• Privacy & Policy
  • Kontak
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Redaksi dan Manajemen
    • Dewan Penasihat
  • Mata Air di Dunia
    • Arabic
    • Deutsch
    • English
    • Spanish
    • Turkish
  • FAQ
  • Kirim Artikel
  • Karir
Sunday, October 1, 2023
  • Login
Majalah Mata Air
Advertisement
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
  • Home
  • Rubrik
    • Sains
    • Budaya
    • Spiritualitas
  • Penulis
    • M. Fethullah Gülen
    • Dr. Ali Unsal
    • Astri Katrini Alafta S.S. M.Ed.
    • Abdullah Farid
  • Event
  • Tetes Mata Air
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Produk Kami
    • Buku Digital
    • Majalah Digital
    • Mata Air dalam Genggaman
  • Semua Membacanya 2023
No Result
View All Result
Majalah Mata Air
No Result
View All Result
Home Sains

Kumbang Pinus Selatan, Serangga yang Memanfaatkan Pestisida

by Daniel Adam Kurtz
9 years ago
in Sains, Zoologi
Reading Time: 1 min read
Share on WhatsappShare on FacebookScan and read on your phone

RelatedArticles

Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 39)

Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

Penggunaan pestisida oleh petani untuk melawan hama yang merugikan tanaman mereka adalah sebuah cara yang sudah biasa namun kontroversial di bidang bioetika dan ilmu pertanian. Pestisida seringkali membunuh hamahama target mereka secara efisien, namun di saat yang sama baik secara langsung maupun tidak, dapat pula menyebabkan kematian pada beberapa spesies lainnya. Telah umum pula diketahui bahwa hilangnya salah satu anggota rantai makanan dengan mudah dapat menghapus seluruh ekosistem atau bagian dari ekosistem tersebut karena adanya interaksi kompleks yang kurang dipahami di antara berbagai spesies. Pada artikel ini, kita akan berbagi pengetahuan tentang siklus hidup menakjubkan dari seekor kumbang yang memanfaatkan pestisida alami yang digunakannya untuk melindungi sumber makanannya sendiri.

 

Southern Pine Beetles atau Kumbang Pinus Selatan (Dendroctonus frontalis, gambar 1) adalah sejenis kumbang yang menjadi salah satu hama yang paling berbahaya di dunia dan telah menyebabkan kerugian ratusan juta dolar akibat rusaknya pohon-pohon pinus di Amerika Serikat bagian Selatan. Kumbang ini melakukan serangan mereka pada pohon pinus dimulai dari sekelompok kecil kumbang betina yang masuk ke bagian dalam (Gambar 2) dan floem dari pohon pinus tersebut. Setelah pekerjaan ini selesai dilakukan para kumbang betina tersebut akan mengeluarkan sebuah zat kimia yang akan menarik kumbang jantan dan betina lainnya ke pohon pinus yang telah diserang tersebut. Serangan awal ini akan diikuti oleh serangan massal dari kumbang lain dalam jumlah besar dan memungkinkan mereka agar lebih mudah mengatasi pertahanan dari pohon-pohon pinus karena banyaknya jumlah kumbang yang datang. Tak lama setelah mengambil alih pohon, proses perkawinan antara kumbang jantan dan betina dimulai. Sebagai bagian dari proses perkawinan, si betina akan menggali dan mengisi tempat yang digalinya di dalam pohon itu dengan telur. Setelah telur ditempatkan, kemudian kumbang dewasa akan meninggalkan pohon dan meneruskan penyerangannya pada pohon-pohon lainnya. Penyerangan yang menyebabkan kematian pohon-pohon ini tentu saja adalah sebuah cerita sedih dan tidak mungkin terdengar terlalu menarik karena kebanyakan hama memiliki strategi penyerangan serupa, namun ada satu detail yang belum kita ceritakan yang justru membuat proses ini lebih menarik. Apa makanan bagi larva untuk menyempurnakan perkembangan mereka dalam sebuah tempat yang ada di dalam batang pohon yang sudah mati? Jawaban dari pertanyaan menarik ini adalah: Jamur atau fungi.

