Sebuah tanda tanya besar muncul di benak kita, mengapa dengan adanya kemajuan sains dan teknologi serta tersebarnya pelayanan kehidupan modern yang sedemikian rupa seperti saat ini, masih banyak manusia yang tidak bahagia? Seharusnya teknologi membuat kehidupan menjadi lebih mudah, tapi ternyata tetap saja perasaan, dan kebahagiaan manusia mengalami penderitaan begitu memilukan. Sayang beribu sayang, kemajuan teknologi memantik berbagai krisis spiritual seperti kasus bunuh diri yang telah menjadi sebuah tren yang banyak terjadi dewasa ini. Meski disiplin ilmu psikopatologi atau psikiatri mencoba memberi penawar atas penyakit ini, tapi dirasakan bahwa masih kurang proporsional. Terlebih lagi ketika pendekatan-pendekatannya seringkali lebih bersifat materialistik di alam semesta, sesungguhnya sebuah solusi dan obat yang mujarab masih belum juga ditemukan.
Ada sebuah dimensi baru dari ilmu Psikopatologi yang menggabungkan pendekatan psikiatri dan agama. Sebuah solusi yang melengkapi ketimpangan Psikopatologi biasa yang hanya menitikberatkan pengobatan non-religi pada gangguan kejiwaan. Pendekatan baru pengobatan ini tetap menggunakan pengobatan medis sebagai acuannya, namun dibarengi dengan dorongan spiritual jiwa agama.
Dua Hal Fundamental Penyebab Bunuh Diri
Sebab awal: Salah satu faktor penting yang menjadi titik awal munculnya dorongan bunuh diri adalah kurangnya pemahaman seseorang mengenai ajaran agama. Sebagai contoh, agama Islam melalui ajaran-ajaran di dalamnya, jika dipraktikkan secara benar….
Discussion about this post