Mata merupakan sebuah bulatan kecil yang berada dalam rongga tengkorak yang dinamakan “soket mata” (rongga mata). Kebanyakan bagian mata tersimpan dalam rongga ini dan yang nampak terlihat dari luar hanyalah sebagian kecilnya saja. Bagian kecil ini tampaknya terlihat simpel, namun ternyata ia menyembunyikan sebuah desain yang rumit dan susunan kuat yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Dan apakah anda merenungkan kehebatan Penciptanya yang tidak ada sesuatupun yang luput dari-Nya, karena segala sesuatu sudah ada takarannya?
Air mata, kapanpun juga, bukanlah sebuah bukti kelemahan ataupun ketidak berdayaan. Tetapi sesungguhnya ia selamanya merupakan simbol kemuliaan manusia yang menggambarkan perasaannya yang paling luhur. Apakah mungkin tetesan-tetesan berkilauan pada mata, ketika hati menangkap berbagai macam emosi itu diciptakan begitu saja dengan sia-sia?
Kata Al-Bukaa (menangis) dalam Al-Quran
Kata al-bukaa disebutkan sebanyak enam kali di dalam Al-Quran:
وَاَنَّهٗ هُوَ اَضْحَكَ وَاَبْكٰى (QS An-Najm: 43);
فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاۤءُ وَالْاَرْضُۗ وَمَا كَانُوْا مُنْظَرِيْنَ (QS Ad-Dukhaan: 29);
اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُ الرَّحْمٰنِ خَرُّوْا سُجَّدًا وَّبُكِيًّا (QS Maryam: 58);
وَيَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ يَبْكُوْنَ وَيَزِيْدُهُمْ خُشُوْعًا (QS Al-Isra: 109)
فَلْيَضْحَكُوْا قَلِيْلًا وَّلْيَبْكُوْا كَثِيْرًاۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ (QS At-Taubah: 82)
وَجَاۤءُوْٓ اَبَاهُمْ عِشَاۤءً يَّبْكُوْنَۗ (QS Yusuf: 16)
Sementara kata ad-Dam’u (air mata) dalam Al-Quran sebanyak dua kali, yaitu:
تَوَلَّوْا وَّاَعْيُنُهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا اَلَّا يَجِدُوْا مَا يُنْفِقُوْنَۗ (QS At-Taubah: 92)
وَاِذَا سَمِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَى الرَّسُوْلِ تَرٰٓى اَعْيُنَهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ (QS Al-Ma’idah: 83)
Adapun dalam sunnah atau hadis, kata al-bukaa terdapat dalam hadis yang diriwayatkan oleh ibnu ‘Abbas ra, dari Rasulullah SAW, Beliau bersabda: “Ada dua mata yang tidak akan disentuh api neraka; yaitu mata yang menangis pada pertengahan malam karena takut kepada Allah, dan mata yang terjaga di jalan Allah.” (HR Tirmidzi).
Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Telah berkata Rasulullah SAW: “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah sampai air susu kembali kepada putingnya, dan tidak akan bisa berkumpul debu di jalan Allah dengan asapnya neraka Jahanam” (HR Tirmidzi).
