Penelitian berkelanjutan di bidang kedokteran yang dimulai sejak tahun 2011 telah memetakan sekitar 25.000 gen pada genom manusia. Lewat peta ini, dengan melakukan analisis genom seseorang yang kemudian dihubungkan dengan gaya hidup dan kondisi lingkungan sekitarnya, dapat diperkirakan kemungkinan penyakit apa saja yang dapat menjangkiti individu tersebut.
Metabolit-Metabolit yang dihasilkan dari peristiwa biokimia di dalam tubuh sangat penting dalam menentukan diagnosis penyakit. Saat ini ada sekitar 3000 hasil metabolik yang telah didefinisikan memiliki hubungan dengan beberapa penyakit. Diperkirakan terdapat sekitar 100.000 bukti saintifik yang berhubungan dengan metabolisme manusia. Ini artinya sebagian besar keberadaan penyakit telah diketahui; tetapi hal-hal yang terdapat dalam metabolisme masih belum dapat dipahami sepenuhnya. Para peneliti kini memfokuskan penelitian mereka pada jejak-jejak yang bisa didapatkan dari proses metabolisme organ tubuh manusia. Tujuannya adalah untuk mengungkap hubungan di antara parameter-parameter metabolik dengan penyakit-penyakit kronis seperti kanker, obesitas, dan diabetes.
Saat ini masih sedikit informasi mengenai peta metabolik yang berhubungan dengan kejadian biokimia di otak. Di masa yang akan datang diperkirakan 100.000 hasil metabolik pada manusia dapat terungkap, kemungkinan akan diketahuinya metabolit biokimia tak normal pada penyakit-penyakit yang terjadi di otak manusia akan semakin terbuka. Dengan demikian peluang-peluang baru dalam diagnosis dan pengobatan penyakit-penyakit otak akan bermunculan.
Penuaan
Salah satu penemuan penting di bidang kedokteran pada 10 tahun yang akan datang adalah dalam hal penuaan. Semua makhluk hidup memiliki rentang rata-rata umur kehidupan yang telah ditakdirkan sebelumnya. Ketika umurnya mendekati usia kematian, penuaan pada organ dan sel tubuh tak kan bisa dielakkan. Mengenai hal penuaan, Rasulullah SAW bersabda: ” Allah Yang Maha Menyembuhkan lagi Maha Karim menciptakan obat bagi setiap penyakit. Kecuali satu yang tidak ada obatnya.” Maka kepada beliau ditanyakan: “Penyakit apakah itu?” Beliau SAW pun menjawab: ” Tua.” (HR Bukhari, Obat 1; Abu Daud, Obat 1, (3855); HR Tirmizi, Obat 2 (2039); HR Ibnu Majah, obat 1 (3436).
Ketika bidang kedokteran berkembang, mungkin bukan solusi buat penyakit tua, akan tetapi nanti akan ditemukan solusi untuk memperlambat proses penuaan. Rasul SAW berdoa agar Abu Qatadah diberikan anugerah awet muda. Telah masyhur berita bahwasanya Abu Qatadah meninggal pada usia 70 tahun namun kulit dan rambutnya seperti remaja berusia 15 tahun (Risalah ke19 Isyarat ke13, Maktubat). Salah satu makna yang tersirat dalam hadis ini adalah di masa yang akan datang manusia akan tampak lebih muda. Para ilmuwan pun memulai penelitian untuk memahami penuaan pada tikus, drosophila, cacing, dan ragi. Misalnya W Scott dari Universitas Miami lewat penelitiannya yang berjudul “Genetik Penuaan” membandingkan proses cepatnya tumbuh kembang anak-anak dengan proses penuaan pada mereka yang berumur 60 tahun ke atas. Terdapat fakta menarik bahwasanya terjadi perubahan-perubahan fisiologis penting semenjak manusia berada di usia kanak-kanak hingga menua.
Hingga akhirnya ditemukanlah gen yang memegang peranan penting untuk awet muda pada percobaan-percobaan tadi. Kemudian dipikirkan bahwasanya gen yang sama juga bekerja dengan cara yang sama pada manusia. Sisi sulitnya adalah percobaan pada manusia di bawah kontrol laboratorium seperti halnya hewan percobaan amatlah sedikit dan dibatasi.
