas bagi semua orang tua.
Kebiasaan membaca pada anak-anak TK
Membacakan buku pada anak-anak yang masih kecil adalah salah satu cara terbaik untuk melewatkan waktu bersama mereka. Apa yang kita sampaikan pada mereka di masa ini akan memiliki pengaruh yang sangat besar, karena pada masa ini kepribadian mereka sedang berkembang. Adalah sebuah fakta yang menakjubkan bahwa Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umat Muslim untuk melafalkan adzan dan iqamat ke telinga bayi yang baru saja lahir, dari anjuran ini bisa disimpulkan bahwa kita harus mulai berbicara pada anak kita sejak hari pertama ia dilahirkan. Saat ini, para peneliti yang mempelajari tentang ilmu perkembangan anak telah mencapai kesimpulan yang sama.
Pada saat bayi mulai dapat membedakan warna dan bentuk, orang tua dapat berkomunikasi dengan mereka melalui buku. Sebuah gambar akan menarik perhatian anak. Adalah lebih baik untuk menjelaskan sesuatu kepada anak melalui gambar atau foto, karena pembelajaran akan menjadi lebih efektif dengan bantuan visual. Anak akan tertarik dengan buku pada usia dini jika kita menunjukan gambar-gambar yang ada di dalam buku dan membicarakannya dengan mereka. Kebiasaan ini sangat berguna bagi perkembangan bahasa dan menumbuhkan suasana dialog antara orang tua dan anak, yang juga dapat membuat anak merasa di sayang oleh orang tuanya. Keuntungan lain dari pengenalan buku pada anak di usia dini adalah meningkatnya kegemaran anak terhadap buku itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, buku akan menjadi teman dekat mereka dan membaca akan menjadi sebuah kebutuhan pula bagi mereka. Seperti yang dinyatakan oleh Victor Hugo, perasaan butuh untuk membaca sama seperti bubuk mesiu, saat sudah menyala takkan ada yang bisa memadamkannya.
Selama periode pra-sekolah, ketika orang tua membacakan buku pada anak-anaknya setiap hari, maka perbendaharaan kata yang dimiliki anak akan semakin banyak dan kemampuan untuk berpikir pun akan bertambah bersamaan dengan berkembangnya kemampuan intelektual mereka. Dengan cara ini, anak akan belajar untuk mendengar dan berbicara. Mereka akan tumbuh sebagai individu yang gemar membaca. Mereka akan sering bertanya ketika sebuah cerita sedang dibacakan, karena memang anak-anak belajar melalui pertanyaannya. Oleh karena itu, berikanlah kepada mereka jawaban yang masuk akal dan memuaskan. Jangan pernah meremehkan atau tidak mengacuhkan pertanyaan-pertanyaan tersebut dan jangan sampai kita memberikan informasi yang salah pada mereka. Anak-anak tidak akan pernah bosan mendengarkan cerita yang sama terus menerus, karena hal tersebut membantu mereka mengenal kosakata dan memfasilitasinya untuk menyerap pesan-pesan yang terdapat dalam buku tersebut.
Apakah manfaat buku?
Buku adalah sarana paling penting dalam mendidik anak-anak. Budaya ditransfer kepada generasi selanjutnya melalui buku. Buku dapat mengembangkan penggunaan bahasa dan mengajarkan kehidupan. Selain itu, anak-anak dapat mengenal manusia dan mengevaluasinya melalui buku. Melalui alur cerita di novel dan hikayah, anak-anak bisa mengenal berbagai sifat manusia. Dalam hal ini, anak kemudian akan mengenal orang seperti apa yang dapat mereka jadikan teman dan sifat seperti apa yang harus dihindari.
Anak yang membaca tentang berbagai masalah kehidupan dan cara mengatasinya akan tahu apa yang harus dilakukan-nya jika ketika suatu hari ia menemui masalah serupa dalam kehidupan nyata. Buku mengajarkan anak-anak menggunakan imajinasi dan mencintai manusia, alam serta makhluk hidup di sekitarnya. Buku dapat pula menambah ketertarikan anak-anak pada penemuan dan teknologi. Media ini mengajarkan tentang keberadaan manusia dan tugasnya di alam semesta. Cerita-cerita yang dibaca oleh anak anak mengajarkan mereka untuk tidak menginjak semut, menghancurkan sarang burung bahkan tidak membiarkan binatang kelaparan dan berbagai hal menarik lainnya. Buku membuat anak-anak merasakan dengan kesadarannya bahwa berbohong, mencuri, dan bertengkar adalah perilaku yang salah. Anak-anak menginternalisasi nilai-nilai kehidupan, seperti berbuat baik kepada orang lain, menolong mereka tanpa berharap imbalan apapun, keberanian, memiliki tekad, kesederhanaan, sopan santun, sikap tegas dan keinginan untuk menjadi sukses ketika mereka mengidentifikasi diri seperti pahlawan dalam buku yang mereka baca tersebut. Tentu saja buku juga merupakan media hiburan. Teka-teki, puzzle, permainan asah otak dan anekdot berkontribusi dalam perkembangan mental seorang anak dan membantu mereka merasa nyaman dengan dirinya sendiri.
