Beberapa orang yang tidak mau melihat hikmah penciptaan sebagai jalan mukjizat dan beberapa kaum ingkar yang berusaha mencari kekurangan dalam proses penciptaan, mencoba membuat hukum-hukum anatomi dan fisiologi manusia hanya dengan akal mereka yang terbatas tanpa menggunakan data yang benar-benar shahih atau terpercaya. Mereka yang mempercayai dan menjadi pendukung teori evolusi, seringkali mencari-cari ‘kesalahan dan kekurangan dalam konsep penciptaan’ hanya berdasarkan pemahaman mereka sendiri, lalu mereka juga mulai mempertanyakan dan menaruh kebimbangan tentang proses melahirkan. Menurut mereka: “persalinan normal-lah yang menjadi penyebab beberapa kecacatan pada beberapa proses persalinan dan menjadi penyebab rasa sakit amat sangat yang harus ditanggung oleh seorang ibu ketika ia melahirkan. Mereka menganggap kesalahan terdapat pada tempat dan desain penciptaan dari organ tersebut. Bahkan kalau ada kesalahan, dianggap karena tidak ada yang mendesainnya. Oleh karenanya mereka menganggap perlu adanya evolusi. Namun ternyata evolusi juga bisa memberikan kesalahan”. Insan manusia yang setuju pada pemikiran ini tanpa sadar telah menjadi seorang penganut faham evolusi tanpa benar-benar faham tentang anatominya. Bahkan mereka bisa sampai berpikir: “Apakah tidak lebih baik jika seorang wanita melahirkan melalui perut saja?” Mari kita ajukan beberapa pertanyaan bagi mereka yang berpikir seperti ini dan semoga kita bisa menjelaskan serta memahami ‘Kesempurnaan Penciptaan’ melalui pancaran sinar dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Bagaimana rahim ditempatkan di perut (uterus), di mana dan pada posisi apa?
Agar bayi dapat memiliki tubuh yang memenuhi syarat baginya untuk hidup di dunia nantinya, maka sejak masih dalam bentuk embrio ia harus dilindungi dan mendapatkan nutrisi yang cukup hingga pada masa tertentu di dalam rahim. Dari aspek ini, secara anatomisnya rahim telah ditempatkan pada posisi yang paling sesuai. Begitu pasnya posisi tersebut hingga tidak mungkin ada posisi lain yang lebih baik di dalam tubuh kita bagi rahim selain posisinya sekarang tersebut.
Kita asumsikan bahwa proses persalinan akan terjadi di perut dan kita lihat sekilas apa saja kesulitan yang mungkin dihadapi bayi yang akan berkembang tahap-pertahap di dalam rahim selama 40 minggu. Mulut rahim akan menghadap ke perut, dan dikarenakan posisinya ini tidak akan ada ikatan yang cukup kuat yang akan mengikatnya dengan organ sekitarnya. Pada keadaan ini kita tidak akan bisa menempatkan usus yang ada di belakangnya, pembuluh aorta, pembuluh vena, pembuluh limfatik, arteri mesenteric dan simpul-simpul syaraf yang berkaitan dengannya dengan cara apapun.
Jika rahim berada di dalam perut maka pada saat masa kehamilan sudah semakin membesar ia akan menekan lambung, hati, limfa, pankreas, usus besar dan usus halus, ginjal dan saluran kencing, saluran empedu, kandung kemih, pembuluh aorta dan vena. Hal ini pada masa 9 bulan selama proses kehamilan dapat menjadi sebab hal-hal yang membahayakan keselamatan baik bagi ibu maupun janin.
Jika persalinan melalui perut, bagaimana proses kelahiran itu akan dimulai?
Jika rahim berada di tempat lain, bukan di posisinya sekarang ini, maka akan banyak hal yang bertentangan dengan fisiologi kelahiran. Hal ini disebabkan karena janin berada pada tiga posisi berbeda sepanjang proses perkembangannya. Saat janin berada pada awal masa pembentukkan posisi kepala berada di atas dan kaki di bawah. Pada bulan ke enam, bayi ada di posisi horizontal. Ketika waktu kelahiran semakin dekat, kaki dan pinggul berada di atas sementara kepala menjadi di bawah. Pada saat kepala semakin dekat dengan mulut rahim, maka tekanan mekanis akan semakin meningkat. Dengan adanya peningkatan tekanan ini, sinyal untuk melahirkan dikirim ke otak sehingga hormon yang relevan akan diproduksi sebagai respon untuk membantu proses bersalin. Hormon progesteron yang dapat menghalangi proses bersalin akan berkurang sementara pada saat yang sama hormon estrogen dan oksitosin yang akan mempercepat proses kelahiran akan meningkat. Kortison-kortison yang berada di ginjal atas dikeluarkan. Produksi prostaglandin dari membran yang menyelubungi bayi juga meningkat. Dengan pengaruh dari hormon-hormon ini rahim akan berkontraksi untuk dapat mengeluarkan bayi yang berada dalam kandungan. Ketika bukaan pada mulut rahim membesar maka kontraksi akan semakin meningkat. Dengan bantuan mekanisnya maka sambungan tulang ekor (sacro-coccigeal) akan melebar hingga 2 cm dan dengan dukungan dari tulang pubis depan maka proses bersalin akan terjadi.