Kanker
Perkembangan terpenting kedua di bidang kedokteran diperkirakan adalah diagnosis awal kanker dan pengobatannya. Obat kanker hasil pengembangan terbaru hanya akan mentarget sel-sel tumor tanpa memberikan bahaya pada sel-sel sehat di sekitarnya. Partikel nano yang akan membawakan obat kanker menuju sel-sel target digunakan untuk membedakan antara sel tumor dan sel-sel yang sehat. Ada sebuah mukjizat Rasulullah SAW yang didapat dari sebuah sumber. Diriwayatkan: “Di telapak tangannya Syurahbil al Jufri tumbuh daging (tumor). Rasulullah SAW mengelus lembut daging tersebut dengan tangannya yang mulia. Setelahnya tidak ada yang tersisa dari daging tersebut. Kejadian tersebut beserta mukjizat Rasulullah dan para Nabi lainnya merupakan ciri-ciri motivasi kepada umatnya agar kedepannya mereka dapat mencapai tingkat pengobatan seperti itu.
Vaksin Malaria
Penyakit malaria setiap tahun menyerang kira-kira 250 juta manusia dan menjadi penyebab meninggal-Nya satu juta jiwa manusia di seluruh penjuru dunia. Khususnya penyakit malaria kronis, obat-obatan yang diberikan biasanya tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Vaksin malaria menunggu persetujuan dalam beberapa tahun ini dan penggunaannya akan dimulai di dalam lima tahun yang akan datang. Para ahli mengatakan bahwa pengaruh perlindungan vaksin ini mencapai angka kira-kira 50%. Kelompok yang lain meneliti metode lainnya dalam penyembuhan penyakit malaria ini. Rasulullah SAW mengenai penyakit seperti malaria dan demam sejenisnya, dalam nasihat-nasihatnya menyiratkan bahwa tubuh manusia ketika ia bisa pulih dengan sendirinya dari demam, lemas, dan perasaan sejenisnya, merupakan langkah untuk mendapatkan ketahanan tubuh yang merupakan langkah lain dalam membentuk vaksin di dalam tubuh manusia.
Rasulullah SAW bersabda: “Panasnya demam seperti panasnya api jahannam. Redamkanlah ia dengan air dingin” (HR Bukhari, Muslim, Abu Nuaym). Di riwayat lainnya dikatakan: “Ketika salah seorang diantara kalian terserang demam, maka hendaklah ia diguyur dengan air dingin selama tiga hari pada waktu menjelang subuh” (Al Mawahib al Ladunniya, Abu Nuaym). Lewat sabda mulianya ini Rasulullah memberikan saran dan nasehatnya tentang bagaimana caranya agar sel-sel kekebalan tubuh manusia bisa mengalahkan mikroba penyebab demam hingga gejala penyakitnya mereda.
Obesitas
Salah satu masalah terbesar kesehatan di masa kini juga masa yang akan datang adalah obesitas atau kegemukan. Diperkirakan pada tahun 2015 akan terdapat penderita obesitas sebanyak 700 juta orang. Penyebab obesitas adalah energi yang diterima tubuh lebih banyak daripada energi yang digunakan tubuh. Obesitas karena faktor genetik kira-kira berjumlah 25%, sedangkan sisanya sebanyak 75% disebabkan oleh pola makan. Gen yang berhubungan dengan penyerapan nutrisi dan konsumsi makanan berkalori rendah dipercaya dapat mencegah terjadinya obesitas.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi berat badan yang biasa dipakai dewasa ini perlahan mulai ditinggalkan oleh karena efek sampingnya. Saat ini para peneliti sedang berusaha untuk menemukan obat pengurang berat badan yang lebih aman. Obat yang berasal dari tumbuhan yang telah mengalami mutasi menunjukkan performa yang mengisyaratkan-Nya sebagai calon terkuat obat pengurang berat badan yang lebih aman. Akan tetapi belum diketahui bahwa bahan makanan berkalori rendah yang dihasilkan dari perubahan genetik ini bisa memuaskan selera pengonsumsinya atau tidak.