Kita tidak melupakan bagaimana Rasulullah SAW menangis ketika puteranya Ibrahim meninggal dunia. Hal ini menunjukkan bahwasanya menangis bukanlah sebuah aib atau kelemahan bagi seorang lelaki sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang, menangis merupakan ibadah yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Muhammad Fethullah Gülen -salah satu ulama pembaharu terkenal dan pendakwah modern- mengungkapkan sebagian rahasia dan subtansi tersebut. Ia berkata dalam sebuah makalah yang diterbitkan majalah berbahasa Arab Hira, volume: 15 dengan judul ‘Ini adalah Musim Menangis’: ‘Sesungguhnya tetesan-tetesan air mata yang mengalir karena Allah SWT merupakan rintihan hati paling jujur yang bergerak karena cinta Ilahi. Dan siapa saja yang sendi-sendi tubuhnya bergetar oleh api wajd (kerinduan) maka matanya akan berlinang air mata. Adapun orang yang kedua matanya kering, hidupnya tidak berbekas apapun dalam dirinya. Rasa sedih dan menangis merupakan perilaku yang ada pada para Nabi Allah yang mulia. Nabi Adam a.s. selalu mengerang merasa sedih selama hidupnya. Air mata nabi Nuh a.s. bahkan mampu berubah menjadi topan yang menenggelamkan bumi. Adapun kebanggaan umat manusia Muhammad SAW, Beliau merangkai kesedihan dan kepedihannya dengan air mata. Karena itu, semoga kita tidak terbilang salah apabila menamakan beliau dengan sebutan “Nabi yang penuh dengan air mata dan kesedihan”. Ingatkah anda hari ketika beliau menangis dari waktu malam hingga pagi sembari membaca dua buah ayat:
“Jika Engkau menyiksa mereka, aka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Al-Maidah:118)
“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai Aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ibrahim: 36)
Ketika malaikat Jibril memberi tahu Allah SWT perihal sebab Rasulullah menangis -dan tentu saja Allah SWT lebih mengetahui sebabnya-, turunlah kepadanya kabar gembira yang menyejukkan hatinya. Kabar itu menenangkan detak jantungnya dan erangan kerinduannya: “Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan katakanlah kepadanya, sesungguhnya Kami akan meridhai umatmu dan Kami tidaklah akan berbuat buruk.”(Shahih Muslim).
Dalam kehidupan kita burung Bulbul tidak pernah berhenti mengicaukan kesedihan meskipun sedang hinggap pada sekuntum bunga mawar, seakan ia diciptakan untuk selalu melagukan nada-nada sedih yang terpendam dan suara kemurungan yang tak pernah putus. Sedangkan burung gagak yang berkoak, teriakan paraunya tidak lebih bahagia dari kesedihan bulbul. Lengkingan suara burung hantu malah jauh lebih menyedihkan.
Fethullah Gülen menutup kata-katanya dengan ungkapan: “Saya mengajak kalian karena Allah, agar kita bersama-sama menjadi pengucur air mata pada padang pasir yang tak berujung ini, yang tandus kekeringan. Kita akan mempersiapkan meja hidangan dari langit, akan kita suguhkan kepada yang datang dan pergi buah-buahan yang segar dan ranum, yang kata-katanya tersusun dari bahan bakar kerinduan dan bara kepedihan. Sementara nada-nadanya tersusun dari raungan hati dan rintihan kalbu”.
Macam-Macam Air Mata
Ada dua macam utama dari air mata yang dari keduanya terbitlah macam-macam air mata yang lain:
- Air mata utama atau air mata normal: yaitu air mata yang otomatis dan berstatus tetap keberadaanya, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Air mata semacam ini mengalir dari mata seluruh manusia. Ia disemburkan oleh kelenjar lakrimal secara teratur, kemudian dialirkan dari mata melalui saluran air mata. Air mata ini merembes melewati hidung bagian dalam dan tenggorokan. Tidak perlu ada kekhawatiran apapun akan dampak dari air mata ini apabila ia mengalir deras.
- Air mata reflek, yang terjadi baik karena tekanan emosi yang ada pada susunan saraf, atau disebabkan mata yang menerima cahaya lebih atau sesuatu yang menyebabkan iritasi mata seperti amonium klorida, bawang merah, gas, barang-barang kimiawi dan lain-lain.
Komposisi Air Mata
Apabila anda membedah komposisi air mata, maka anda akan menemukan di dalamnya komponen-komponen yang amat berharga, yaitu oksigen, natrium, kalium, kalsium, magnesium, amonia, nitrogen, vitamin B12, vitamin G (yang kini bernama riboflavin/vitamin B2), asam amino, zat besi, zat tembaga, zinc, mangan, klorin, fosfor, pikarbonat, asam urat, enzim, dan 60 macam protein. cairan lakrimal terdiri dari 98-99% air, adapun tegangan permukaannya mencapai 0.6-0.7 dari tegangan permukaan air, sementara biasnya mencapai 1.337. Air mata sendiri sedikit condong kepada kondisi basa.
Komposisi ini akan semakin kompleks ketika ia bersentuhan dengan membran mukosa pada saluran lakrimal. Hal ini akan menambahkan lemak, gula dan asam amino, di samping sekresi-sekresi lemak yang kaya akan kolestrol dan trigliserol. Semua sekresi ini memberikan nutrisi pada seluruh bagian mata dan melindunginya dari infeksi saat seseorang menangis.