Mengapa kita membaca?
Membaca berkaitan dengan cara kita melihat dunia dan cara kita memandang kehidupan, alam semesta dan opini-opini kita sendiri. Membaca adalah hasil dari keinginan untuk menemukan hal-hal baru dan hasrat kita sebagai manusia untuk memahami diri sendiri, alasan keberadaan kita, Sang Pencipta, dan misteri di alam semesta. Inilah alasan mengapa perintah pertama Al Quran adalah membaca. Manusia mendapatkan semua ini hanya dengan membaca.
Bagaimana kita dapat memotivasi anak-anak untuk menyukai buku dan membaca?
Tidak ada cara ajaib untuk membuat anak-anak mencintai membaca. Namun, kita dapat mencoba berbagai cara untuk menyelesaikan masalah ini. Kami telah menyebutkan sebelumnya beberapa metode yang dapat digunakan bagi anak pada usia dini. Kita dapat menggunakan cara yang berbeda pada remaja.
Yang paling utama dari segalanya adalah jika orang-orang dewasa di rumah rajin membaca dan berbagi pendapat mereka satu sama lain tentang tema atau karakter dalam buku yang mereka baca, maka hal ini akan mengembangkan ketertarikan anak-anak mereka untuk membaca. Membaca dimulai dari keluarga. Bahkan anak kecil yang tidak bisa membaca atau menulis akan memegang buku, membuka halaman, melihat gambar-gambar, dan bertanya-tanya tentang buku dengan amat alami seperti kebiasaan seperti makan, minum dan kebiasaan sehari-hari lain-Nya. Singkatnya, jika membaca telah menjadi bagian dari hidup kita, maka anak-anak juga akan terbiasa membaca.
Jangan sampai kita menjadikan buku hanya sebagai alat untuk menyalurkan informasi semata. Sebaliknya, tekankan pula bagian yang menarik dan menghibur dari sebuah buku. Buatlah seolah-olah anak sedang bertemu teman mereka ketika menjumpai sebuah buku. Buku cerita yang berilustrasi, novel, buku teka-teki, permainan dan anekdot biasanya jauh lebih menarik bagi anak-anak. Buku-buku seperti itu memberi ke-Nyamanan bagi mereka.
Bacalah bersama anak-anak karena mereka amat menyukai kebersamaan ini. Sesuaikan intonasi suara dengan apa yang dikatakan oleh karakter dalam cerita, untuk membuat cerita terasa lebih menarik. jika setiap saat hanya orang tua yang membacakan cerita, ini akan menjadi hal yang membosankan. Terkadang anak dapat juga membacakan cerita kepada orang tua mereka. Beberapa orang tua membiasakan membacakan cerita kepada anak-anak sebelum mereka tidur. Ini adalah metode yang baik yang dapat digunakan oleh kebanyakan keluarga.
Biasakan mengajak anak-anak ke pameran dan toko buku, berikan cukup waktu bagi mereka untuk melihat banyak buku. Izinkan mereka memilih beberapa buku yang ingin mereka baca namun kita harus amat berhati-hati dalam memilih buku yang sesuai dengan usia mereka. Sebuah buku harus memiliki ilustrasi yang menarik dan ditulis dengan tata bahasa yang tepat namun tetap menarik.
Sebagai kesimpulan, jika kita memilih cara yang tepat, setiap anak akan gemar membaca. Namun bagaimanapun juga kita tidak bisa memaksa anak-anak membaca buku. Jika kita tidak bisa membuat mereka menyukainya, paling tidak jangan sampai membuat mereka membenci buku. Sekali saja seseorang membenci buku, akan sangat susah bagi mereka untuk merasa nyaman lagi dengan buku.
Diterbitkan di Fountain Edisi 44
Discussion about this post