Cara pencegahan yang paling efektif dalam kasus obesitas yang 75%nya disebabkan oleh kebiasaan konsumsi makan adalah dengan makan dalam porsi terukur. Rasulullah SAW bersabda: “Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perut-Nya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Tirmizi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Di hadis yang lain diriwayatkan: “Aku telah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Seorang mukmin makan memenuhi satu usus, sedangkan orang kafir makan memenuhi tujuh usus.” [HR. Bukhari, no. 5391]
Resistensi Bakteri
Kesalahan dalam penggunaan antibiotik telah mengakibatkan mutasi yang menyebabkan kekebalan beberapa jenis bakteri. Pada laporan yang diterbitkan oleh CDC (Centre for Disease Control and Prevention) pada tahun 2007, bakteri Staphylococcus aureus yang kebal terhadap methicillin menyebabkan kematian sekitar 19.000 jiwa. Seakan terdapat jalan dimana di antara bakteri saling memberi tahu bagaimana cara bertahan dari antibiotik. Lewat proses ini pengetahuan kekebalan ditransfer ke bakteri-bakteri lainnya. Hasilnya sekali bakteri menjadi hidup dengan Rahmat Sang Pencipta yang tak terbatas lewat kemampuan mutasi yang dianugerahkannya mereka bisa menjadi kebal menghadapi obat-obatan yang dalam kondisi normal sebenarnya dapat membunuh mereka.
Para peneliti kini berusaha mengembangkan antibiotik yang dapat menghalangi terjadinya konjugasi yang dapat mentransfer kekebalan diantara bakteri. Jika usaha ini berhasil,maka angka kekebalan bakteri yang membuka peluang pada terjadinya infeksi dapat dikurangi.
Multiple Sclerosis (MS)
Penyakit ini mempunyai ciri terbentuknya kerusakan pada selaput myelin di sistem saraf. Selaput myelin kaya akan molekul lemak yang dengannya mereka membentuk selaput insulator yang membantu mempercepat transpor sinyal yang berasal dari reseptor maupun yang menuju efektor. Para peneliti di Universitas Northwestern menguji coba sel induk (stem cell) pada pengobatan penyakit MS ini. Dalam penelitian ini digunakan obat-obatan imunosupresif dan sel induk pada sukarelawan penderita MS berusia 21 tahun. Hasilnya didapatkan bahwa penggunaan sel induk pada si sakit menunjukkan penghentian kerusakan selaput myelin. Selain itu, penggunaan sel induk untuk terapi pada penyakit Lupus, Crohn dan R. Artrit telah diuji pada hewan dan menunjukkan hasil yang positif.
Pemecahan kode sandi otak
Para neurolog sedang berupaya menggambar peta dari 50 juta sel otak dan triliunan hubungan antar sel di dalam otak. Institut Kesehatan Pemerintah AS memperkirakan proyek ini akan selesai pada 2015. Begitu peta ini terselesaikan, selain bisa menambah pengetahuan manusia tentang struktur otak, penyakit-penyakit psikiatri juga diharapkan dapat lebih dipahami. Untuk menemukan perubahan yang terbentuk pada otak manusia setelah ia meninggal dunia kini para peneliti sedang mengembangkan teknik baru agar bisa memasuki otak tanpa merusaknya. Di sisi lain, pada gambar hasil resonansi magnetik otak burung hantu dan monyet yang diambil segera setelah mereka mati diketahui terdapat garis-garis pada otak berupa semburat cahaya.
Vaksin Alzheimer
Terdapat lebih dari 35 juta jiwa orang penderita alzheimer yang hingga kini belum diketahui penyebab pastinya. Bentuk pengobatan yang dilakukan selama ini lebih pada bentuk terapi berdasarkan gejala dan komplikasinya. Pada pengamatan yang dilakukan pada penderita Alzheimer berumur 80 tahun ke atas diketahui bahwa selain kepikunan muncul pula gejala lain. Walaupun kepikunan berjalan lambat di masa-masa awal, pemulihan penyakit ini tidak bisa mengembalikan penderita seperti pada performa awalnya. Sebaliknya, ia akan semakin parah. Perbedaan antara otak manusia normal dengan otak penderita Alzheimer adalah terdapat penimbunan protein amiloid (pada sela-sela jaringan dan di dalam neuron) berbentuk bola-bola pada penderita.