Lapisan-Lapisan Air Mata
Air mata merupakan kerja fisiologis terpenting untuk mata. Para ilmuan dan peneliti telah menjadikan air mata sebagai tema penelitian dan kajian mereka selama bertahun-tahun. Melalui penelitian itu, mereka membagi air mata ke dalam tiga lapisan dari sisi anatominya, hal ini mempermudah mereka dalam mengetahui jenis penyakit yang menimpa sebagian organ mata dan tata cara mengobatinya.
- Lapisan Mucoid (Inner Mucin Layer), yaitu lapisan yang memungkinkan air mata menyebar ke kornea, yang datang dari sel-sel di atas permukaan mata.
- Lapisan Akuous (Tengah/Middle Aqueous Layer), yaitu lapisan yang menjaga permukaan mata dari basah dan membantu penglihatan menjadi normal.
- Lapisan Lipid (Luar/Outer Lipid Layer), yaitu lapisan minyak yang diyakini menghalangi penguapan air mata. Ia dihasilkan dari kelenjar-kelenjar kecil yang terdapat pada pinggir kelopak mata.
Sebagaimana air mata memiliki beberapa lapisan jika dilihat dari anatominya, maka air mata juga memiliki lapisan tertentu apabila dipandang dari sisi filosofisnya. Dikatakan bahwa ada kemungkinan 67% jatuhnya air mata dalam setiap waktu dan kesempatan pada seseorang, bahkan dalam kesempatan yang membahagiakannya. Namun pada orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi, mereka hanya memiliki kemungkinan 0-23% saja agar air matanya dapat mengalir dan hal itu hanya disebabkan oleh urusan yang amat sangat penting.
Beberapa Fakta Terbaru Perihal Air Mata Berdasarkan Penelitian Psikologis:
- Film air mata yang ada pada kedua mata anda akan terus menerus memperbaharui diri sebanyak 13 ribu kali dalam satu hari. Karena itu, orang yang selamanya tidak pernah menangis maka ia benar-benar telah menderita sebuah ketidaknormalan.
- Ada beberapa suku bangsa di dunia yang tidak banyak menangis, dan penelitian menunjukkan bahwa persentase menangis pada orang Perancis hanya 8%.
- Orang yang menangis adalah orang yang mampu merobek semua tabir, pertimbanganpertimbangan dan dimensi-dimensi sosialnya.
- Apabila anda menyukai air mata, maka anda telah menghapus hati yang keras pada diri sendiri, lalu kemudian pada hati seluruh manusia. Karena itu, ada orang mengatakan: ‘Sesungguhnya orang yang tidak mengenal air mata, ia tidak mengenal kasih sayang’. Dan orang yang tidak menangis ketika dia merasa sakit, ia akan menderita lebih besar lagi karena ia merasakan kesakitan itu dua kali lipat.
- Emosi yang menyakitkan pasti nampak lewat kedua mata. Emosi selamanya selalu lebih kuat daripada dialog yang jujur manapun. Karena emosi ialah ungkapan yang menerjemakan denyut jantung terhadap situasi tertentu.
Sesungguhnya titik air mata yang mengalir setiaphari secara otomatis, merupakan proses yang amat penting dan niscaya untuk melumasi dan membersihkan mata. Sementara kedipan kelopak mata yang terjadi antara 10 sampai 15 kali dalam satu detik, bekerja dalam pendistribusian air mata secara merata kepada kornea mata manusia normal, yang akan menangis ketika merasakannya dan tidak menahan air matanya sendiri.
Menangislah Tanpa Malu-Malu
Air mata merupakan pemberian jiwa untuk jiwa. Ketika jiwa menangis tanpa malu dan sungkan, maka ia telah sampai kepada puncak kematangan jiwa dan akalnya. Air mata manusia bekerja menyuburkan jiwa, karena manusia normal akan mengeluarkan ukuran tetap sekitar setengah liter air mata dalam setahun, atau sekitar 1.5 cc dalam sehari.