 

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

 

Kumbang Pinus membentuk struktur kehidupan simbiosis dengan sejenis jamur menguntungkan (Entomocorticium sp.A), yang merupakan sumber makanan utama bagi larva. Kumbang pinus dewasa diciptakan dengan memiliki tubuh berbentuk kompartemen (mycangium), sehingga mereka bisa membawa jamur ini. Ketika kumbang dewasa menggali sebuah area di kulit pohon maka pada saat bersamaan mereka akan menyuntikan jamur pada area tersebut. Jamur ini akan tumbuh di tempat tersebut dan membantu larva kumbang menyelesaikan proses pertumbuhan sebagai sumber nutrisi. Jamur tersebut juga mendapat manfaat dari proses karena dapat menyebar dari satu pohon ke pohon lainnya dengan bantuan kumbang. Namun struktur kehidupan simbiosis ini terancam oleh keberadaan jamur antagonis, (Ophiostomaminus yang juga dikenal sebagai jamur noda biru) dan tungau parasit selatan yang keduanya juga dibawa oleh kumbang. Jamur noda biru bukan merupakan pe nyokong gizi untuk larva, akan tetapi jamur ini dapat tumbuh di tempat yang sama sebagaimana jamur menguntungkan berkembang, bahkan dapat pula merugikan mereka. Selain itu, tungau parasit yang merupakan makanan bagi jamur noda biru sehingga dapat membahayakan kumbang karena adanya pe ningkatan jumlah jamur noda biru tersebut. Oleh karenanya, larva kumbang tidak dapat bertahan lama sehingga reproduksi Kumbang Pinus Selatan akan terganggu tanpa adanya metode pencegahan khusus.

 

Sebuah studi terbaru oleh Scott, dkk. telah memberikan sebuah titik terang yang dapat menjelaskan tentang struktur kehidupan yang rumit ini. Kumbang kecil, yang panjangnya hanya beberapa milimeter ini, memiliki mekanisme pertahanan cerdas untuk melindungi larva mereka (Gambar 3, panah warna merah muda). Sejarah menyebutkan bahwa manusia mulai menggunakan pestisida sekitar 5000 tahun yang lalu, tetapi kumbang kecil ini telah menggunakannya untuk mencegah pertumbuhan jamur noda birujauh sebelum manusia mulai menggunakan pestisida. Studistudi menunjukkan bahwa koeksistensi simbiosis antara Kumbang Pinus Selatan dan jamur menguntungkan (Gambar 3, lingkaran kuning) dipertahankan oleh bakteri (actinomycetous) (Gambar 3, di dalam kotak merah). Bakteri ini menghasilkan sebuah senyawa antibiotik yang sebelumnya tidak diketahui bernama mycangimycin, yang secara selektif menghambat pertumbuhan jamur noda biru sehingga memberikan keuntungan yang signifikan bagi pemeliharaan jamur yang menguntungkan (yang merupakan sumber makanan utama larva). Lalu bagaimana mungkin pada awalnya bakteri ini dapat ditemukan di tempat yang baru saja digali di pohon-pohon pinus tersebut? Jawaban mengejutkan atas pertanyaan ini adalah bahwa mereka dipindahkan ke tempat tersebut oleh Kumbang yang sama. Seperti telah disebutkan sebelumnya, Kumbang Pinus dewasa membawa jamur menguntungkan dalam bagian tubuh mereka (mycangium) dan menyuntikkannya ke tempat yang mereka gali tersebut sebagai cadangan makanan bagi larva. Selain jamur ini menguntungkan kumbang, mereka juga membawa bakteri yang dapat menghasilkan se-Nyawa antibiotik untuk menghambat pertumbuhan jamur noda biru dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah tungau parasit. Bakteri ini dapat tumbuh di dalam bagian pohon yang digali, bahkan di bagian tubuh kompartemen kumbang pinus selatan selatan. Menariknya, antibiotik ini membunuh jamur noda biru tetapi tidak secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan jamur menguntungkan yang menjadi sumber makanan bagi larva. Dengan demikian, jamur yang menguntungkan dapat berkembang biak dalam jumlah yang banyak dan menawarkan makanan yang cukup untuk perkembangan larva kumbang. Beberapa larva ini berhasil tumbuh dewasa dan kemudian meninggalkan pohon tempatnya berkembang untuk menyerang pohon pinus lainnya membawa jamur dan bakteri yang sama (Gambar 4).

 

Gambar 4

 

Interaksi pada Kingdom lain kehidupan ini tidaklah akan kurang rumitnya daripada simbiosis yang terjadi antara Kumbang Pinus, jamur, dan bakteri ini. Interaksi antara hewan, tanaman dan mikroba merupakan hubungan yang sangat kompleks dan rapuh. Oleh karenya menghilangkan atau mengganti setiap anggota ekosistem seringkali dapat mengakibatkan kegagalan serius dalam ekosistem sebagaimana yang seringkali kita lihat terutama dalam beberapa abad terakhir ini.