Uji coba vaksin Alzheimer yang telah dikembangkan di Australia pada hewan percobaan menunjukkan hasil yang positif dan penggunaannya di masa awal munculnya gejala penyakit menunjukkan terhalanginya penumpukan protein βamiloid. Terapi yang dilakukan di masa awal sejak tanda kepikunan dimulai maka kemungkinannya untuk sembuh sangat besar. Penggunaan vaksin setelah masa penundaan yang cukup lama tidaklah membawa manfaat. Hal penting lainnya terkait dengan vaksin ini adalah manfaatnya hanya pada penyakit kepikunan yang disebabkan oleh Alzheimer, bukan dari kepikunan oleh sebab lainnya. Rasulullah SAW memberi nasihat tentang cara pencegahan pikun, yaitu: “Membaca dan menghafal Alquran, beramar makruf nahi munkar, ibadah malam, tidur teratur, menjauhkan diri dari hal yang haram, dll.” Walaupun sudah mengamalkan nasihat ini, salah sahabat utama Abu Hurairah ra. meriwayatkan kisahnya ketika mengadukan penyakit pikun yang dideritanya kepada Rasulullah SAW: “Ya Rasulullah, aku mendengar banyak hadits darimu, tetapi aku kemudian lupa.” Rasulullah pun bersabda: “Bentangkanlah selendangmu.” Ia melanjutkan ceritanya: ”Segera saja aku bentangkan selendangku. Rasulullah SAW seperti menggenggam sesuatu di tangannya dan melakukan gerakan seakan melempar sesuatu ke arah selendang. Kemudian beliau memintaku untuk melipatnya. Akupun melipatnya dan memasukkannya ke dalam pelukanku. Aku bersumpah bahwa Rasulullah adalah Rasul yang benar-benar diutus oleh Allah, setelah peristiwa itu aku tidak pernah lagi melupakan sesuatu yang aku pelajari (HR Bukhari). Peristiwa mukjizat ini seakan menjadi isyarat dari akan adanya solusi atas penyakit pikun di masa yang akan datang.
Upaya mengurangi Tanda-tanda Parkinson
Parkinson adalah penyakit motorik neuron tanpa sebab yang jelas. Penyakit ini memiliki ciri-ciri kesulitan berjalan, penegangan otot, dan gemetar di luar kendali. Pengobatan yang dilakukan untuk mengurangi gejala Parkinson selama ini adalah dengan meletakkan sistem elektrode kecil yang diletakkan di lapisan terluar otak yang disebut korteks (Pengobatan DBS). Dari baterai yang ditanam di bawah kulit dikirimkan sinyal ritmik kepada elektrode otak. Lewat mekanisme ini alat ini pun menjadi penolong untuk menghilangkan gejala Parkinson. Dengan alat ini, stimulus yang berasal dari otak, dapat diperjelas darimana datangnya kepadatan stimulus dengan proporsi yang lebih besar. Pengobatan DBS, sebagaimana halnya metode pengobatan Parkinson lainnya juga memiliki sasaran untuk mengecilkan kejadian seperti kesulitan menelan, berbicara, dan berjalan kaki.
Secara singkat, para peneliti kedokteran sedang dalam usaha untuk menemukan metode pengobatan yang lebih baik. Di sisi lain, para peneliti pengobatan Nabawi mengambil jalan lurus ke arah mukjizat Sang Nabi SAW. Mereka yang berada di garda terdepan dalam menulis ufuk mukjizat kenabian di segala lini kehidupan merasakan bahwa kemajuan teknologi semakin mendekati apa yang dijanjikan dulu. Rasul SAW bersabda: “Allah SWT mengirimkan obat dan penyakit. Di setiap penyakit ada obatnya masing-masing. Oleh karenanya lakukanlah pengobatan. Dan janganlah lakukan pengobatan dengan sesuatu yang haram.” (HR Abu Daud, Kedokteran 11, 3874).
Karya: Dr. Arslan Mayda
Discussion about this post