Jika mengikuti apa yang dikatakan oleh penganut evolusi yang mengasumsikan seandainya proses persalinan melalui perut; ketika kepala rahim berada pada posisi vertikal maka tekanan mekanis manakah yang dapat mengabarkan kelenjar hipofisa dengan otak dan kelenjar atas ginjal tanpa adanya bantuan dari gaya gravitasi.
Jika rahim ditempatkan di perut pada posisi tegak maka akan dibutuhkan jalan lahir baru untuk memungkinkan adanya proses bersalin dari posisi di antara dua kaki. Walaupun ada peringatan mekanis dan hormon-hormon yang akan memudahkan persalinan dihasilkan sekalipun tetap saja akan ke arah mana bayi tersebut bergerak? Bagaimana mungkin proses kelahiran bisa dilakukan di perut yang dikelilingi dinding yang begitu halus tanpa adanya dukungan mekanik manapun? Jika proses bersalin melalui perut hanya mengandalkan dukungan kemampuan kekuatan otot dan tulang saja maka proses bersalin akan berlangsung jauh lebih lama. Selain itu seiring dengan pertambahan berat badan bayi, untuk menghambat agar gaya gravitasi tidak menurun maka dibutuhkan sebuah tekanan positif yang tinggi. Padahal otot-otot perut akan semakin melemah seiring dengan semakin besarnya perut. Jika proses bersalin dilakukan melalui perut, untuk mencegah agar jaringan halus yang ada di perut tidak robek maka itu berarti sang ibu hamil harus melahirkan dalam posisi tengkurap.
Saat persalinan dilakukan melalui perut maka flora (mikroorganisme bermanfaat) seperti apakah yang harus ditempatkan di perut agar tidak terjadi beberapa komplikasi yang tidak diinginkan? Apakah organ genital wanita harus pula kita pindahkan ke perutnya? Agar komplikasi dari proses bersalin dapat diminimalkan maka perkembangan kepala dan janin saat berkembang haruslah berada pada posisi horizontal seperti sedang berenang di air. Pengaruh dari gaya gravitasi dapat menjadi beban dengan bentuk yang berbeda-beda bagi kepala bayi saat ibu berada dalam posisi berdiri, duduk, dan tidur telentang. Dalam keadaan ini, kekuatan apa yang bisa dipakai untuk memulai proses bersalin dan kepala janin harus mengarah ke bagian terbuka manakah dari dinding perut? Tiga posisi dilakukan janin pada saat masa perkembangannya di rahim (tegak, horizontal dan kepala di bawah), sehingga adalah tidak mungkin jika rahim harus diletakkan di perut. Dikarenakan pengaruh gaya gravitasi maka janin akan menggantung ke bawah seperti sehelai daun yang menjuntai di pohon.
Apakah kita bisa menggantikan kemudahan-kemudahan fisiologi dari persalinan normal?
Persalinan melalui perut atau yang disebut operasi caesar hanya akan dilakukan jika berada dalam keadaan terpaksa (hal ini tergantung pada beberapa kondisi anomali dari rahim dan organ saluran lahir). Walaupun terkadang bagi sebagian wanita pada masa sekarang operasi caesar dianggap sebagai proses melahirkan yang tidak merepotkan, namun berdasarkan tiga penelitian besar yang telah dilakukan terlihat bahwa tanda-tanda alergi asma pada bayi yang dilahirkan dengan cara caesar ditunjukkan enam kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir secara normal.
Berdasarkan penelitian tersebut diperkirakan bahwa selama persalinan normal, bayi menerima beberapa mikroorganisme bermanfaat yang terdapat pada organ genital sang ibu dan diperkuat dengan tersusunnya sistem imun. Di kemudian hari sistem kekebalan ini akan memberikan perlindungan terhadap asma.
Bagaimana kita akan menempatkan ikatan-ikatan untuk menguatkan rahim?
Ketika bayi selama sembilan bulan penuh cinta berkembang di rahim seorang ibu, maka rahim juga membesar secara bertahap. Pada masa itu dibutuhkan ikatan-ikatan yang kuat untuk menopang rahim agar ibu bisa tetap beraktifitas sehari-hari tanpa membahayakan dan tidak menimbulkan goncangan pada bayi. Untuk mencegah hal ini, Allah Rabb kita yang ilmu dan pengetahuannya tak terbatas, telah mengikat rahim dengan 14 ikatan khusus yang amat kuat meliputi tulang-tulang bagian panggul seperti tulang ekor, ilium, ischium, pubis, dan sacrum di dua sisinya. Jika rahim berada di perut dan berada di antara lambung dan usus maka bagaimana mungkin akan ada ikatan yang kuat seperti ini dan jika pun ada akan diikatkan pada organ apa? Daripada mencari kekurangan dari organ rahim yang telah ditempatkan dan diciptakan laksana sebuah tempat tidur bayi yang sempurna, maka bukankah lebih baik jika kita justru bertafakur pada kebesaran nama Rahman dan Hakîm dari Yang Maha Kuasa yang Rahmat-Nya tak bertepi itu?
Penulis : Dr. Arslan Mayda
Discussion about this post