Dari sini, timbullah pertanyaan perihal adanya hubungan antara air mata yang tidak mengalir keluar dengan adanya penyakit. Jawaban ini dilontarkan oleh ilmuan Amerika William Freyy: ‘Air mata bekerja mengeluarkan zat-zat beracun yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi emosional seseorang. Karena itu, apabila air mata ditahan, maka manusia akan terserang keracunan secara perlahan’.
Menangis pada Laki-Laki dan Perempuan
Kimiawan William Freyy dan beberapa rekannya melakukan sejumlah penelitian dan kajian, di antaranya adalah penelitian terhadap 331 sukarelawan laki-laki dan perempuan yang umurnya berkisar antara 18-74 tahun. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perempuan mencatatkan angka sebesar 5.4 kondisi menangis sebagai reaksi emosional selama rentang waktu tersebut. Sementara laki-laki mencatat rata-rata 1.4 kondisi. Penelitian ini menjelaskan bahwa 73% dari laki-laki dan 85% perempuan merasa lega setelah menangis. Di antara mereka ada yang tidak menangis sama sekali yaitu 45% dari laki-laki dan 6% dari perempuan.
Adapun faktor utama kenapa perempuan menangis ialah karena adanya hubungan dengan orang lain, mayoritas karena berpisah dengan orang-orang tercinta. Sementara emosi dasar ialah karena perasaan sedih dengan persentase sebesar 49%, bahagia 21%, dan marah 10%. Kebanyakan perempuan mengungkapkan kemarahan mereka dengan air mata, sementara tidak demikian dengan laki-laki.
Eksperimen Freyy menegaskan bahwa air mata mampu menyelamatkan manusia dari zat-zat beracun yang dihasilkan tubuh ketika terjadi emosi atau ketegangan. Penelitian mengungkapkan bahwa susunan zat penyusun air mata akan berbeda tergantung pada beberapa faktor dan juga siapa yang menangis. Sudah jelas bahwa air mata kesenangan misalnya, memuat albumin dalam jumlah besar melebihi 25% daripada air mata lainnya. Jelas juga bahwa siklus menangis terjadi pada umumnya di antara jam 7 sampai jam 10 malam. Dan kemungkinan menangis ketika menonton film akan lebih besar terjadi pada sore hari daripada pagi hari.
Beberapa Manfaat Air Mata
- Membantu memperlancar gerakan kelopak mata atas dan bawah.
- Membantu melindungi mata sebagai alat pembersih secara kontinyu.
- Membantu melindunginya dari kekeringan.
- Membantu menjaga mata dari iritasi yang ditimbulkan oleh cabai, asap, atau materi keras seperti tanah.
- Bekerja mengalirkan air mata melalui kelenjar lakrimal, serta mengusir radikal bebas sehinga bisa tetap transparan.
- Air mata bekerja menjaga kornea tetap transparan dan melindunginya dari kekeringan.
- Membantu menjernihkan penglihatan, memperkuat jarak pandang, dan mempertajam penglihatan.
- Membersihkan tubuh dari zat-zat kimiawi yang berhubungan dengan kondisi stres.
- Merupakan cairan mata yang memberikan nutrisi pada kornea dan lensa mata. Ia juga menyeimbangkan tekanan alami pada mata.
Maka, saudaraku, menangislah, menangislah tanpa malu-malu. Karena dalam menangis terdapat obat dan kesembuhan dari banyak penyakit. Luangkanlah waktu, di mana di dalamnya kita merenungkan rahasia penciptaan Allah pada manusia. Mari kita berhenti sejenak dengan khusyu’ sembari berpasrah diri kepada Sang Pencipta, mengakui ke-Esaan-Nya dan menundukkan diri kita untuk pasrah dan taat kepada-Nya. Allah SWT tidaklah menciptakan anggota apapun dalam tubuh kita dengan sia-sia, Dia menciptakannya dengan teliti dan sesuai takaran sehingga selaras dengan kinerja pokoknya. Maka Mahasuci Dzat Sang Pencipta. Dan Maha Benar Allah yang berfirman: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan ?” (QS. Adz-Dzariyat : 20-21)
Penulis : Dr. Muhammad Saqa Eid
Diterbitkan pada Majalah Mata Air Vol. 2 No. 5
Discussion about this post