Pintu itu tidak akan mungkin terbuka,
Jika bukan engkau yang membukanya.
Kau diberi–Nya kunci
Untuk membuka pintu–pintu yang tertutup, Juga untuk menutup pintu–pintu yang terbuka.
Mereka menawarkan dua buah pintu,
Tapi hanya dengan kasat mata,
Kau dapat melihatnya
Bukan pintu rumah–Nya.
Pintu–Nya itu sebenarnya selalu terbuka, Tapi jika kita melihat dengan sebelah mata, Seakan–akan tertutup.
Dia menawarkan dua buah pintu ,
Tapi kita selalu memilih yang mudah terbuka, Kita enggan untuk mencoba mengetuknya.
Engkau menuntunku,
Hingga sampai ke pintu gerbang–Nya.
Penulis adalah seorang pengajar dan peneliti di jurusan Sejarah FIB UI. Seorang penulis dan penyair. Sajak ini dikutip dari buku sajak My Allah, My Rasul and Your Hajj.
Discussion about this post