Darah Muda : Sumber Peremajaan?
Dua penelitian pada tikus baru-baru ini menunjukan bahwa tikus muda yang mentransfusi darah pada tikus tua dapat memberikan pengaruh pada proses penuaan mereka. Satu penelitian menunjukan kerusakan saraf yang dialami oleh tikus tua yang mengalami gangguan proses kognitifnya dapat disembuhkan dengan transfusi darah. Cara yang lainnya yang juga efektif adalah menyuntikan plasma tikus yang lebih muda ke otak untuk memperbaiki kerusakan saraf. Grup penelitian lain menunjukan darah dari tikus yang lebih muda dapat memperbaiki penyakit jantung karena faktor usia pada tikus tua. Peneliti kemudian menemukan bahwa kandungan protein GDF11 tinggi, yang terdapat pada darah tikus muda adalah kunci dari peremajaan tersebut. Para peneliti menyimpulkan bahwa pada darah dari tikus muda mengandung molekul anti penuaan yang membangkitkan stem sel pada otak dan otot jantung dan dari sinilah dimulainya proses peremajaan. Penelitian ini memberikan harapan bagi kita untuk melawan penyakit Alzhemeir, jantung, dan penyakit-penyakit karena faktor umur lainnya. Bagaimanapun, serangkaian uji coba yang lengkap harus tetap dilakukan sebelum menerapkannya pada manusia.
Villeda SA et al. Young blood reverses agerelated impairments in cognitive function and synaptic plasticity in mice. June 2014, Nature Medicine.
Ditemukannya Tanaman “Bunglon”
Selama ini peneliti mengira kalau kamuflase dan mimikri hanya dimiliki oleh kingdom hewan. Namun ternyata ditemukan sebuah jenis anggur kayu, Boquila trifoliolata, di Chile yang daunnya dapat menyerupai tumbuhan inangnya. B. trifoliolata adalah tumbuhan pertama yang ditemukan dapat meniru bermacam-macam tumbuhan inang. Ini adalah ciri-ciri langka yang dinamakan “mimetic polimorfisme” dan sebelumnya hanya ditemukan pada kupu-kupu. Saat B. Trifoliolata merambat pada batang tumbuhan inangnya, warna, ukuran, bentuk, orientasi dan bahkan pola urat daun pada tumbuhan ini akan berubah sesuai dengan tanaman di sekelilingnya. Ketika anggur kayu yang sama menyilang pada pohon kedua, ukuran daunnya dapat bertambah bahkan hingga 10 kali lipat untuk menyamakan dirinya dengan tumbuhan inang kedua. Menurut para peneliti, peristiwa mimikri dapat melindungi anggur dari hewan herbivora pemakan tanaman seperti kumbang penggerek dan kumbang daun. Adalah cukup mencengangkan, bagaimana sebuah tanaman dapat membedakan tanaman individu dan terus berganti bentuk fisiknya. Bau, zat kimia, atau mikroba yang dikeluarkan oleh tumbuhan inang adalah mekanisme kandidat yang berpotensi bagi perubahan sifat pada tanaman ini.
Gianoli E. and CarrascoUrra F. Leaf mimicry in a climbing plant Protects against herbivory. May 2014, Current Biology.
Ledakan Supernova di Laboratorium
Supernova adalah ledakan bintang dahsyat, yang dapat menyemburkan sebuah pancaran radiasi dengan terang seperti seperti keberadaan 10 juta matahari. Radiasi yang sangat dahsyat seperti ini mampu menyinari seluruh alam semesta untuk beberapa tahun cahaya. Supernova terjadi karena bahan bakar yang terdapat dalam bintang terbakar atau ketika inti dari bintang hancur pada saat terjadi gravitasi yang dahsyat. Supernova mengajarkan kita pelajaran yang sangat penting tentang sejarah alam semesta. Sebagai contoh, ledakan ini memberikan bukti nyata bahwa alam semesta berkembang. Supernova juga mengajarkan pada kita bagaimana bintang tua mati, dan bintang baru terbentuk. Ketika bintang mengalami ledakan yang dahsyat, mereka meninggalkan rangka yang terbentuk dari gumpalan debu dan gas yang disebut oleh para ilmuwan sebagai sisa bintang atau remnant. Sisa bintang ini menyebar di seluruh angkasa. Mereka dapat jatuh ke bumi atau planet lain, atau dapat pula menghasilkan energi bagi bintang baru. Karena cara terbaik untuk memahami supernova adalah melalui ledakan bintang, para peneliti mulai mengembangkan teknik untuk menstimulasi supernova dalam skala kecil di laboratorium. Untuk melakukan ini, peneliti menggunakan laser yang berkekuatan 60,000 juta kali lebih kuat dari sebuah penunjuk laser biasa. Mereka memfokuskan tembakan laser ke besi karbon yang tipis di dalam ruangan penuh gas. Laser itu akan memanaskan ruangan lebih dari 1 juta derajat celcius, yang menyebabkan besi karbon meledak dan menyebar dalam bentuk gas bertekanan ringan – sama seperti kecepatan bintang yang meledak di alam semesta. Percobaan ini menunjukan bahwa ketika ledakan melewati jaringan listrik, maka ledakan itu akan berturbulensi dan menjadi tidak beraturan. Para peneliti juga memperhatikan jika medan magnet menjadi sangat tinggi ketika ada jaringan listrik daripada tanpa menggunakannya, yang diperkirakan medan magnet tersebut diperkuat karena getaran yang dihasilkan. Sistem supernova yang dikembangkan pada ilmu ini memungkinkan kita mempelajari dan menunjukan kita pengertian yang lebih baik tentang bagaimana alam semesta terbentuk dan berkembang, serta dapat memberikan beberapa petunjuk tentang bagaimana medan magnet pertama kali terbentuk.
Meinecke et al. Turbulent amplification of magnetic fields in laboratory laserproduced shock waves, June 2014, Nature Physics.
Discussion about this post