 

***

 

Referensi

  1. http://www.nsf.gov/news/news_summ.jsp?org=NSF&cntn_id=112319&preview=false.
  2. http://entnem.ufl.edu/creatures/trees/southern_pine_beetle.htm.
  3. Scott, J.J., et al., “Bacterial protection of beetlefungus mutualism.” Science, 2008. 322 (5898): p. 63.

 

Karya : Daniel Adam Kurtz

Tags: 2014Daniel Adam KurtzSainsVolume 1 Nomor 2
Previous Post

Buah dari Lima Waktu

Next Post

Asal-usul Tasawuf

Daniel Adam Kurtz

Daniel Adam Kurtz

Related Posts

Kebakaran Hutan
Sains

Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 39)

2 weeks ago
Siang dan Malam dalam Al-Qur’an
Astronomi

Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

2 weeks ago
Load More

Discussion about this post

POPULAR POST

  • Taubah, Inabah, dan Aubah

    Taubah, Inabah, dan Aubah

    887 shares
    Share 355 Tweet 222
  • Hewan-hewan yang Menantang Suhu Dingin

    783 shares
    Share 314 Tweet 196
  • Shuffah, Pusat Bagi Para Jenius

    743 shares
    Share 297 Tweet 186
  • Syair Rindu Sang Musafir

    697 shares
    Share 279 Tweet 174
  • Buku atau Gadget

    640 shares
    Share 257 Tweet 160

Majalah Mata Air menyuguhkan bahan bacaan untuk mengembangkan cakrawala pemikiran.

Ikuti Kami

Categories

Bulan Terbit

Kebakaran Hutan

Kesehatan – Ilmu Pengetahuan – Teknologi (Edisi 39)

September 18, 2023
Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

Siang dan Malam dalam Al-Qur’an

September 18, 2023
Ketenagan Jiwa

Sakinah dan Thuma’ninah atau Ithmi’nan

September 12, 2023
  • Tentang
  • Ketentuan
  • Kirim Tulisan

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

No Result
View All Result
  • Arsip
  • Berlangganan
  • Berlangganan Majalah
  • Blog
  • Buku Digital
  • Cart
  • Checkout
  • Checkout
    • Purchase Confirmation
    • Purchase History
    • Transaction Failed
  • Dashboard
  • Dewan Penasihat
  • Event
  • FAQ
  • FAQ Tetas Mata Air
  • Form Berlangganan
  • Form Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Gallery
  • Hubungi Mata Air
  • Instructor Registration
  • Jenis Pendaftaran
  • Karir
  • Kirim Artikel
  • Kirim Artikel Semua Membacanya 2022
  • Kirim Tulisan
  • Kuis Majalah Mata Air
  • langganan
  • Langganan Individu
  • Langganan Kelompok
  • LCCL Mata Air 2023
  • Liputan
  • Lomba Menulis Artikel
  • Majalah Digital
  • Majalah Mata Air Edisi 1
  • Majalah Mata Air Edisi 2
  • Majalah Tergantung
  • Mata Air dalam Genggaman
  • Mata Air On Air
  • My account
  • Paket Majalah
  • Pembahasan Try Out Cahaya Abadi
  • Pembahasan Try Out Sirah Nabawiyah
  • Pembahasan Ujian Cahaya Abadi
  • Pemenang SM21
  • Penulis
  • Penulis
  • Polling Cover Buku “Hening Sejenak”
  • Privacy Policy
  • Produk Kami
  • Produk Mata Air di Playbook
  • Profil
  • Proposal Landing Page
  • Quotes
  • Redaksi dan Manajemen
  • Relawan
  • Rubrik
  • Rubrik
  • Seminar 1
  • Seminar 2
  • Seminar 3
  • Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 1 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 2 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
    • Kuis 3 Lomba Semua Membaca Kehidupan Rasulullah
  • Semua Membacanya
  • Semua Membacanya 2022
  • Semua Membacanya 2023
  • Semua Membacanya 2023
  • Shop
  • Soal dan Kunci Jawaban Fikih Sirah
  • Soal dan Kunci Jawaban Cahaya Abadi 2
  • Soal dan Kunci Jawaban Khulasoh Nurul Yaqin
  • Soal dan Kunci Jawaban Mentari Kasih Sayang
  • Soal dan Kunci Jawaban Sirah Nabawi
  • Student Registration
  • Tentang
  • Terima Kasih
  • Try Out
  • Ujian Final
  • Workshop

© 2021 Majalah Mata Air - Membaca Kehidupan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist